.
-Being There 5-
.
Duduk merenung dengan tatapan Kosong-Itulah aktifitas Seorang Cho Minho beberapa minggu ini. Senyum, Canda, Tawa, seolah lenyap bagai tertelan bumi. Tak ada lagi gurauan lucu darinya seperti Taeri lihat dahulu.
Dengan Menggigit bibir bawahnya, Taeri melangkah perlahan menghampiri Minho diteras belakang Rumah. Ibu empat anak itu menatap miris anak bungsunya, Minho duduk ditepi teras rumah dengan memeluk kedua kakinya lemah. Dari sini Taeri melihat sisi lain dari Anak bungsu-nya tersebut. Taeri mempercayai jika Minho disini bukanlah Minho yang dikenalnya, melainkan hanya sosok lain yang merasuki tubuh sang anak.
Nafas lelah lalu Taeri hembuskan ketika langkah kaki kecil-nya berhasil menapak tepat disebelah Minho duduk saat ini. Taeri berjongkok lalu beringsut duduk disampingnya. Refleks ia Menatap wajah Sang Bungsu hingga kemudian bibir ranumnya menukik senyum manis."Anak ibu sepertinya butuh teman berbicara saat ini eoh?"
"....."
Senyum Taeri berubah sendu ketika tidak ada jawaban dari Minho."Tidak mau berbagi dengan ibu?"
Minho membuang nafasnya kasar lalu mendongak, memperlihatkan kedua manik kelamnya yang sudah berkaca- kaca."Tidak ada yang harus ku ceritakan, walau aku menceritakannya ibu tidak akan mengerti!"
Deg
Taeri mengepalkan kedua tangannya. Lidahnya kelu menelan saliva pun sulit rasanya. Ya dia tidak akan mengerti apa yang dirasakan Minho. Dia tidak mengalami dan merasakannya. Namun hati seorang ibu lain adanya. Seorang ibu akan bahagia jika melihat anaknya bahagia begitupun sebaliknya, Seorang ibu akan merasakan sakit jika anaknya sakit.
.
"Hyung sudah berjanji padaku jangan menangis walau apa pun yang terjadi padaku".
Heechul meremat Botol minumnya kasar, membuat botol air mineral itu tak terbentuk wujud aslinya. Kata- kata Kyuhyun seakan mengancamnya hingga membuat lidahnya kelu, sulit untuknya tidak mengingkari, bagaimana tidak jika vonis Dokter itu membuatnya seakan membeku ditempat! Heechul tidak bisa berkutik.
Kalimat itu, kata- kata itu dan Ucapan Dokter Itu bagai seperti sebuah petir yang menyambar disiang bolong. Heechul tak pernah membayangkan jika dia akan menghadapi hal seperti ini layaknya sebuah cerita Novel yang telah dibacanya.
Hah
Kesal, Heechul melempar Botolnya Kasar! Meraup wajahnya dengan kedua tangan lalu mengusapnya frustasi.
"A.L.S"
"Amyotrophic lateral sclerosis"
"Kondisi dimana sistem saraf, fungsi otak dan sum- sum tulang mati secara perlahan-"
Heechul menggigit bibir bawahnya yang bergetar hebat. Sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak terjatuh.
"Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Kita hanya bisa melakukan terapi untuk memperlambat penyakit ALS"
Tes!
Pertahanan Heechul hancur. Air matanya sudah tidak terbendung lagi. Liquid yang sudah ditahannya sekuat hati kini mulai terjatuh membasahi kedua pipi mulusnya. Heechul menutup mulutnya dengan sebelah tangan menahan suara isakan yang mungkin saja keluar tanpa aba- aba.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEING THERE
FanfictionIbu- Aku sungguh bersyukur karena terlahir dalam keluarga ini. Berada disini membuat hari- hariku berwarna. Jangan pernah menyesal karena telah melahirkan-ku Terima Kasih Ibu.