-DIAMBANG HIATUS-
Di tanah ini aku menemukan cintaNya, di tanah ini aku mendapatkan suatu pembelajaran dariNya dan ditanah ini pula aku mendapatkan cintanya, cinta yang sungguh tak ingin aku rasakan dan tak pernah sebelumnya aku rasakan.
Allah, lab...
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum dan harta itu terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.
~Quotes Islami~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam hari di tanah Madinah sungguh indah, selalu terdengar alunan-alunan merdu ayat-ayat Allah. Dari satu masjid ke masjid lainnya, semuanya pasti akan melakukan hal yang sama yaitu mengaji, memuji nama Allah. Sungguh indah kota Madinah, kota dimana Rasulullah disambut penuh suka cita oleh penduduknya, kota dimana Rasulullah berdakwah untuk memperluas agama Islam. Kota yang mendapat julukan Madinah Al-Munawarah yang berarti kota yang bercahaya.
Zayba duduk termenung memandangi langit yang penuh dengan taburan bintang, Allah menciptakan alam semesta dengan cinta dan kasih sayang, maka dari itu kita juga harus bisa mencintai apa yang Allah ciptakan, bisa mensyukuri dengan apa yang telah Allah berikan. Allah akan memberikan sesuatu yang indah kepada setiap makhluk-Nya. Allah sangat mencintai hamba-hambaNya yang selalu mentaati perintah-Nya.
"Zayba..." Panggilan lembut itu membuat Zayba menoleh dan membalikkan badannya ke arah suara.
"Bibi? Kok belum tidur?" Tanya Zayba.
"Seharusnya bibi yang bertanya seperti itu kepadamu, kenapa kamu masih diluar? Ini sudah malam."
"Zayba belum bisa tidur Bi," kata Zayba dengan memandang langit kembali, Bibi Tharya berdiri disamping Zayba dan ikut memandang langit.
"Zayba..."
Zayba menoleh kearah bibi yang tersenyum lembut kearahnya.
"Iya Bi?"
"Jika kamu ingin melanjutkan pendidikanmu, Bibi ikhlas, dan Bibi tidak akan melarang kamu untuk mengambil beasiswa itu." Ucap bibi Tharya kepada Zayba yang terkejut mendengarnya.
"Bibi..." Kata Zayba menggantungkan ucapannya dan mengerutkan keningnya, pasalnya Zayba tidak pernah memberitahu soal beasiswanya kepada siapapun termasuk bibinya, hanya dia dan Shezan lah yang tau soal beasiswa tersebut.
"Iya, Bibi tau. Maafkan Bibi yang waktu itu masuk kedalam kamarmu saat Bibi memberikan mu coklat panas, akan tetapi kamu tak kunjung membuka pintu, dan Bibi masuk kedalam kamarmu yang saat itu tak terkunci, dan ketika Bibi meletakkan coklat panas dimeja belajar mu, tak sengaja Bibi melihat sebuah surat dan ternyata itu adalah sebuah beasiswa yang diberikan dari sekolah mu. Bibi bangga padamu, Zayba."
Zayba lupa bahwa saat itu surat beasiswa ia lupa masukkan kembali kedalam lacinya. "Apa Bibi marah?" Tanya Zayba dengan nada rendah.
"Untuk apa Bibi marah, Zayba? Justru Bibi sangatlah bangga kepada mu. Ini adalah sebuah nikmat yang telah Allah berikan kepadamu, dan Allah telah mengabulkan doa-doa mu. Bibi tidak punya hak melarangmu untuk melanjutkan pendidikanmu, pendidikan itu penting, pendidikan berarti kita sedang mencari ilmu ataupun menimba ilmu. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan ilmu dengan sifat yang paling tinggi dan sempurna."