14

1.7K 239 30
                                    

Magic_R present

Love Yourself
Chp.14,  "Sebuah Pernyataanˮ

Park Jimin|Jeon Jeongkook
Kim Taehyung|Kim Seokjin
Min Yoongi|Kim Namjoon
Jeon Minju and Others

✴✴✴✴

GENGGAMAN tangan itu belum juga dilepas walaupun mereka sudah berada dalam kamar tempat Jimin dan Jongin beristirahat.

Jimin bersandar di pintu kamar, menatap Jeongkook yang berdiri tak jauh darinya dengan kedua mata yang tetap melekat padanya sejak pertama mereka sampai di sana. Ia masih ingat, beberapa saat lalu dirinya masih mengobrol dengan Mean dan tiba-tiba saja Jeongkook datang. Lelaki itu mengatakan tentang praktek dan menyeretnya pergi dari sana. Oke, lelaki itu jelas mengatakan tentang praktek, terus kenapa kita ada di kamarku sekarang? Jimin bertanya dalam hati.

"Kenapa—"

"Kenapa?" Jeongkook memotong pertanyaan Jimin dengan kata yang sama. Jimin semakin bingung dengan sikap lelaki di hadapannya. Namun, Jeongkook jelas mengerti apa yang ia rasakan. Lebih dari seminggu merasakan hal seperti ini, akhirnya ia merasa semuanya jelas. "Kenapa kakak pelukan sama cowok itu? Cowok itu siapa?"

Ini kedua kalinya Jeongkook memasang wajah masam dengan mata tajam seperti itu. Yang pertama adalah ketika ia menanyakan tentang Chaeyoung, lalu sekarang Mean. Kata-kata Chaeyoung tentang Jeongkook yang menyukainya membuat Jimin hampir tersenyum. Iya, hampir. Karena ia sendiri paham saat ini bukanlah saat yang tepat. Lagi pula, ada beberapa hal yang membuat Jimin tidak bisa benar-benar senang dengan situasi ini. "Namanya Mean, dia temanku waktu SMA, sama kayak Chaeyoung."

"Apa itu artinya dia juga mantannya kakak?" Jeongkook bertanya lagi. Kali ini ia melangkah lebih dekat, hampir benar-benar menghimpit Jimin di antara pintu dan dirinya. Ia benar-benar dalam situasi kesal, hampir tak terkendali. "Aku gak tahu kalau kakak itu termasuk playboy dan punya hubungan sama banyak orang pas SMA."

Kata-kata Jeongkook seolah menghina bagi Jimin yang mendengarnya. Nadanya terlalu kasar bagi Jimin. "Maksud kamu apaan, sih? Kenapa kamu kayak gini?" nada risih dan khawatir terdengar jelas dari ucapan Jimin. Kedua tangannya mendorong bahu lelaki di depannya untuk menjauh, tapi Jeongkook justru memegang kedua pergelangan tangannya. Tatapan yang diberikan oleh Jeongkook pun tak membantu sama sekali. Ia menundukkan kepala, tak berani menatap langsung pada mata Jeongkook yang melembut walaupun wajahnya masih terlihat gusar. "Jauhin badan kamu, Jeongkook. Aku harus praktek."

"Gak akan, sebelum kakak lihat aku." Jawaban Jeongkook berhasil membuat Jimin tanpa sadar menahan napasnya. Ia terdiam sebentar untuk mengontrol emosi yang dirasanya saat ini. Setelah merasa lebih tenang, ia kembali bernapas dan mendongak, memandang Jeongkook langsung tepat di wajahnya.

"Kook, aku harus praktek. Kamu sendiri yang tadi bilang aku harus praktek atau nilaiku nanti kecil, 'kan—"

"Aku mau kakak tetap di sini," Jeongkook kembali memotong perkataan Jimin. Tatapannya tak pernah lepas dari Jimin dan itulah yang membuat mereka saling menatap satu sama lain. Jimin pun Jeongkook kembali merasakan gejolak itu. Debaran juga desiran hangat di dada juga sesuatu yang menggelitik dalam perut. Pipi keduanya sempat memanas, tapi tentu Jeongkook jauh lebih baik dalam mengontrol emosinya. Ia sudah memikirkan ini dengan baik selama seminggu ini. Dan Jeongkook harus mengatakannya pada Jimin sebelum ia benar-benar gila. "maaf, kata-kataku tadi memang kurang bagus. Tapi, kenyataannya aku memang gak bisa ngontrol emosiku kalau itu tentang kakak. Aku gak bisa lihat kakak sama orang lain. Aku gak senang lihat kakak senyum karena orang lain. Aku juga gak bisa hilangin kakak dari pikiranku."

Love Yourself ⏩KookMin⏪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang