Dasar!

2.2K 102 4
                                    

Seminggu setelah Adinda teman Adisa pergi ke Singapura. Disa sekarang menjadi teman baik Linda dan kak Fapyan.

"Diss, kita kantin yuk!" terdengar suara Linda yang memecahkan kefokusan mata disa yang sedang membaca novelnya.

"Emm,nggak ah nanti aja."

"Yakin?"

"Lu gak denger tadi gua bilang ya?" ucap disa sinis.

"Okeh diss. Gua duluan deh ya." ucap Linda dan pergi dari tempat.

Tak lama setelah Linda pergi tiba-tiba datang lagi seseorang, yang membuat Disa sangat marah.

"Diss." terdengar ucapan seorang pria yang sangat kasar.

"Lu?" ucap Disa menaikkan kepalanya, dan melihat wajah seorang pria di depannya.

"Soal Dinda! Gua udah punya pacar." ucapnya lagi.

"Duh ben. Gue gak mau lagi ngungkit itu dah yaa plis." ucap disa kepada Beny dengan tertawa sinisnya.

"Gua udah 2 tahun punya pacar, dan Dinda juga tau soal itu. Jadi lu jangan salahin gua." ucapnya sambil membentak dan memukul keras meja Disa.

"Eh lu biasa aja dong!" bentak Disa yang tak terima.

"Hmm, gua udah biasa." ucapnya dengan tertawa jahatnya.

"Eh lu cowo ko gak sopan banget si?"

"Heh,lu yang gak sopan. Udah mah dikel, nuduh tanpa bukti lagi." ucapnya sambil menunjuk-nunjuk.

"Gini nih kalo kakel, udah deh. Lu tuh udah tua, kalo marah-marah tambah tua tau. Lagian ada juga cewe yang mau dan nyaman sampe 2 tahun sama lu, hilang ingatan kali tuh cewe lu." ucap Disa sambil melipatkan kedua tangannya dan tertawa geli.

Plakk...

"Eh jaga tuh mulut." ucap Beny setelah menampar Disa.

Di sana disa sangat-sangatlah marah, moodnya super-duper ancur. Dan tamparan Beny yang keras membuat pipi Disa sangatlah merah. Dan itu membuat Disa naik darah.

"Eh, lu bisa gak sih hargain cewe?" ucap Disa sambil mendorong-dorong beben

"Lu tuh, dikel yang gak punya kesopanan." ucapnya membalas mendoro. Beny memang tak mau kalah dengan siapapun bahkan seorang wanita, namun anehnya ada saja wanita yang nyaman di dekapnya, sungguh aneh.

"KALO LU MAU GUA SOPAN, LU JUGA HARUS SOPAN." sepontan teriakan Disa membuat orang-orang menghampiri arah suara yaitu kelas Disa. Dan membuat Beny terdiam sejenak.

"Ya, lu seha--" ucapannya terpotong

"Ada apa ini?" seketika Razaan tiba-tiba datang.

"Hmm, tanya aja sama temen lu hang super belagu ini." ucap Disa sambil melirik tajam Beny.

"Kenapa ben?" tanya Raza, dan tak ada jawaban satu kata lun dari beben, beben hanya melihat Disa dengan sangat tajam setengah bersalah.

"Dia nampar gua." ucap Disa memecahkan setengah keheningan tadi, dan Disa pergi ke luar ruangan. Kemana? Entah, disa selalu pergi tak tentu saat mempunyai masalah.

Razaan_

"Bennnn." ucap Raza datar dan menatap Beny tajam.

"Oke gua salah sorry, seharusnya gua gak kayak gitu maaf zaa maaf." ucap Beny sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dan duduk di kursi kosong sampingnya tadi.

Lalu Razaan pun pergi keluar kelas untuk mencari Disa. Kantin,kantor,taman,area luar sekolah,dan banyak halaman-halaman lainnya yang di datangi Razaan namun Disa tidak ada.

"Disa?" gumam Razaan,saat melihat Disa masuk menuju perpus. Lalu Razaan langsung pergi membuntutinya dan masuk ke perpus. Saat keliling-keliling bagian dalam perpus, Razaan mendapati Disa di salah satu bagian lorong perpus dimana di semua bagian lorong penuh akan buku-buku. Saat Razaan akan menepuk pundaknya, tiba-tiba Disa oun berbalik badan.

"Ahhhh!" teriaknya, karena Disa kaget saat tangan Razaan ada di bagian tertentu yang memang tidak bolah untuk di pegang terkecuali sudah menikah.

"Eh maaf maaf, bukan ma--" ucap Razaan sambil langsung melepaskan pegangannya dan mengangkat kedua tangannya layaknya tersangka yang di kepung polisi.

"Lu itu sama aja kayak temen lu gak sopan sama cewe."

"Ya bukan maksud gua kayak gitu dis. Gua gak ada niatan buat pegang bagian lu sorry."

"Alah udah lah, semua cowo sama. Otak mesum lu." Ucap Disa mendorong Razaan bagian samping, agar Disa bisa keluar dari lorong perpus itu.

"Disa." ucap Razaan sambil memegang tangannya dan memberhentikan langkah Disa.

"Gua BENCI sama lu." ucap Disa setelah membalikan badan ke arah wajah Razaan. Dan melepaskan genggaman tangan Razaan. Lalu pergi dari tempat.

"Ya ampun, padahal gua mau selesein masalah sobat gua. Malah gua juga daper masalah. Apess apess." gumam Razaan dengan menggosok-gosok mukanya. Dan keluar dari lorong itu.
























Wahhhh parahhhhhh!
Emang dasar ya cowo,kalo gak ngasih kekerasan ya kecabulan
Wokwokkk
Kapan gitu ya para cewe jadi orang teristimewa di hati kalian, apalagi kalo bagi aku itu kamu. Kamu? Iya kamu ♡♡♡
Jangan lupa Vommen
Tunggu kelanjutannya yaaa, Razaan Otak Mesum

Ketos vs Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang