Chapter 15

1.4K 100 38
                                    



"Yoona-ssi, bisakah aku meminta tolong ?" Kyuhyun menatap lawan bicaranya itu dengan dalam, dan berucap cukup ragu.

"Ya?" tanya Yoona tak mengerti.

"Kumohon bantu aku kali ini. "

.

Disinilah mereka berdua, di depan sebuah pintu kokoh berbahan dasar jati, terkesan mewah sekaligus klasik. Dibalik pintu itu, sebuah ruangan yang selalu ditempati seseorang yang Kyuhyun sebut aboji ketika berkunjung kerumah. Ruang Kerja Tuan Kim, sebuah ruangan yang tak pernah Kyuhyun masuki sejak 10 tahun lalu, ia begitu penurut untuk tak mendekati ayahnya, bahkan ruangan yang ditempati ayahnya juga tak pernah ia masuki. 

Sebuah perjanjian dengan sang ibu, agar ia tak mendekati ayahnya dan jangan sesekali menunjukkan wajahnya di hadapan Tuan Kim jika tidak ingin diusir membuat ia begitu penurut dan hanya berani menatap sang ayah ketika pesta ulang tahun Kibum setiap tahun dari tepi kolam renang dengan jarak yang begitu jauh. 

Kyuhyun sangat penurut.

Tapi sekarang berbeda, fakta bahwa ayahnya tak akan kembali dalam 2 tahun membuatnya begitu takut. Ia tak memiliki kesempatan sekalipun untuk menatap wajah ayahnya dari dekat selama ini, Kyuhyun tak yakin jika 2 tahun ia bisa bertemu lagi dengan ayahnya, ia tak punya kesempatan lain selain ini karena ayahnya akan berangkat setelah makan malam, Kyuhyun tak mungkin bisa melihat wajah Tuan Kim saat itu karena ia pasti sudah pergi bekerja. 

Sehingga ia mengumpulkan keberaniannya untuk meminta tolong kepada Yoona untuk ikut ke ruangan abojinya, hanya dari luar, Kyuhyun hanya ingin menatap wajah ayahnya dari dekat, ia hanya ingin menatap wajah ayahnya dibalik pintu tanpa ketahuan. Meminta tolong kepada gadis 17 tahun itu untuk membuka pintu ruang kerja Tuan Kim lebih lebar dan sedikit mengulur waktu agar ia bisa sedikit lama menatap wajah ayahnya nanti.

"Tuan muda, saya masuk dulu." bisik Yoona menmbawa nampan yang diatasnya terdapat secangkir kopi.

"Nanti tolong buka pintnya sedikit lebar." jawab Kyuhyun pelan.

Yoona tak menjawab ia hanya mengangguk dengan pandangan sendu kearah pemuda pucat itu, hatinya menangis melihat Kyuhyun,  bahkan untuk menatap wajah ayahnya sendiri saja harus seperti ini, diam-diam. Perlahan gadis itu membuka pintu kerja Tuan Kim setelah sebelumnya mengetuknya beberapa kali, ia menuruti permintaan Kyuhyun dan sengaja membuka pintu itu sedikit lebar.

Gadis itu menaruh kopi yang dibuatnya tadi diatas meja dimana Tuan Kim sedang memeriksa beberapa laporan, sengaja memperulur waktu dengan memperlambat gerakaanya.

.

Sesuai yang direncanakannya, pemuda pucat itu kini tengah menatap ayahnya dari jarak yang cukup dekat. Perasaannya kini bercampur aduk. Kyuhyun tentu senang, akhirnya ia mempunyai keberanian dan kesempatan untuk menatap wajah ayahnya, namun disisi lain ia sedih. Kenapa? Kenapa hanya untuk menatap wajah ayahnya pun harus sesulit ini dan ia baru bisa sekarang.

'Aboji, ternyata kau sangat tampan. Kau benar-benar tampan dan terlihat berwibawa.' ucap Kyuhyun dalam hati sembari memperhatikan sang ayah yang terlihat sedang sibuk dengan berkas laporan tanpa perduli dengan Yoona didepannya.

'Ini pertama kalinya aku berani memandangmu sedekat ini, ini akan menjadi yang pertama dan terakhir.' pemuda itu tersenyum tipis, Kyuhyun seolah lupa bahwa sosok yang ditatap dan dikaguminya  itu adalah seseorang yang telah membuatnya tak punya status karena telah membuat berita mengenai dirinya yang meninggal 10 tahun lalu.

'Aku sudah tidak berharap apapun. Tak apa jika sampai akhir kau tak pernah menatapku. Tak apa, sungguh.' batin pemuda 15 tahun itu pilu. 

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang