Chapter 6

1.3K 125 16
                                    

"Tuan Muda, eotokke?" Lirih seseorang di ujung tangga ketika melihat Kyuhyun menghampirinya.

Yoona, pelayan yang baru sebulan bekerja di rumah megah Keluarga Kim, dengan usia yang hanya berkisar dua tahun lebih tua dari Kyuhyun tengah berdiri dengan tubuh gemetar. Di sampingnya terdapat guci mahal yang sudah pasti berasal dari luar negeri milik nyonya Kim, namun guci tersebut pecah berkeping-keping. Melihat itu, Kyuhyun sudah memastikan dengan jelas bahwa Yoona telah memecahkannya karena tak sengaja.

"Ayo cepat bersihkan." Kyuhyun maju, dengan cekatan tangannya mulai memunguti pecahan guci itu hati-hati.

Perasaan takut dan terkejut membuat Yoona masih belum bergerak sedikitpun dari posisinya, lututnya lemas, tangannya bergetar hebat tak bisa dikendalikan. Ia tak berani memikirkan apa yang akan dilakukan nyonya Kim apabila majikannya itu tahu bahwa ia baru menghancurkan salah satu guci mahal beliau.

Semua orang di rumah besar itu tahu dengan pasti bahwa nyonya Kim sangat menyayangi guci-guci mahal koleksinya yang terpajang menghiasi sudut-sudut rumah megah keluarga Kim.

.

"Apa yang kau lakukan!" Teriakan seseorang wanita menghentikkan kegiatan Kyuhyun yang dari tadi sibuk memunguti pecahan guci mahal sang ibu.

"Kenapa bisa seperti ini anak sial?" Wanita yang ternyata Nyonya Kim itu kembali meneriaki anak bungsunya. Dengan amarahnya, wanita itu berjalan kearah Kyuhyun dan pelayan itu.

"Nyo..nyonya...se...sebenarnya." suara Yoona terbata karena takut, ia hendak menjelaskan dengan terbata namun langsung terpotong.

"Maafkan aku eomoni, aku tak sengaja." Kyuhyun bangkit berdiri lalu meminta maaf dan membungkukkan tubuhnya kearah Nyonya Kim.

"Tuan muda." Lidah Yoona terasa kelu, ia terkejut dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Bagaimana bisa seperti itu? Bukankah tadi dirinya yang tidak sengaja tersandung guci mahal itu? Kenapa Kyuhyun meminta maaf seolah-olah ia yang melakukannya?

PLAKK

Suara tamparan keras terdengar tepat sesaat setelah Kyuhyun mengucapkan maafnya, Ibunya menampar pipi kanannya, pipi tirus itu tampak memerah.

"Itu karena kau lagi-lagi membuatku muak" Wanita itu berteriak.

PLAKK

Ibunya menamparnya lagi di pipi sebelah kiri dengan lebih keras, yang menyebabkan tubuh kurus itu sedikit terhunyung ke belakang, anak itu kini bahkan dapat merasakan amis di bibirnya. Bibirnya sobek dan berdarah.

"Itu untuk kau yang sudah menghancurkan guci mahal ku! Guci itu bahkan lebih berharga dari pada dirimu anak sial."

Dada Kyuhyun terasa bergemuruh, ibunya mengatakan bahwa guci mahalnya lebih berharga dari dirinya? Yang benar saja. Anak itu menunduk, namun dengan mata tanpa fokus, perkataan ibunya begitu menohok, sebuah benda mati lebih berharga daripada manusia sepertinya, sang ibu seolah kembali menegaskan dirinya bukanlah siapa-siapa.

"Kenapa kau selalu membuatku marah anak sial?" Ibunya kembali berteriak.

Kyuhyun semakin menunduk dalam. Pemuda itu mencoba mengingat, adakah suara lain ibunya dalam memori Kyuhyun selain teriakan, bentakan, dan ancaman saat berbicara dengannya? Tidak, tidak ada. Sudah 15 tahun, tapi kenapa ibunya selalu marah melihatnya? Dan kenapa dia masih merasa sesak ketika ini adalah hal yang biasa?

"Tadi aku tidak sengaja tersandung eomoni. Aku minta maaf."  Mengabaikan rasa perih di pipinya, oh tidak, sesuatu yang tengah Kyuhyun abaikan dan coba tepis sekarang adalah rasa sesak di dada, Kyuhyun kembali meminta maaf dengan pelan dan lagi-lagi membungkukkan badannya berkali-kali ke arah sang ibu.

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang