500 votes+300 comments. Bisa?
🏅🏅
Berhenti khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain. Dirimu adalah milikmu, masa depan tergantung pada pilihanmu.
🏅🏅🏅Sore itu, gedung olahraga yang baru kosong, tak ada yang menggunakan. Tidak tampak kegiatan atlet panahan, hari ini hari istirahat bagi mereka.
Begitu pula dengan atlet senam ritmik seperti Mangi, Lulu dan Maudi. Mereka bertiga pergi ke gedung senam di daerah Duren Sawit, berlatih bersama atlet-atlet daerah Jakarta, juga daerah lainnya.
Gedung olahraga baru itu beratap tinggi, juga cukup besar. Hal itu karena lapangan senam ritmik saja berukuran dua belas kali dua belas meter, juga mereka membutuhkan area yang mendukung berbagai gerakan mereka yang bisa Amanda sebut ekstrem.
Karena kekosongan itulah, ekskul dance menggunakannya. Gedung itu sudah terkoneksi dengan sistem pengeras suara untuk musik. Jadi, memudahkan kegiatan mereka.
Lusi meminta mereka melakukan 'pemanasan' sebelum memulai berlatih koreografi. Bagaimanapun juga, menari bukan hal yang mudah, dan bukan tanpa risiko cedera pula.
"Jadi, sesuai kesepakatan, kita udah pilih lagu yang akan kita pakai buat acara dance di acara Explosive bulan depan ya." Lusi mengawali pembicaraan saat mereka kembali berkumpul. Dia fokus menatap pada laptopnya.
Bulan depan, mereka akan mengisi slot di salah satu acara di sebuah pusat perbelanjaan terkenal. Sebenarnya, acara itu dibuat oleh stasiun televisi swasta, dalam rangkaian peringatan ulang tahunnya yang kesepuluh tahun.
Mereka memang sering mengunggah video mereka di YouTube, juga aktif di sosial media. Followers dan penonton mereka lumayan. Pihak panitia yang melihatnya menghubungi email ekskul, dan meminta mereka untuk menjadi penampil di sana.
"Semuanya udah diedit sama Abang gue." Lusi berbicara kembali, yang lain mengangguk-angguk. "Little Mix, Salute. SNSD, I Got A Boy. Jessie J, Bang-Bang. Dan Rihanna-Diamond yang versi aransemen gamelan."
Lima menit selanjutnya, ekspresi di wajah sembilan siswi itu tampak serius. Ya, hanya sembilan orang terpilih yang akan tampil. Amanda dan Pingkan adalah salah dua di antaranya.
Karina, yang tempo hari ribut-ribut soal warna dan rambut juga termasuk. Untungnya, Lusi si penengah berada dalam sembilan orang itu.
"Bagus," komentar Amanda, sambil mengacungkan jempol.
Suara percakapan yang terdengar dari arah pintu membuat mereka menoleh kompak. Di sana, Mangi dan Lulu, cewek berwajah oriental masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utara (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilSUDAH TERBIT-Beberapa chapter telah diunpublish-[BOOK ONE OF COMPASS BOY TETRALOGY-Pemenang Wattys 2019 kategori Young Adult] Katanya, yang terbaik adalah menjadi diri sendiri. Katanya juga, menjadi diri sendiri membuatmu istimewa. Nyatanya, orang-o...