8.2

2.4K 230 11
                                    

Hahaha!!!

Gracia sudah tak bisa menahannya, ia tertawa lepas namun masih bisa ditahan agar tak menggelegar.

Shani memandangnya dengan diam seribu bahasa, dengan bibir yang sedikit dimanyunkan, dan dengan tatapan yang menyipit tajam.

Gracia meredakan tawanya, menegakkan duduknya, “badan kekar, muka datar, kelakuan sangar, eeeh bisa nangis juga ternyata.” ia sedikit menarik dan menggoyang hidung Shani.

Shani masih diam menatap Gracia.
“kenapa? kok bisa nangis gitu?” tanya Gracia sambil mengusap-usap pipi Shani.

“ga boleh? Aku juga manusia!” Jawabnya ketus.

“ih, bukan itu. Maksudnya, ya kenapa barusan nangis?” gracia mulai gemas.

Shani menunduk, lagi, “takut kamu ninggalin aku.”

“yaampun lucunya pacarkuuu.” Shani meringis karena Gracia mencubit sambil menarik pipinya.
“makanya lain kali kalau janji harus ditepatin!” lanjutnya dengan galak.

“iya, janji.” Gracia tersenyum melihat Shani masih merengut.

“sana cuci muka, kusut banget tuh kaya belum disetrika.” Gracia menarik Shani agar berdiri, lalu mendorongnya untuk sama-sama masuk ke dalam kamar.

Gracia menutup jendela balkon dan mengunci pintu depan.

Shani mencuci mukanya.

Shani masuk ke kamar dan menghampiri Gracia yang duduk di depan cermin, sedang melakukan rutinitas perawatan sederhana untuk wajahnya.

Gracia melihat sekilas Shani yang ada di belakang hendak memeluknya.
Ia mengambil beberapa lembar tissue dan membalik badan sambil menahan Shani agar tak memeluknya, lalu mulai mengelapi wajah Shani yang basah.

“ga mau!” Shani menolak saat Gracia akan mengoles cream wajah padanya.

“cuma pelembab aja deh, dikit kok. Biar kulitnya ga kering, biar sehat, biar ga cepet kerip-“

“yaudah cepetan!” shani memotong celoteh Gracia.

“buru-buru amat, emang mau kemana, sih?” Gracia fokus mengelus sambil mengolesi pelembab pada wajah Shani yang matanya terpejam.

Shani melingkarkan tangannya pada pinggang Gracia, “mau bobo.” Jawabnya pelan.

“ga mau makan dulu?” shani menggeleng.
“kamu udah ngantuk banget?” shani menggeleng lagi.
“belum ngantuk tapi udah mau bobo? biasanya juga kaya zombie.”

“iya. Mau boboan sambil dikelon.” kata Shani sambil nyengir kuda.

“sana sama guling!“ Gracia menepuk jidat Shani. Ia berjalan menutup pintu kamar.

“yaaang...” shani membuntuti Gracia, menarik ujung bawah baju belakang Gracia.

Gracia berbalik dan menuju tempat tidur.
Shani masih membuntuti.
Mereka berdiri dipinggir ranjang.

“aku udah ngijinin kamu masuk kerja besok!” gracia menatap Shani datar.
Shani kaget dan terdiam.

Gracia terkekeh melihat ekspresi cemas Shani, “jadi, kamu juga harus ijinin aku pergi besok.” Shani menghembuskan napas lega, ia pikir Gracia akan marah lagi.

“sama siapa?” Shani memeluk pinggang Gracia yang juga melingkarkan tangannya dileher Shani.

“ra-ha-si-a!” Gracia berbisik Shani, membuatnya merinding.

“sama siapa!” balas Shani tak kalah berbisik ditelinga gadisnya ditambah gigitan kecil.
Gracia menahan geli sambil mendorong wajah Shani dengan kedua telapaknya, Shani beringsut, “genk rempong kamu?”.

“iya. Besok aku ikut kamu berangkat kerja, ya.” Shani menaikkan alisnya, bingung.
“maksudnya nebeng, anter ke tempat mereka.” Jelasnya.

“SIAP BOS!” jawab Shani dengan lantang . “ayoook.” Gracia terkekeh karena Shani manja lagi.

Gracia hendak melepas pelukannya namun Shani menahannya, “katanya ayo?”

“udah ga sabar banget?” goda Shani.

“dih tadi siapa yang mau dikelon deh?” gracia memukul-mukul lengan Shani yang sedang tertawa.

Cup~

Mereka mulai berciuman.
Lama.

“model-model yang kamu foto pasti cantik-cantik, ya?” Gracia mengajak berbincang disela ciumannya.

“iya. Cuma ga tau kenapa ga ada yang auranya secantik kamu.” Shani masih sambil mencumbu Gracia.

“gombal!” Gracia menepuk pelan pipi Shani.
“jangan nakal ... kalo ga ada aku, kalo lagi jauh dari aku, kamu jangan nakal.” pinta Gracia dengan suara parau hampir hilang kesadarnnya karena melayang.

“aku nakal cuma sama kamu, kok.” Suara Shani mulai serak, ia sudah terbawa suasana.

Ia menidurkan Gracia di atas ranjang dan menindihnya. Dan ...

...

...

...

...

...

Malam begitu sunyi.

Hanya ada suara yang saling bersahutan dengan penuh gairah dan penuh cinta.

Udara dingin pun terasa hangat ... bagi mereka.
















Hmmm



Bagaimana, Jika Aku Tanpamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang