2.

4.1K 316 16
                                    

“kita jadi pindah, ya” tutur Shani lebih ke mengajak. Gracia terdiam memikirkan sesuatu, Shani kini memerhatikannya.


“ga usah pusingin bayarnya gimana. Kan aku ada tabungan” Shani menarik Gracia ke dalam pelukannya seolah tau apa yang Gracia pikirkan.
“bulan depan kita pindah, oke?” lanjutnya.


“bulan depan tabungan kamu makin banyak nambahnya, tapi dengan sekejap langsung habis buat-“ keluh Gracia langsung ditutup mulutnya oleh Shani dengan membekapnya.

Gracia memukul-mukul tangan Shani yang sudah terkekeh.


“ga apa-apa, biar lebih nyaman aja” bujuk Shani sambil menaik-turunkan alisnya membuat Gracia tersenyum sebal.
“biar lebih enak juga kita nge...” Gracia langsung mencubit kencang perut Shani sebelum ia melanjutkan godaannya.


“dasar mesum! Rasain tuh!” Gracia mendengus sembari mengelus-elus perut Shani yang tadi ia cubit.

“aku serius tau! Sayang banget tabungan kamu” ia menundukkan kepalanya yang langsung ditangkup tangan Shani menghadapnya.


“kalau langsung habis, aku ngga mungkin ngajak kamu pindah. Tenang aja, sisanya masih banyak kok. Masa tinggalnya di apartemen, tapi istriku ngga dikasih makan apa-apa. Haha” canda Shani membuat Gracia luluh lalu memeluk Shani dengan manja.


“nanti kalau aku dapet kerja, aku ganti deh ya” rengek Gracia membuat Shani langsung melepas pelukannya dan menatap tajam pada Gracia yang kemudian terkesiap cemas.


“aku tersinggung!” tegas Shani membuat Gracia sedikit takut.

“aku tuh sua- eh!” Shani memang lebih suka menyebut dirinya sendiri sebagai suami Gracia, Gracia ingin terkekeh namun tertahan karena masih takut dengan ekspresi tegas Shani.

“Aku tuh pacar kamu, jangan sungkan kaya gitu lah. Aku kerja buat kamu... buat kita” pandangan Shani melembut, mengelus rambut Gracia yang berhasil dibuatnya tersenyum simpul.


Shani bekerja sebagai fotografer panggilan dan karyawan magang disebuah majalah yang lumayan terkenal, pun dengan bayaran yang lumayan pula untuk sekali panggilan bekerja.

Ia juga sedikit-sedikit membantu kakak tingkatnya yang juga bekerja disana untuk mengedit-edit artikel agar lebih enak dibaca oleh penikmat majalah tersebut.


“iya maaf... ” rengek Gracia sudah memeluk Shani lagi, sangat erat.


“jangan kaya gitu lagi!” tegas Shani. Gracia mengangguk.

“janji!” Gracia mengangguk lagi.

“heh, punya mulut ga, sih?!” Shani menarik dagu Gracia.


“iya, janji! Jangan galak-galak kaya gitu, aku takut” Gracia menunduk membuat Shani merasa bersalah.
Ia menarik dagu Gracia lagi. Menatapnya dalam dan lembut lalu tersenyum simpul.


Cup~


Shani mencium, menyesap, menggigit kecil bibir Gracia dengan penuh cinta yang sudah pasti terbalas oleh gadisnya.



Bagaimana, Jika Aku Tanpamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang