12- Ditolak

15 1 0
                                    

Aneska benar-benar tidak bisa berkutik didalam pelukan kak Reyhan. Dengan sekuat tenaga Aneska berusaha memberontak. Syukurlah, Usahanya berhasil membuat pelukan kak Reyhan melonggar. 

“ kak reyhan?”  aneska berusaha memberanikan diri menatap pria yang ada disebelahnya. Namun dilihatnya Kak Reyhan masih diam membisu. Tidak ada kata-kata yang ia ucapkan.

“ Aneska boleh nanya lagi ngga ?”

“ apa ?” jawab kak Reyhan singkat dengan tatapannya yang masih kosong dan lurus kedepan.

“ Aneska suka sama kak reyhan , Aneska pengin jadi pacarnya kak reyhan! “

Aneska Berusaha memastikan agar kak Reyhan benar-benar mendengarnya dengan jelas. Aneska mengulang pertanyaannya yang sama sekali belum kak Reyhan jawab.

Kak Reyhan masih tetap diam dengan tatapan dingin, kemudian memegang kedua pundak Aneska

“ Aneska, aku minta maaf banget, aku belum bisa nerima kamu. “

JLEB !

Begitu sakit hati ketika Aneska mendengar jawaban itu. Hatinya serasa disayat-sayat .

Aneska hanya bisa menyembunyikan kesedihannya, kemudian tersenyum palsu dihadapan kak Reyhan.

“ iya ngga apa-apa, sebenarnya Aneska udah tau kok jawaban dari kak reyhan. “ ucap Aneska dengan mata yang terlihat sendu

“ Aneska memang bodoh, kenapa Aneska harus menanyakan pertanyaan yang Aneska sendiri udah tau jawabannya!.”

Aneska bersusah payah menahan air matanya namun mungkin kak Reyhan masih mampu melihat genangan air di mata Aneska.mungkin juga  Sebenarnya reyhan tau, senyuman di bibir Aneska itu hanya untuk menutupi sakit hati karena sebuah penolakan.

Dengan posisi yang masih sama, Aneska merogoh saku nya mencari sesuatu. Dia mengeluarkan sebuah gelang berwarna biru.

“ ini gelang buat kak reyhan “

“ Aneska janji ! Aneska akan buat kak Reyhan suka sama Aneska !”

“ suatu saat , kalau kak reyhan udah suka sama Aneska, gelangnya bisa di pake. Tapi kalo kak reyhan benar-benar ngga bisa suka sama Aneska, tolong kak reyhan janji  kembalikan gelang ini ke Aneska“.

Kak Reyhan hanya bisa tersenyum, “ iya Aneska.”

Gelang itu dulu Aneska buat bersama sahabat kecilnya, eja- nama akrab reza sewaktu kecil. Mereka berdua berjanji untuk memberikan gelang tersebut kepada orang yang paling disayang saat dewasa nanti.

Tak terasa malam semakin larut. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk pulang. Didalam mobil mereka hanya terdiam.  Bingung untuk memulai percakapan dari mana. Masing masing berkutat didalam pikiran masing-masing.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai dihalaman rumah Aneska dengan selamat, namun tidak dengan perasaan Aneska . hatinya tercabik-cabik atas penolakan halus oleh kak Reyhan.

Aneska turun dari mobil, dan lagi-lagi kak Reyhan tidak mau mampir ke rumah Aneska, kali ini dengan alasan sudah malam. Kemudian Kak Reyhan menghidupkan kembali mobilnya dan pergi meninggalkan halaman rumah Aneska beserta penghuninya yang sedang patah hati.

Ketika mobil kak Reyhan sudah tak terlihat, Aneska mebalikkan badan dan menghadap rumahnya. Ia memuntahkan semua genangan air di matanya yang dari tadi ingin mengucur deras. Aneska berlari kencang masuk ke dalam rumah. Ketika sampai di ruang tamu, ia mendapati kakaknya masih setia didepan televisi.

“ kamu baru pulang nes?” Tanya leo
tanpa menjawab sepatah katapun , Aneska langsung memeluk Abangnya yang sedang duduk di sofa.

“ adek abang yang cantik kenapa? Kok nangis ?”

AneskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang