بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Orang Israel punya banyak macam senjata dan dilengkapi oleh bangsa barat dalam senjatanya, tapi tahukah kalian? Palestina punya senjata yang bahkan tak kalian miliki. Yaitu doa dari saudara-saudara seiman seagama kami, dan ketahuilah bahwa Allah selalu bersama kami.
~Quotes Islam~
Langit yang semula berwarna hitam, kini menjadi biru, menggantikan malam menjadi pagi. Bulan yang semula bersinar, kini berganti mentari keluar dari singgasananya, memperlihatkan cahayanya. Terik matahari yang begitu menyengat kulit, membuat suasana menjadi panas, hembusan angin menambah buram penglihatan akan pasir yang tersebar melayang karena angin. Jeritan, tangisan, runtuhan bangunan, suara tembakan menjadi satu. Orang-orang berlarian kesana-kemari mencari keluarga nya, mencari bantuan, mencari anak, ayah, ibu dan sanak-saudara. Air mata tak henti-hentinya mengalir dari mata teduh mereka. Kalimat tauhid dan takbir menjadikan kekuatan bagi mereka."Allahu Akbar!!"
"Lailahaillallah!!!"
Bom seakan-akan sudah meluluhlantakkan bangunan-bangunan yang semula tersusun apik, menjadi kepingan-kepingan runtuhan. Tembakan membuat orang-orang kehilangan keluarganya. Kedatangan mereka membuat hidup di negara ini menjadi sengsara perang seakan-akan tak akan pernah usai.
Rakyat Palestina akan selalu mempertahankan negaranya, akan selalu mempertahankan tanah yang suci, yang dulunya selalu terdengar adzan, selalu terdengar tawa anak-anak, selalu terdengar suara yang ramah dari penduduk disana.
Akan tetapi sekarang, suara itu sudah tergantikan dengan ledakan bom, tembakan pistol, tangisan dan jeritan. Rakyat Palestina juga ingin mendapatkan kebahagiaan, ingin merasakan kebahagiaan seperti dulu.
Seorang gadis kecil berjilbab dan menutup sebagian wajahnya hingga hanya nampak bola matanya yang teduh dengan sehelai kain berada di balik batu besar memeluk boneka, menangis memanggil-manggil nama ayahnya. Ketakutan menyergapnya, suara ledakan membuatnya ketakutan. Yang bisa ia lakukan hanya lah berdoa kepada illahi Rabbi.
"Hai gadis kecil, kemarilah, jangan takut, aku akan menolong mu."
Suara itu membuat gadis tersebut terkejut dengan kedatangan seorang berbaju loreng dan membawa pistol, bertopi. Gadis itu semakin menjauh dari laki-laki tersebut.
"Apa kamu mau membunuh ku?" Tanya gadis itu polos, membuat orang didepannya tadi terkekeh.
"Tidak, aku ingin menolong mu, ikutlah aku, disana kamu akan menemukan banyak orang yang menyayangimu," ucapnya dengan senyuman yang tulus.
Gadis itu mengangguk dan mengikuti orang tersebut dengan tangan yang membawa boneka dan satunya digandeng oleh orang tadi.
"Apa disana ada ayah?" Tanya gadis itu saat perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Tanah Madinah
Espiritual-DIAMBANG HIATUS- Di tanah ini aku menemukan cintaNya, di tanah ini aku mendapatkan suatu pembelajaran dariNya dan ditanah ini pula aku mendapatkan cintanya, cinta yang sungguh tak ingin aku rasakan dan tak pernah sebelumnya aku rasakan. Allah, lab...