Chapter 4

973 105 8
                                    

"Tuan muda, apa yang anda lakukan disini ?" Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Kyuhyun. Pelan, namun tetap membuat pemuda itu terlonjak kaget.

"Eoh Lee ahjumma, kau membuatku terkejut."

"Mianhae, Tuan muda. Anda sedang apa? Istirahatlah, ini sudah malam. Anda pasti lelah karena tadi nyonya menyuruh anda membantu kami menyiapkan ulang tahun Tuan Muda Kibum." Ucap Lee Ahjumma, kepala pelayan rumah tangga di kediaman keluarga Kim.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut, aku mau berangkat sekarang." Kyuhyun merapatkan mantel lalu segera melangkahkan kaki menuju pintu belakang.

"Tuan muda. Anda sudah makan malam?" Tanya Lee Ahjumma menghentikan langkah Kyuhyun.

"Aku tidak lapar." Tanpa membalik badan Kyuhyun membalas singkat, selanjutnya pemuda itu  melanjutkan langkahnya kembali.

"Tuan muda Kyuhyun, apa anda akan bekerja lagi? Berhentilah tuan muda, jangan memaksakan tubuh anda." Ucapan ahjumma Lee dihiraukan Kyuhyun, Kyuhyun tetap berjalan sambil memasukkan kedua tangannya kesaku mantelnya, hawa dingin khas musim salju mulai membuatnya kedinginan.

"Tuan Muda, Ahjumma mohon berhentilah bekerja seperti ini. Kau bisa membunuh dirimu sendiri, kau bahkan tidak tidur lebih dari 3 jam nak. Kalau masalah uang Ahjumma akan bantu membiayai keperluanmu. Jangan khawatir." lirih Ahjumma Lee Khawatir.

Akhirnya Kyuhyun menghentikan langkahnya. Tanpa membalikkan badannya, pemuda itu menarik nafas panjang sebelum berucap. "Berhentilah memperdulikanku. Kau ingin berakhir seperti Shim Ahjumma? Membunuh diriku sendiri? Mungkin itu yang terbaik." ia meneruskan langkahnya kembali.

Sebelum benar-benar mencapai gerbang belakang. Pemuda pucat itu berhenti lagi, tapi kini ia berbalik untuk menatap Ahjumma Lee. "Ahjumma, aku tidak akan pernah melupakan jasamu yang begitu perhatian bahkan rela mengeluarkan uangmu selama aku bersekolah dasar dulu. Tapi mulai sekarang, berhentilah mencoba kembali melakukannya lagi, aku sudah terbiasa bekerja sekeras ini selama 3 Tahun. Lagipula, kau dan aku sama-sama tau apa yang akan terjadi jika eomoni tau dan murka. Juga berhenti memanggilku tuan muda, derajatku di rumah ini sama denganmu ahjumma, bahkan mungkin lebih rendah." Kyuhyun berlalu pergi.

Ahjumma Lee memandang sendu punggung kurus yang mulai menghilang itu. Semenjak Ahjumma Shim meninggalkan kediaman keluarga Kim, tuan muda bungsu mereka  itu berubah drastis.

Tak ada Kyuhyun kecil yang ceria dan menggemaskan, bocah 5 tahun yang kini tumbuh menjadi remaja tampan itu  jarang sekali tersenyum sepuluh tahun terakhir. Tuan muda bungsunya terlalu banyak diam, jarang bicara dan tak pernah mengeluarkan ekspresi yang berarti. Ia bahkan tak pernah melihat Kyuhyun menangis. 

Tapi ia mengerti, memang seharusnya seperti itu bukan?

Bagaimana kau bisa tersenyum disaat keluargamu menyiksamu dan tak menganggapmu ada? Bagaimana kau bisa tersenyum disaat orang-orang di luar sana mengira kau pembantu di rumah keluargamu sendiri dan nyatanya kau memang diperlakukan seperti pembantu? Bagaimana kau bisa tersenyum jika kau tak pernah punya teman dan dibully setiap hari?

Bagaimana kau bisa tersenyum saat ibumu memanggilmu anak pembawa sial, ayahmu tak pernah mau memandang wajahmu, serta saudaramu selalu mengacuhkanmu? Bagaimana mau tersenyum saat masa kecilmu kau habiskan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan?

Jangankan tersenyum, untuk menangispun Tuan muda bungsunya itu pasti sudah begitu lelah.

"Tuhan. Apakah kau benar-benar adil? Kenapa kau tak pernah memberikan sekali saja kebahagian untuk Kyuhyun?" Batin ahjumma Lee sembari manangis.

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang