بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Seseorang yang mengerti arti cinta, belum tentu ia jatuh cinta. Karena orang yang jatuh cinta itu bisa jadi dia tidak mengetahui arti cinta. Seseorang yang sudah mengerti cinta, dia pasti akan berhati-hati untuk memilih siapa yang tepat untuk dicintainya dan siapa yang tidak tepat untuk tidak dicintainya.~Cinta di Tanah Madinah~
Zayba turun dari mobil yang ditumpanginya. Walaupun ia sempat tidur di dalam tapi dia merasa jika mobilnya sudah berhenti. Matanya berbinar senang dan ceria saat melihat sebuah gedung yang sangat besar didepan matanya. Sebuah gedung universitas yang selama ini ia dambakan, dan akhirnya Allah mengabulkan doanya, sungguh Allah maha baik, dia masih bisa melanjutkan pendidikannya walaupun ia tidak seperti orang-orang yang kaya dan dia bisa masuk universitas ini karena kepintarannya dan mendapatkan beasiswa terbaik.
Zayba mengayunkan langkah kakinya menuju asrama putri, semasa menuju asrama putri banyak sekali orang-orang yang menyapanya dan tersenyum ramah, Zayba juga membalas senyuman mereka. Senyum merupakan ibadah, apalagi senyum untuk saudara.
Saat tepat berada didepan pintu bernomor 27 dia mengehentikan langkahnya, kembali mengecek sebuah kertas ditangannya. Dan ternyata benar, itu adalah kamarnya, Zayba mulai mengucapkan bismillah dan salam, dia mengetuk pintu dengan hati yang gugup. Ini adalah pertama kalinya ia akan tinggal disebuah asrama. Terdengar suara jawaban salam dari dalam. Pintu terbuka menampilkan sosok wanita yang menurut Zayba cantik, memakai gamis panjang sama seperti dirinya, akan tetapi dia tidak memakai penutup wajah. Wanita itu mempersilahkan Zayba masuk dengan ramah.
Saat masuk kedalam asrama, Zayba memperhatikan sekeliling. Ruangannya cukup luas, disana terdapat dua tempat tidur, dua almari, dua meja belajar, dan terdapat satu kamar mandi.
"Mari aku bantu," ujar gadis disamping Zayba, yang saat itu Zayba masih menenteng tas besar ditangannya. Zayba mengalihkan pandangannya dari fasilitas mewah di asrama, dia melihat gadis disampingnya yang tersenyum ramah kepadanya.
"Tidak perlu repot-repot Ukhti, saya bisa kok." Jawab Zayba.
"Tidak apa-apa, biar cepat selesai." Ucap gadis tersebut.
Mereka berdua menuju kearah salah satu almari yang akan ditempatkan untuk baju-baju Zayba. Zayba membuka tasnya dan meletakkan baju-bajunya didalam almari, begitupun gadis disampingnya ia juga membantu Zayba.
"Ukhti tinggal dimana?" Tanya gadis itu.
"Saya tinggal di Madinah, sekitar sepuluh kilometer jika dari sini."
"Masyaa Allah, nggak terlalu jauh ya, kalau saya dari Indonesia."
Zayba tersenyum, dia tahu dimana Indonesia, bahkan dia bisa berbahasa Indonesia. "Ukhti, disini bersama siapa?" Tanya Zayba dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang membuat gadis disampingnya menghentikan aktivitasnya dan menganga tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Tanah Madinah
Spiritual-DIAMBANG HIATUS- Di tanah ini aku menemukan cintaNya, di tanah ini aku mendapatkan suatu pembelajaran dariNya dan ditanah ini pula aku mendapatkan cintanya, cinta yang sungguh tak ingin aku rasakan dan tak pernah sebelumnya aku rasakan. Allah, lab...