18

2.4K 255 48
                                    

Magic_R present

Love Yourself
Chp.18,  "Akhirˮ

Park Jimin|Jeon Jeongkook
Kim Taehyung|Kim Seokjin
Min Yoongi|Kim Namjoon
And Others...

⚛️⚛️⚛️⚛️

KEDUA mata itu melebar sempurna.

Tubuh dokter muda itu terjatuh begitu saja, disaksikan olehnya yang hanya bisa berteriak "Jeon Jeongkook!" sekuat mungkin. Tubuhnya terasa remuk, sama seperti hatinya yang mulai berdenyut sakit memikirkan keadaan Jeongkook. Jimin tak bisa melihatnya, cukup jauh dan terhalang pembatas tangga. Beberapa detik Jimin tak mendengar apapun dan itulah yang membuat perasaannya semakin tak karuan. Ketika matanya menangkap sosok pria yang sudah menjatuhkan tubuh Jeongkook, hatinya mulai berteriak takut. Ia tak bisa melakukan apapun. Kakinya terkilir dan punggungnya seperti remuk. Jadi, ia hanya menghela napas dan memejamkan mata.

"Nah, kalau begini kan kerjaanku bakal lebih cepat selesai." Pria itu semakin mendekati Jimin, namun suara derap kaki yang terdengar cepat dari beberapa orang membuatnya berhenti. "Shit, kenapa jadi begini?"

Ketika Jimin membuka mata, yang ia temukan adalah langit-langit ruang tindakan. Tak asing, karena ia sudah cukup sering mengunjungi tempat ini, tapi bukan sebagai pasien. Joonmyeon tersenyum padanya, "Sudah siuman. Gimana kamu? Ada yang sakit-sakit gitu, gak?"

Jimin menggerakkan sedikit tubuhnya dan rasa sakit menyerang punggungnya. Ringisan pelan ia keluarkan, "Sedikit. Gak separah waktu di tangga. Kakiku juga sudah kerasa lebih enakan."

"Syukurlah, kalau gitu." Joonmyeon duduk di samping ranjang yang ditempati Jimin. "Aku tadinya khawatir ada luka dalam yang parah di punggungmu. Untungnya cuman memar dan luka di bagian epidermis. Kakimu sudah bisa kayak biasa lagi besok malam. Ya, seenggaknya kamu gak separah Jeongkook. Aku cukup penasaran, kenapa ada beberapa polisi yang datang di sini dan tiba-tiba saja bawa kalian dengan keadaan kayak gini? Tadi juga mereka kayak nangkap seseorang gitu. Cowok tinggi besar."

Mendengar nama Jeongkook, rasa khawatir kembali memenuhi Jimin. "Keadaan Jeongkook gimana? Sekarang dia di mana?"

"Oh—" Joonmyeon sedikit terkejut dengan reaksi Jimin yang tampak ketakutan. Lebih dari itu, sekian banyak yang ia bicarakan tadi, yang Jimin tangkap hanyalah tentang Jeongkook. "—dia ada di ruang operasi sekarang. Dari yang kudengar, luka benturan di kepala dan beberapa bagian badannya cukup parah. Tulang kakinya ada yang patah karena posisi jatuh yang salah, jadi sekarang dia ada di ruang operasi buat tindakan cepat. Sudah dua jam dia ada di sana."

Jimin termenung. Ingatan membawanya kembali pada detik-detik terjatuhnya Jeongkook melewati pembatas anak tangga. Dari suara yang terdengar pun, jelas sekali bahwa tubuh lelaki itu berulang kali membentur sesuatu. Jimin lalu memejamkan mata dan berusaha bernapas dengan teratur. Ketika ia membuka mata kembali, kata-kata yang ia keluarkan bernada mantap. "Kak, aku mau ke ruang operasi Jeongkook."

Dan di sinilah ia sekarang. Duduk termenung di kursi tunggu sambil menyandarkan kening pada kedua tangan yang saling bertaut. Menunduk sambil berdoa adalah yang dilakukannya. Ia tak tahu lagi harus apa. Rasa bersalah, takut, terpukul, semuanya menjadi satu. Beberapa menit lalu, ia sempat bertemu dengan Namjoon dan Yoongi yang tampak sama khawatirnya. Namun, sikap tenang masih mereka tunjukkan di hadapan Jimin yang terpincang saat itu. Keduanya pamit untuk membeli makanan sebentar, itulah kenapa Jimin sendirian sekarang.

Aku yang diincar di sini. Kenapa harus Jeongkook yang begini? Kalau saja aku—kalau saja aku bisa hadapin orang itu sendirian. Kalau saja aku gak lemah—kalau saja... Jimin mulai menyalahkan dirinya sendiri. Air mata menggantung di kedua kelopak mata dan siap jatuh kapan saja. ... Ya Tuhan, besok pagi harusnya Jeongkook siap-siap ke bandara. Harusnya dia pergi ke London buat selesain mimpinya. Kenapa dia malah terjebak di ruang operasi karena aku? Jimin mulai menangis tanpa suara. Kedua bahunya gemetar dan ia merasa semakin bersalah di setiap detiknya. Kepalanya terus tertunduk dengan kedua tangan yang tadinya saling bertaut sudah pindah menjadi menutupi wajah. Ketika suara derap kaki yang Jimin rasa cukup tergesa terdengar, ia pun mendongak. Seorang pria berpakaian kasual tampak gemetar berdiri di dekatnya dan menghadap pintu operasi yang masih tertutup. Wajahnya kacau—bahkan lebih dari Jimin.

Love Yourself ⏩KookMin⏪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang