Chapter 25

28 2 0
                                    


"Astaga!" teriak Audy spontan lalu melempar ponselnya ke atas kasur.

"Apaan sih?  Kenapa sih?" tanya Risa terkejut dan mengambil ponsel Audy yang menampilkan postingan instagram milik seseorang.

"Kenapa coy?" tanya Alena dan Chesa yang mengintip dari kamar mandi.

"Pake baju dulu Astaga!" pekik Risa menutup Matanya.

"Wait lima menit!." teriak Alena dari kamar mandi.

Brak!!

Alena membanting pintu kamar mandi.

"Santay mbanya." celetuk Risa.

Audy pov

Semua ini membuatku sangat frustrasi. Kenapa di saat saat seperti ini harus ada masa lalu gue yang muncul.  Batin Audy

Saat ini Risa masih menatapku lekat dan penuh tanda tanya.
Sementara menunggu Alena dan Chesa selesai mengganti pakaiannya, aku mulai mencari kata kata untuk menjelaskan semua ini.

Aku masih melamun dan tanpa sadar ketiga temanku sudah duduk dengan anteng di depanku.

"Coba deh lo cerita, kita dengerin kok. Tentang kejelekan lo sekalipun kita dengerin." ucapan Alena memantapkan ku untuk menjelaskan semuanya dan aku mulai menganggukkan kepalaku sambil meremas bantal yang berada di pangkuan ku.

Mereka bertiga segera memasang kuping nya agar lebih jelas mendengar suaraku.

Flashback on

"Mah,  aku pamit sekolah dulu ya." ucap seseorang gadis cantik dengan rambut di kuncir kuda.

Gadis itu berlari kegirangan menuju mobil yang di kendarai oleh sang ayah.

"Pagi yah!!" seru Audy sambil memasuki mobil.

"Too sayang." balas Andre kepada anak bungsunya.

Audy, gadis itu melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah dan melambaikan kedua tangannya kepada sang Ayah.

Sebelum melangkahkan kakinya Audy menarik nafas perlahan, agar kuat menghadapi geng yang di bentuk oleh Sandara dkk.

Kebahagiaan yang dirasakan Audy seketika berubah sesampainya di sekolah. Suasana nya sangat menakutkan hanya ada cibiran tentang dirinya. Siapa lagi kalau bukan Sandra penyebabnya.

Audy berjalan menuju belakang kelas, ya hanya itu satu satunya jalan agar terhindar dari suasana mencekam.  Namun langkahnya terhenti.

"Eh pho!!" panggil seseorang.

Suara hentakan sepatu yang menggema membuatnya semakin takut. Perlahan seorang gadis dengan pakaian ketat dengan rambut teruai yang membuat laki laki tergoda olehnya. Gadis itu mencoba mendekati Audy, dan Audy perlahan mundur.

Bugh!!

Tidak ada ruang untuk bergerak bagi Audy, kini badannya sudah rapat dengan dinding. Kemudian gadis itu mulai mendekatkan wajahnya, hingga membuat Audy semakin ketakutan.

"Lo tau Dimas siapa?" tanya gadis itu memasang sorot mata tajam seperti ingin menerkam.

Audy hanya bungkam seribu bahasa.

"Kenapa diam?!  Udah merasa paling bener?! Bisa deketin cowok gue,  udah bisa ngerusak hubungan orang?!  Hah?!" Tambah gadis itu.

"Gue gak ngerusak hubungan lo sama Dimas kok ndra." jelas Audy.

"Terus menurut loh si Dimas gitu yang ganjen sama lo?!  Idih sok cantik banget lo." pekik Sandra.

"Enggak, jadi gue sama dimas itu cuma temenan kok gak lebih." jelas Audy gemetar.

"Alah nda usah banyak bacot deh lo" Sandra dan teman temannya menyiram Audy dan melemparnya dengan tepung.

"kalo lo ngerasa gue merusak hubungan lo sama Dimas, gue minta maaf. Dan gue bakal jauhin Dimas sekarang juga, jadi penyebab lo gak suka sama gue cuman karna Dimas." jelas Audy.

"Bagus kalo nyadar, posisi lo itu dimana. Tapi gue gak bakal berhenti buat nyakitin lo, haha." sandra tertawa sumbang sambil menendang ember.

Flashback off

Author pov

"Karna itu gue memutuskan buat pindah sekolah." tambah Audy.

"Terus lo cerita sama ortu lo?" tanya Chesa.

"Nah bodohnya, gue gak cerita dan gak tau dia inget gua atau engga." jelas Audy.

"Sudah, ga usah di pirikin, mending lo persiapin buat final ntar." ujar Risa.

"tapi.." audy ragu

"udah gausah di pikirin." alena memotong ucapan audy

"Thanks ya ris, kalo bukan karna lo dan kalian semua gua mungkin udah nyerah."

Sontak Risa, Chesa, dan Alena langsung memeluk Audy.

"Ehh, sudah sudah pelukan nya mau sampai kapan begitu terus." Terdengar suara Ana di ambang pintu yang sedari tadi memperhatikan 4 gadis cantik itu berpelukan.

"Ehhe iyani tante cacing cacing di perut udah memberontak kekeringan." celetuk risa sambil memegangi perutnya.

"Nah ayo turun cepat tante udah masakin makanan ter enak. Ayo ayo cepet keburu dingin." ajak Ana menarik tangan anaknya yang masih duduk tidak bergeming.

"Iya sebentar ya mamahku sayang." ujar Audy mencium pipi Ana.

"Yaudah mamah kebawa duluan ya." ucap Ana berjalan menuju tangga.

"Kalian duluan aja ya gue mau bersihin badan." ucap Audy mengambil handuk yang ada di lemari.

"Gausah kali, mandi hanya untuk orang yang bau." balas Risa.

"Anjir lo ya! Gua mah risih bat kalo ga mandi serius." ucap Audy.

"Emang kaya elo taunya tidur makan tidur makan." celetuk Chesa.

"Kita mah bersih ye gak?" timpal alena

"Gue juga kali yee paansih kalian gue laper nih ntar habis makan gue mandi lagian gue juga nggak bau kok_-" Gerutu Risa kesal.

"Iyaudah terserah Risa." ucap Chesa pasrah dengan bacotan Risa.

"Buruan hanjer sampe kapan disini gua laper!!" ujar Risa menarik tangan Chesa dan Alena.

Krekk.

Suara pintu tertutup.

Semuanya sudah berkumpul di meja makan dan sedang memakan makanan buatan Ana yang paling di sukai teman teman Audy.






Oke gays author kambek😗 setelah berbulan bulan hiatus

Jangan lupa vomment yaa❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm A Bad Girl ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang