____🌻____Dengan keaadan pusing Taeyeon terbangun dari tidurnya, Dia tidak mengingat dengan persis kronologi kejadian terakhir yang membuatnya harus terbaring lemah diranjang Rumah sakit ini.
Ingatan Terakhirnya adalah ketika Tiffany yang memanggil namanya dengan kuat, Menyuruhnya agar tetap sadar. Setelah semuanya itu terasa kabur. Dia tidak mengingat apapun.
Diliriknya segelas air putih yang berada dinakas meja disamping ranjangnya. Berusaha sekuat yang dia bisa untuk mengambil gelas itu, Meskipun terasa sulit tapi dia harus berusaha.
Tenggorokannya terasa sangat kering seperti sudah tidak minum selama berbulan-bulan. Taeyeon mengeluh Karna tidak bisa mencapainya dan memutuskan untuk kembali berbaring dengan kesal"Taeyeon-Ah kau sudah sadar. Seobang Taeyeon sudah sadar "Jessica berteriak dengan kuat, MembuatTaeyeon mau tak mau menutup kupingnya dengan cepat.
"Ssica-ah jangan berteriak. Apa Kau lupa suaramu seperti apa" Kesal Taeyeon sembari meloto marah kearah sahabatnya itu
"Akh ... Aku hanya senang akhirnya kau sudah sadar Taeyeon-ah"Jessica memeluk Taeyeon dengan cepat dan menghadiahkannya dengan bertubi-tubi ciuman
"Yak! Kwon Yuri cepat hentikan istrimu ini" Kata Taeyeon berusaha melepaskan dirinya dari serangan ciuman Jessica begitu dilihatnya yuri memasuki ruangannya
"Maaf Taeng, Jika aku bisa pasti akan kulakukan. Aku lebih memilih dia menciummu daripada aku harus melihatnya menangis meskipun aku sedikit cemburu " Kikik Yuri yang tak tahan melihat wajah mengernyit Taeyeon karna perlakuan istrinya
"Eish ... Yak Ssica-ya berhenti" Jessica mengerucutkan bibirnya kesal, Matanya berkaca-kaca. Dia langsung beralih memeluk Yuri. Menangis dipelukan suaminya
"Taeyeon-Ah ... Aku sudah bilang padamu, Bahwa wanita hamil itu sangat sensitive. Apa kau tak mengingat perkataanku? " Kata Yuri mengusap punggung Jessica agar istrinya itu berhenti menangis
"Aku tidak tau jika akan semengerikan ini Yul. Aku minta maaf" Ucap Taeyeon bergidik ngeri.
Mereka berdua menolehkan kepalanya kearah pintu, Ketika melihat Tiffany baru saja memasuki ruangan tersebut. Yuri yang melihat keadaan canggung ini memberikan kesempatan pada keduanya untuk mengobrol, Kemudian Dia mengajak Jessica yang sudah sedikit tenang untuk meninggalkan ruangan itu
"Kau sudah sadar" Taeyeon menatap dalam kemanik mata Cokelat pekat milik Tiffany. Tanpa sadar dia merentangkan tangannya, Tiffany langsung berlari memeluknya dan menumpahkan kesedihannya disana
"Kenapa kau jadi cengeng begini Hwang Miyoung." Ledek Taeyeon sambil membelai rambut Tiffany. Lalu Menyuruhnya agar menaiki ranjang tempatnya berada
"Aku mengkhawatirkanmu Tae, Aku tidak mau kehilanganmu lagi" Isaknya
"Berhentilah menangis, Kau terlihat jelek sekarang" Tiffany memukul lengan Taeyeon dengan pelan "Kau tidak apa-apa khan?" Tiffany menggelengkan kepalanya dalam dekapan Taeyeon, Menyurukan wajahnya lebih dalam kearah lekukan leher gadis itu
"Berjanjilah padaku untuk tidak terluka, Aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Dan Aku merindukanmu Tae."
"Aku akan berusaha menepati janjiku dan Aku juga merindukanmu Ppany-Ah"
Entah siapa yang memulai keduanya sudah mendekatkan wajah mereka masing-masing. Membiarkan kedua bibir itu bertemu untuk pertama kalinya. Melampiaskan kerinduan yang begitu menggebu. Taeyeon melepaskan ciuman mereka membuat Tiffany merasa kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
RomantizmJika tidak menyukainya tidak perlu dibaca. Kamu bisa menekan Tombol Back untuk kembali