1

11.9K 520 6
                                    

Pengumuman kelulusan telah diumumkan. Hanbin, Mino, Dahyun, Jennie, Jungkook dan Rose lulus dari SMA mereka, Seoul High School dengan nilai yang memuaskan. Ke 6 sahabat sejak kelas 1 itu tak terpisahkan. Bolos sekolah, ke kantin, karaoke, main bilyard mereka lakukan bersama. Namun setelah hari ini mereka tidak akan bersama lagi. Semua melanjutkan hidup masing2 mengejar cita2 dan masa depan.

Hanbin ingin masuk ke Seoul Art University dan mengambil jurusan musik. Cita2 nya adalah menjadi produser dan komposer musik kelak. Mino ingin menjadi full time trainee di sebuah agensi. Ya, dia diterima si sebuah agensi bergengsi di Korea dan ingin fokus menjadi idol. Dahyun ingin mengambil jurusan sastra Korea dan menjadi guru bahasa Korea yang lucu dan tidak membosankan kelak. Jennie akan kembali ke New Zealand dan berkuliah di sana. Rose pun kembali ke kampung halamannya di Australia. Sedangkan Jongkook akan kembali ke kampungnya di Busan dan meneruskan bisnis Cafe keluarganya.

Ini adalah hari2 terakhir dimana mereka bisa berkumpul lengkap seperti ini. Setelah ini mungkin mereka akan saling sibuk dan fokus pada masa depan. Mereka mungkin tidak akan memiliki waktu luang untuk saling bercakap di chat. Maka dari itu. Pesta perpisahan ini dilaksanakan.

Merek berkumpul di apartemen Hanbin. Orang tuanya baru saja pulang setelah menghadiri kelulusan Hanbin karena sibuk dengan urusan pekerjaan.

Mereka memesan chicken, teokbokki, ramyun, dumpling, dan cola. Mereka menghabiskan waktu bersama sambil menonton film dan makan.

Sekarang sudah pukul 22.00 sebagian dari mereka sudah mulai mengantuk. Apalagi para wanita.

"Hei, masa kalian mau tidur di pesta perpisahan ini? Kita harus berpesta sampai pagi!" Seru Hanbin melihat Jennie dan Dahyun sudah memejamkan mata mereka sambil berselimut.

"Memangnya kita berpesta apa?" Sahut Jennie masih dengan mata terpejam.

"Yaaa! Jungkook lagi2 kau jorok!" Seru Rose melihat Jungkook makan ramyun dengan belepotannya.

Rose melemparkan kotak tisu ke arah Jungkook. Jungkook menerimanya dengan kesal dan menyapu saus di bibirnya kemudian melemparkannya kepada Rose. Rose berteriak jijik dan berlari bersembunyi di balik Hanbin.

"Hei! Hei!" Seru Hanbin kesal.

"Teman2. Ayolah. Jangan asik sendiri. Setelah ini kita tidak punya waktu untuk berkumpul lagi!" Seru Hanbin sudah kehilangan kesabaran.

Ia melirik Mino di ujung ruangan menonton film di laptopnya sambil memakai headset. Kalian pasti tahu apa yang sedang ditontonnya.

Hanbin mengusap wajahnya frustasi. Ia pun meninggalkan ruangan dan pergi ke balkon kamarnya.

Teman2nya saling berpandangan. Mereka merasa bersalah pada hanbin. Benar juga yang dikatakannya. Setelah ini mereka tidak akan punya waktu untuk berkumpul. Ini lah golden time mereka.

Jennie dan Dahyun melirik ke arah Mino yang masih terpaku dengan tontonnya dan menarik plug headsetnya sehingga laptopnya bersuara.

Xxx

Mino dengan panik mematikan laptopnya dan menatap teman2nya dengan wajah merah.

"Apa?" Tanyanya.

Jungkook bangkit dan memanggil Mino, "bro, ikut aku." Ucapnya lalu disusul oleh Mino.

Kalau sudah ngambek begini, hanya para lelaki yang bisa menenangkan sosok Kim Hanbin. Leader dalam circle perasahabatan mereka. Hanbin memang bukan sekali dua kali ngambek. Dalam 3 tahun persahabatan mereka mungkin terhitung sudah ratusan kali ia ngambek. Mulai dari hal2 kecil seperti chat di grup yang tidak di respon, teman2 yang ngaret saat di ajak karoke, hingga hal besar seperti sekarang.

Sekitar 10 menit mereka bicara. Rose mengintip mereka di balik jendela dan berdecak sebal.

"Cowok tuh ya, kalau lagi ada masalah selalu merokok." Ucapnya sambil menutup hidungnya.

Rose memang duta kebersihan dan kesehatan di grup mereka ini. Ia paling tidak bisa melihat sesuatu yang kotor dan bau. Seperti halnya saus Jungkook dan rokok. Ia berniat mengambil jurusan kedokteran saat kuliah di Melbourne nanti. Namun, teman2nya saja tidak mau mendengarkan ucapannya. Bagaimana pasiennya nanti. Belum apa2 Rose sudah sakit kepala memikirkannya.

"Tenang Rose, asalkan mereka tidak merokok disini tidak apa2. Daripada pusing melihat mereka seperti itu, ayo kita bersihkan bekas2 makanan ini." Bujuk Dahyun si super positif.

Ya. Dahyun selalu mengeluarkan positif vibe dalam pertemanan mereka. Saking positifnya ia sampai2 tak pernah menangkap sinyal2 cinta dari Hanbin dan terus memukul rata perlakuan semua sahabatnya. Ia tidak pernah menganggap salah satu spesial karena semua spesial. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di pertemannan mereka.

Rose mengangguk dan ikut membersihkan bekas2 makanan mereka dan membuangnya di tempat sampah.

Jennie melirik ponselnya yang masih 0 notif chat. Seminggu yang lalu ia putus dengan pacarnya, Kai. Mereka putus karena keputusan Jennie yang akan kembali ke New Zealand. Kai menentang hal itu karena ia tak bisa menjalani LDR. Kedua insan yang sama2 keras itu pun akhirnya saling menyakiti satu sama lain dengan keputusan akhir mereka, yaitu.. putus.

Ya. Diam2 Jennie mengharapkan Kai kembali dan meminta maaf. Lalu mereka menjalani LDR kemudian salah satu dari mereka menyusul dan mereka kembali bersama. Tapi hal itu terdengar mustahil karena baik Jennie maupun Kai sama2 keras pada ego mereka sendiri. Sekarang yang tersisa hanyalah kegalauan.

Hanbin, Mino dan Jungkook masuk setelah mematikan rokok mereka.

"Hei cewek2." Panggil Hanbin.

Jennie, Dahyun dan Rose mendongak.

"Kita main truth or dare saja sampai pagi." Ucapnya kemudian duduk di lantai yang sudah bersih dari makanan.

Jennie tertawa. "Masih jaman truth or dare?" Ucapnya geli.

"Terus apa? Biar kutebak, salah satu pertanyaannya adalah... ada orang yang disukai disini?" Cibir Rose pada Hanbin.

Wajah Hanbin memerah. Sesungguhnya ide truth or dare ini adalah ide Jungkook. Ia membujuk Hanbin dan bilang ini adalah kesempatan satu2nya bagi Hanbin untuk mengutarakan perasaannya kepada Dahyun.

"Hei... kalian hanya takut tidak bisa jujur saja kan?" Ucap Mino membela Hanbin. "Jangan2 kalian banyak berbohong pada kami?" Ucapnya mendramatisir.

Jennie tertawa sinis. "Lagi pula tidak penting juga. Kami tahu kalian luar dalam. Tidak perlu main truth or dare pun kami sudah tahu kebenarannya." Ejek Jennie.

"Terus apa? Kalau tidak ingin main truth or dare Kalian punya ide tidak?!" Sergah Hanbin kembali emosi.

"Main uno?" Usul Dahyun memecah keheningan yang di jawab dengan gelengan kepala secara serentak oleh para sahabatnya itu.

Tiba2 sebuah ide cemerlang merasuk di kepala Jungkook. "Aha!" Seru Jungkook senang.

"Bagaimana kalau kita main Dare or Dare?" Tantang Jungkook.

"Dare or Dare?" Tanya mereka bersamaan.

- Tbc

Dare or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang