1. Start

7.6K 371 2
                                    

Hari-hari Shani dan Gracia berjalan seperti biasa, yang membedakan adalah telah adanya si dia yang benar-benar diingini dan kini telah saling memiliki.

Gracia bangun dari tidurnya, ia hendak menggeliat lalu tertahan karena sadar ada seseorang di sampingnya masih memejamkan mata. Ya, dia Shani yang masih tertidur sambil memeluk perut dan kepalanya seperti mengumpat di leher bagian belakang Gracia.

Gracia tersenyum, lalu perlahan menyingkirkan tangan Shani sebisa mungkin agar tidak membangunkannya.
Shani menggeliat sedikit dan setelahnya tertidur lagi.

Gracia menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi, ‘kenapa ga mandi aja? ga ah, dingin’ batinnya sendiri.

Setelah selesai, ia kembali ke tempat tidur. Ia duduk menyamping di atas kasur menghadap Shani, lalu mengelus pipi kekasihnya dengan lembut,
“sayang ... bangun” bisik Gracia membuat Shani bergidik geli.
“bangun ih, kamu ada kuliah pagi” kali ini ia sambil menarik-narik pelan pipi Shani.

‘”hmm ... emang sekarang jam berapa?” tanya Shani dengan suara serak.

Gracia melihat jam dinding, “udah jam setengah tujuh lewat. Ayo bangun!” Gracia mulai menghujani Shani dengan ciuman di wajahnya.

“aku masuk jam sembilan, sayaaang” Shani malah memeluknya manja, menempatkan kepalanya dipaha Gracia.

“kan belum mandinya, belum sarapannya, belum ...” belum selesai, Shani sudah memotong ceramah Gracia.

Ia menegakkan badannya, duduk dihadapan Gracia, menyipitkan matanya, dan perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Gracia.

“aku tutup nih mulutnya” ancam Shani membuat Gracia menahan wajah Shani.

“ga mau! Kamu belum mandi!” dengan telapak tangannya, Gracia menggoyang-goyang wajah Shani.

“dih, kaya kamu udah mandi aja” Shani berbicara dengan mata yang masih terpejam.

“aku udah sikat gigi, cuci muka juga udah. Tuh ngaca, muka kamu kusut banget mirip kulit diperut nenek-nenek” ledek Gracia terkekeh membuat Shani tersenyum kecut.

“eh, ngga-ngga! Bangun, mandi, dan aku buatin sarapan” Gracia langsung menarik leher Shani ketika kekasihnya itu hendak membaringkan tubuhnya lagi dan menarik selimut. “tuh nyuruh kamu bangun aja hampir setengah jam!”

“iya, iya. Aku bangun nih” Shani beringsut menuju kamar mandi dengan wajah jengkel yang dibuat-buat.
Gracia hanya menggelengkan kepalanya, ‘gemesin banget sih!’ batinnya sambil terkekeh. Lalu ia menuju dapur.

***

Hari minggu asrama memang sepi ‘hampir semua penghuninya weekend, hang out bersama teman maupun keluarganya.' batinnya,  membuat Gracia saat ini leluasa memakai dapur umum tanpa mengantri.

Gracia sedang memasak nasi goreng. Ia sibuk mengaduk-aduk nasi, bumbu, serta bahan pelengkap lain untuk nasi gorengnya.

Gracia berjengit karena Shani memeluknya dari belakang dan menciumi lehernya. “kaget tau!”

“AW!!!” Shani meringis karena Gracia menyikut perutnya. “sukurin!” gumam Gracia masih bisa terdengar oleh Shani.

“hmm ... wangi” puji Shani masih memeluk dan menyandarkan dagunya dibahu Gracia.

“belum mandi aja udah dipuji-puji gini, apalagi kalo udah mandi” Gracia membanggakan dirinya.

“dih, bukan kamu, nasi gorengnya kok yang wangi” Shani terkekeh membuat Gracia membalik badannya dan memelototi lalu memukuli lengan Shani, mendorongnya menjauh.

“sana jauh-jauh! Dan jangan minta sarapan!” ancam Gracia membuat tawa Shani semakin kencang. Ia berlari kecil menuju kamarnya, duduk disofa dan menyalakan T V.

Gracia kembali ke kamar, ikut duduk disamping Shani sambil membawa sepiring nasi goreng, ia makan dengan khusyuk sambil menatap layar TV yang menampilkan acara musik pagi.

Shani memandanginya lekat dari samping membuatnya menoleh.

“kenapa?!” ketus Gracia.

“aaa” Shani membuka mulut berharap Gracia menyuapinya juga.

“ini punyaku. Ambil sendiri sana kalau mau” acuh Gracia kembali menatap layar TV membuat Shani menekuk wajahnya dan berjalan keluar dengan meghentakkan kakinya kesal. Gracia terkekeh.

“mana? Kok habis?” teriak Shani diambang pintu setelah melihat wajan yang kosong di dapur tadi. Gracia kembali terkekeh.

“itu, udah aku masukin ke kotak makan buat bekel kamu di kampus nanti”, Shani menghampirinya lagi dengan wajah cemberut.

“trus aku ga sarapan? Yaudah aku makan bekelnya sekarang ya” rengek Shani membuat Gracia sangat gemas. Gracia menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.

“uuu tayang-tayang, cini, cini mamam, biar mama yang cuapin” ledek Gracia membuat Shani geli sendiri melihat tingkahnya.

“sini duduk” Gracia menarik tangan Shani agar duduk disampingnya lagi dan menyuapi Shani dengan sabar.

Bagaimana, Jika Aku Tanpamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang