.-Being There 8-
.
Kyuhyun memperhatikan tangga rumahnya yang tidak seberapa tinggi itu. Bibir tebal Kyuhyun menukik membentuk senyum lebih tepatnya sebuah senyum miris. Kedua matanya berubah sayu ketika melihat beberapa anak tangga tersebut. Setiap hari Kyuhyun selalu berpikir Entah sampai kapan dirinya bisa menuruni dan menaiki anak- anak tangga. Kyuhyun menghela panjang, Mungkin saja jawabannya hanya tinggal menghitung hari saja.
Sepasang kaki yang tiba- tiba bergetar Kyuhyun paksakan untuk melangkah menuruni satu persatu anak tangga dengan tertatih. Sebelah tangannya memegang railing besi pinggir tangga dengan kuat. Dari sini Kyuhyun mengerti kenapa harus ada sebuah pegangan disepanjang tangga, itu sangat berguna dan membantu. Jika dahulu Kyuhyun tidak membutuhkannya karena ia bisa menaiki tangga dengan bebas- namun berbeda sengan saat ini, Kyuhyun sangat bergantung pada Railing besi tersebut, jika tidak ada, mungkin dia akan terjatuh karena tidak adanya pegangan.
Hah-hah-hah
Baru setengah menuruni anak tangga nafas Kyuhyun sudah memburu. Kakinya semakin bergetar membuat Kyuhyun menyerah dan berakhir duduk terkulai disana. Peluhnya mengalir deras membasahi Pucuk rambut hingga poni-nya yang sedikit panjang.
Sejenak Manik kelam Kyuhyun terpejam menikmati sensasi rasa sakit diarea kedua kakinya. Jika sebelumnya Penyakit ALS Kyuhyun menyerang pada tangan, Kini ALS-nya sudah merambat hingga kaki. Penyakitnya berkembang dengan cepat. Semua berjalan Tak seperti ekspetasi nya Kyuhyun pikir penyakit terkutuk itu akan menjalar perlahan namun nyatanya Tidak.
Lelaki yang lahir di seoul Korea selatan itu mengusap kasar wajah piasnya, ingin Kyuhyun menangis meraung karena rasa sakitnya sudah sulit untuk ditoleransi.
"Kyuhyunnie Gwaenchana?"
Kyuhyun membuka mata ketika suara berat memanggil namanya. Lelaki yang terkenal akan kecerdasannya itu kemudian mendongak menatap pria tampan yang sudah berada dihadapannya dengan semburat senyum."Hae Hyung-"Cicitnya lalu menunduk menyembunyikan wajah, Kyuhyun tidak ingin jika Donghae melihat raut wajahnya yang kacau.
Tes
Satu Isakan berhasil Donghae loloskan. Donghae menangkup mulutnya berusaha menghalau isakan tersebut kemudian beringsut dan mengalungkan tangannya pada tubuh Kyuhyun dari samping."Kau kenapa?" Donghae bertanya halus disertai air yang menetes dari sudut matanya.
Shit
Kyuhyun mengumpat dalam hati. Inilah yang dirinya benci, hal yang ditakutinya terjadi-mereka 'Anggota Keluarganya' menangisi-nya lagi. Karena penyakit ALS yang setiap hari menggerogoti-nya membuat sistem motorik Kyuhyun terus menurun.
Perlahan Kyuhyun mendongak menatap netra sayu Donghae."Aku baik- baik saja Hyung-Hyung menangis?" Kyuhyun melepaskan tangan Donghae. Ibu jarinya menyusut air mata sang kakak dikedua pipi-nya dengan lembut."Jangan menakuti-ku Kyuhyunnie"
"Hyung-"
"Dari jauh aku bahkan melihatmu kesusahan, kau menuruni anak tangga dengan tertatih!"
Kyuhyun menghela panjang. Ya tuhan Kyuhyun bahkan tidak menyadari jika Donghae memperhatikannya. "Hyung tatap mataku!"Donghae tidak menurutinya mata bulatnya malah melirik kesisi lain. Donghae terlalu malu karena selalu menjadi sosok cengeng dihadapan adiknya walaupun itu bukan hal baru lagi. Donghae dan Kyuhyun gap umur keduanya berbeda jauh, Jika Donghae berusia dua puluh empat tahun, maka Kyuhyun berusia Tujuh belas tahun. Tujuh tahun selisih usia mereka. Namun Donghae bersikap seperti anak kecil, hatinya sangat sensitif berbanding terbalik dengan Kyuhyun yang bisa bersikap dewasa dan tegar walau ujian terus mendera.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEING THERE
FanfictionIbu- Aku sungguh bersyukur karena terlahir dalam keluarga ini. Berada disini membuat hari- hariku berwarna. Jangan pernah menyesal karena telah melahirkan-ku Terima Kasih Ibu.