.17

68 7 0
                                    

AiRi Presents..

Sai Fanfiction

Disclaimer : All chara © Masashi Kishimoto, All alur © AiRi

Genre : All genre (maybe)

Warn : AU, OOC, typo (maybe), mainstreame, dll.


.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan watak tokoh, alur atau setting cerita, itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

.

Happy Reading..

.

.

.

"Jangan-jangan.. Nii-san bener lagi! Kamu ditembak seorang cewek atau apa?"

"Nii-san.. Bukan itu! Uh.. Aku itu mau fokus sekolah, bukan mau mengurusi hal-hal yang seperti itu.." jelas Sasuke agak salting, tapi dia serius (?).

"Hehe.. Iya, iya.. Nii-san cuman bercanda ko'.. Kamu imut deh kalau malu-malu seperti ini.." ucap Itachi yang masih betah menggoda Sasuke.

"Nii-san.."

"Apa? Ha ha ha.. Adik nii-san ini benar-benar imut.."

Malam itu diakhiri dengan canda dan tawa keduanya. Meskipun Itachi yang lebih banyak melakukan hal itu. Kalau Sasuke hanya seperlunya saja (?). Dan sejenak mereka melupakan tentang 'rahasia' itu.

.

.

.

"T-tuan.. Hentikan tuan.. Saya mohon, tolong hentikan tuan.. Nanti tuan bisa terluka.." pinta (?) Kabuto sambil 'sedikit' menahan tangan tuannya yang bergerak memukul-mukul kecil (?) dadanya sendiri.

"A-argh.. S-sakit paman.. Ini s-sakit.." erang (?) Sai sambil mengadu ke Kabuto.

"Tenang tuan.. T-tidak apa.. Semuanya akan baik-baik saja.." ucap Kabuto berusaha menenangkan tuannya. Masalah tentang keadaan tuannya itu, sebenarnya dia sudah memberikan penanganan ke tuannya seperti biasanya. Tapi, entah apa yang terjadi kali ini.. Keadaan tuannya itu masih sama seperti awal tadi.

"P-paman.. A-aku sudah lelah paman.. K-kapan semuanya akan berakhir? I-ini.. Benar-benar s-sakit.." ucap Sai sambil menahan rasa sakit itu. Sepertinya.. Kali ini dia benar-benar sudah menyerah (?). Huft. Sebenarnya bukan kali ini saja, sudah dari dulu dia ingin menyerah. Tapi selalu ada Kabuto didekatnya, orang kepercayaannya (?) itu. Jadi dia bisa bertahan sampai saat ini.

"T-tuan.. Jangan berbicara seperti itu.. Jangan biarkan.."

"T-tapi aku benar-benar sudah lelah paman.. A-aku.. Tidak ingin merasakan s-sakit ini lagi," ucap Sai memotong perkataan Kabuto. Air mata itu dari tadi sudah menetes membasahi pipi pucatnya itu.

"T-tuan.." mendengar ucapan tuannya itu, Kabuto kali ini sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"P-paman.. Apa sebaiknya a-aku pergi saja?"

Sai FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang