🕋٢. Indahnya Persahabatan

603 37 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


"Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa."

{QS. Az-Zukhruf: 67}

"Tidak perlu seperti itu, Zayba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak perlu seperti itu, Zayba. Jika kamu pergi itu hanya akan menambah masalah." Ucap Shezan, saat Zayba menceritakan kejadian semalam.


Zayba merasa dirinya sudah tidak dibutuhkan dirumah itu lagi, walaupun bibinya ramah dan sangat memberikan kasih sayang yang lebih kepadanya, akan tetapi kakaknya selalu memarahinya dan selalu menyudutkannya. Ghazwan tidak pernah bisa menerima keberadaannya, Ghazwan sangat membenci dirinya.

"Lalu bagaimana soal beasiswa itu Zayba?" Tanya Shezan mencoba mengalihkan masalah Zayba saat Zayba masih menunduk memikirkan kejadian semalam.

"Aku ingin sekali melanjutkan pendidikan ku ke Universitas Islam Madinah, akan tetapi aku tidak akan tega meninggalkan bibi Tharya yang sangat menyayangi aku, bahkan aku belum memberitahunya tentang beasiswa ini. Jika bibi Tharya tahu akan hal ini, pasti dia akan sedih, aku tidak mau membuat nya sedih, dan ketika aku melanjutkan pendidikan siapa yang akan menjaga bibi, kak Ghazwan mana mungkin, dia jarang sekali ada dirumah, Shezan."

Shezan melihat kearah Zayba yang kini duduk disampingnya. Shezan sangat menyayangi Zayba. Hubungan persahabatan mereka terjalin sejak mereka masih kecil. Shezan bertemu dengan Zayba saat Zayba tidak tahu arah jalan pulang kerumahnya. Saat itu Zayba dan Shezan mengaji disebuah masjid di desa mereka, sudah menjadi kewajiban bagi anak-anak Madinah untuk selalu mengaji setiap sore.

Shezan melihat Zayba yang duduk di teras masjid, kemudian Shezan mendekati Zayba.

"Kamu kenapa tidak pulang? Ini sudah mau Maghrib, tidak baik anak perempuan disini saat Maghrib akan tiba." Kata Shezan yang membuat gadis itu terdiam.

Sesaat kemudian Zayba berkata, "Aku menunggu bibiku, dia akan menjemputku,"

"Bibimu pasti akan lama, lebih baik kita pulang dulu saja." Ajak Shezan.

Zayba masih mempertimbangkan ajakan Shezan saat itu, dia memang ingin pulang sekarang, tapi dia tidak tau arah jalan ke rumahnya. Jika dia ikut dengan Shezan, otomatis nanti bibinya akan mencarinya.

"Bagaimana kalau bibi akan mencariku?" Tanya Zayba.

"Kita jalan dulu saja, nanti kita akan bertemu dengan bibimu di jalan."

Zayba mengangguk mengiyakan ucapan Shezan, kemudian mereka pulang. Semenjak saat itulah keduanya menjadi dekat, setiap sore Zayba dan Shezan akan selalu pergi mengaji dan pulang bersama, hingga bibi Tharya tidak perlu lagi menjemput Zayba. Karena Shezan, Zayba tahu arah jalan pulang kerumahnya. Karena Shezan, Zayba mempunyai banyak teman. Dan karena Shezan, Zayba tahu akan sebuah indahnya persahabatan, persahabatan yang dilandaskan karena kecintaan kepada Allah.

Cinta di Tanah MadinahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang