Shifa kini hanya tinggal sendirian dirumah nya karena mbak riska sudah wisuda satu tahun yang lalu.
Sekarang shifa di sibukan dengan pelajarannya karena ujian akan di laksanakan minggu depan.
Sudah satu tahun shifa tidak sekabaran dengan abang capten nya, shifa tidak lagi memikirkan itu karena shifa sudah disibukan oleh tugas yang selalu menumpuk tiap hari dan tahun depan shifa akan wisuda.
*disebrang sana*
Kota yang penuh dengan gemuruh dengan suara tembakan yang berhamburan beberapa kali suara bom pun terdengar.
sungguh kacau kota ini rumah warga pun ikut hancur tanpa sisa akibat dari perseteruan ini, ini buka lagi perseteruan melainkan perang antar bangsa.
sebenarnya ini baru terjadi beberapa minggu ini kota yang sebelumnya damai menjadi sangat menakutkan semuanya hancur, entah lah bagaimana nasib masyarakat yang tinggal disini tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada pakaian ,sungguh malang warga kota ini mereka sekarang tinggal di posko pengungsian yang jatah makanan yang sangat kurang hanya ada beberapa bantaun dari negara lain yang di salurkan melalui anggota tni mereka...
Dhuha adalah capten dari pasukan garuda XXXV-D yang di tugaskan untuk menyelesaikan misi di darfur yang bekerja sama dengan unamid(united nations mission in darfur).
“lapor capten (seru seorang anggota melapor sambil hormat) di posko tiga ada seorang perempuan yang terkena luka tembak di bagian dada, laporan selesai.”
Sambil mengakhhirinya dengan hormat.
Mendengar kabar itu dhuha langsung berlari menuju posko tiga
Dhuha langsung memberikan pertolongan pertama karena disini tidak ada pasukan kesehatan,namun apalah daya peluru itu mampu menembus paru-aru sehingga membuat sistem pernapasan pada perempuan ini rusak total.
Di dalam pangkuan Ayahnya perempuan ini menghembuskan napas terakhirnya tentu saja isak tangis terpecah belah apalagi pihak keluarga yang melihat putri perempuan mereka menjadi korban dalam kejadian ini.
“maafkan saya pak buk saya tidak bisa menyelamatkan putri anda,” suara lirihan dari capten dhuha yang menahan air mata nya.
Setelah pemakaman selasai dhuha menenangkkan hati nya di balik bangunan yang hancur namun masih menyisahkan tembok tembok yang masih kokoh berdiri.
Dhuha termenung mengingat akan kejadian tadi, dhuha ini sosok pria yang sangat menghormati dan menyayangi wanita menurutnya wanita adalah sesuatu yang sangat berharga yang harus dijaganya.
Namun melihat perempuan yang mati karena luka tembak tadi membuat dhuha tidak bisa mengotrol emosinya dan isakkan tangis pun terdengar dari balik tembok yang sunyi itu.
Seketika dhuha teringat dengan wanita yang ia puja disebrang sana dhuha sangat merindukan shifa tentu saja setelah dia pulang dari tugas ini dhuha akan langsung mengkitbah sosok wanita yang sangat ia cintai itu.
🌸 gimana nih cerita nyaa 🌸
🌸 vote vote vote🌸
🌸 coment coment cpment 🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M READY CAPTAIN
Teen FictionAssalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh😊 Mempunyai calon imam seperti Nabi Muhammad saw. Adalah impian semua kaum hawa namun di dunia yang sekarang ini mana ada cowok yang kek gitu. Walaupun ada pasti bukan aku yang dia pilih... "namun hati ini...