13

3.1K 276 30
                                    

Mereka sampai di mini market dan membeli 2 cup kopi instan hangat. Mereka berdua lalu duduk di depan mini market sambil menghangatkan diri dengan menyeruput kopi mereka.

"Sejak kapan ya." Ucap Dahyun memecah keheningan.

Hanbin menoleh. "Apa?" Tanyanya tak fokus.

"Jungkook dan Rose." Ucap Dahyun menperjelas.

"Ah... mereka ya." Ucap Hanbin baru sadar.

Dahyun terkekeh melihat tingkah linglung Hanbin sedari tadi, "Memang siapa lagi? Kita?" Tanya Dahyun sambil geleng2 kepala.

Wajah Hanbin memerah dan ia tersenyum malu.

Dahyun menyeruput kopinya. "Biasanya mereka seperti kucing dan anjing. Tau2nya..." ucap Dahyun.

Hanbin mengangguk. "Ya." Ucapnya lalu menyeruput kopinya. "Jungkook kan selalu membuat Rose kesal." Lanjutnya.

Dahyun mengangguk. "Tidak disangka, benih2 cinta tumbuh diantara mereka." Ucap Dahyun sambil tertawa.

Hanbin ikut tertawa pelan. "Kamu pasti juga tak menyangka kalau benih2 cintaku padamu sudah tumbuh dari 3 tahun yang lalu." Ucap Hanbin,

Dalam hati.

Hanbin menatap Dahyun. Bahkan baru bangun tidur saja Dahyun secantik ini. Rambutnya yang dicepol, pipinya yang tembem, senyumannya yang indah. Semua sempurna bagi Hanbin.

"Bagaimana ya jika Jennie dan Mino tahu? Mereka pasti akan sangat heboh." Ucap Dahyun.

Hanbin mengangguk. Ia tak mendengarkan ucapan Dahyun sebenarnya. Ia hanya terus terpesona akan paras Dahyun. Hanbin jatuh cinta lagi dan lagi setiap melihat Dahyun.

Dahyun menoleh tiba2 membuat Hanbin terkejut dari lamunannya dan malu karena kedapatan memandangi sahabatnya itu lekat2.

Dahyun tertawa melihat tingkah Hanbin. Ia menyenggol lengan Hanbin membuat kopi di tangan Hanbin tumpah ke bajunya.

Hanbin segera berdiri kepanasan. Dahyun panik dan ikut berdiri. Ia meminta maaf sambil mencoba membersihkan kopi itu dari baju Hanbin.

Deg deg deg.

Tangan Dahyun terhenti ketika menyentuh dada Hanbin dan telapaknya merasakan debaran jantung yang begitu cepat dan kencang.

Wajah Hanbin memerah. Ia berdeham.

Dahyun menatap Hanbin.

"Kamu pasti..." ucapnya membuat debaran jantung Hanbin bertambah cepat.

Hanbin menatap Dahyun. Mau tak mau Ia harus siap jika perasaannya harus terungkap saat ini. Dimoment yang tak disengaja seperti ini.

Hanbin meneguk air liurnya seraya menatap Dahyun. Menunggu lanjutan kalimat sahabatnya itu.

"Kamu pasti.... sangat kaget ya!" Seru Dahyun lalu melepaskan tangannya dari dada Hanbin.

Hanbin kecewa, namun entah dari mana ia mendapatkan kekuatan untuk menarik tangan Dahyun dan menempatkannya di atas dadanya kembali. Hanbin bertekad, sepertinya ia harus mengutarakannya sekarang. Momentnya sudah tepat.

Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Dahyun terkejut dan menatap Hanbin bingung. Hanbin hanya diam dan menatap matanya lekat.

Dahyun tersenyum. "Tentu saja kau kaget. Kopi ini kan panas." Ucap Dahyun seperti biasa, always positif.

"Debaran ini karenamu." Ucap Hanbin pelan namun tatapanya tak lepas dari Dahyun.

Dahyun menampilkan wajah bersalahnya. "Iya... maaf ya, karena aku menyenggol tanganmu, kopimu jadi tumpah." Ucap Dahyun masih tak faham dengan maksud Hanbin.

Hanbin tersenyum dan melepaskan tangan Dahyun dari dadanya. Beginilah ia. Kode demi kode yang selalu diberikannya 3 tahun ini selalu dipatahkan oleh Dahyun.

Ia menghela nafasnya dan melangkahkan kakinya. Mungkin ia harus merubah suasana mereka. Menembak di depan mini market sangat tidak keren. Ia butuh tempat yang sepi dan romantis untuk menyatakan cintanya.

Dan juga... jaga2 kalau ia ditolak. Ia tidak akan malu karena tidak ada penjaga mini market yang melihat mereka.

Dahyun mengekor dibelakangnya. Sedikit berlari mengejar Hanbin hingga langkah mereka sejajar.

"Mau kemana?" Tanya Dahyun.

"Taman." Ucapnya menunjuk taman di depan mereka.

Air mancur yang besar di taman itu sedang mati. Mungkin penghematan listrik. Lagi pula, siapa juga yang ingin melihat air mancur subuh2. Ya, Hanbin dan Dahyun pengecualian.

Mereka duduk di bangku taman dengan cahaya2 lampu menerangi mereka. Mereka duduk dalam keheningan sambil menyeruput kopi hangat mereka.

Hening.

Dahyun menoleh kepada Hanbin. Lelaki itu diam nampak sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa memang disini?" Tanya Dahyun.

Hanbin menoleh dan tersenyum tipis. "Tidak ada apa2." Ucapnya.

Dahyun mengernyitkan dahinya bingung. Hanbin kembali diam. Keheningan kembali merasuk diantara mereka.

"Sebentar lagi mungkin pagi. Kita bisa pulang saat hari sudah terang." Ucap Dahyun yang hanya dibalas anggukan oleh Hanbin.

Dahyun kembali mengernyitkan dahinya. Kenapa Hanbin nampak aneh subuh2 begini?

"Kau kenapa sih?" Tanya Dahyun seraya menyikut lengan Hanbin.

Kopi di tangan kiri Hanbin hampir tumpah kembali jika saja Hanbin dan Dahyun tidak segera memegangi gelas yang oleng. Tangan mereka saling bertumpu satu sama lain.

Dahyun tertawa melihat tingkah mereka. "Hampir saja." Ucapnya dengan wajah cerahnya.

Hanbin ikut tersenyum sambil terus menatap Dahyun.

Dahyun mengangkat alisnya bingung.

"Apakah ada sesuatu di wajahku?" Tanyanya hendak menarik tangannya

Namun Hanbin segera mencegahnya. Ia terus menggenggam tangan Dahyun.

Dahyun terkejut, ia melihat tangan mereka, lalu menatap Hanbin penuh kebingungan.

"Ada apa sih?" Tanyanya mulai tak sabar.

Hanbin hanya diam. Bibirnya terkunci rapat. Pandangannya lurus tertuju pada Dahyun. Perlahan ia menarik tangan Dahyun dan meletakkannya di atas dadanya. Membiarkan Dahyun merasakan debarannya yang begitu kencang. Untuk kedua kalinya.

Wajah Dahyun nampak terkejut.

"Jangan2 kau...." ucap Dahyun dengan mata terbuka lebar.

Hanbin mengangguk, "iya, Dahyun. Selama ini aku..."

"Jantungan!" Seru Dahyun tepat sebelum Hanbin menyelesaikan kalimatnya.

Hanbin hanya menganga. Ia tak bisa menuntaskan kalimatnya. Ia benar2 tak bisa berkata2. Lagi lagi. Lagi lagi. Untuk kesekian kalinya. Ia kembali gagal.

Hanbin melepaskan tangan Dahyun dari dadanya. Kali ini ia gagal lagi. Entah harus bagaimana caranya memberi tahu Dahyun kalau ia menyukai sahabatnya itu sejak lama.

Hanbin mulai berpikir, apakah mungkin  Dahyun sengaja. Apakah ia sebenarnya sudah menangkap kode2 Hanbin sejak lama, namun ia tidak memiliki perasaan yang sama. Apakah karena itu ia selalu menggagalkan pernyataan cinta Hanbin.

Padahal dari lokasi dan suasana saat ini sudah sempurna. Kurang jelas apa kode dari Hanbin. Debaran dadanya sudah jadi clue yang sangat besar. Mustahil Dahyun tak paham tentang itu. Terkecuali jika memang Dahyun berpura2 tak paham untuk menjaga persahabatan mereka.

Hanbin tersadar. Benar juga. Kenapa ia baru sadar sekarang. Memang mustahil Dahyun tak pernah faham dengan semua kode dari Hanbin. Buktinya, semua sahabatnya saja tahu perasaan Hanbin.

Hanbin tersenyum dengan tatapan kosong menatap Dahyun. Begitu rupanya. Selama ini ia hanya fokus memberi kode kepada Dahyun. Dan ia tidak sadar Dahyun pun selalu memberi kode pada dirinya. Kode kalau Dahyun tak bisa menerima perasaannya.

-Tbc

Dare or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang