17

2.8K 256 24
                                    

"Hei... kenapa tiba2 hening?" Bisik Mino.

Jennie menggedikkan bahunya, "aku penasaran apa yang Hanbin dan Eunwoo bicarakan."

Rose mengangguk, "feelingku tidak enak."

Jungkook menutup mulutnya, "jangan2 Eunwoo dan Hanbin berebut Dahyun".

Yang dijawab dengan geplakan oleh seluruh sahabatnya,

"jangan lebay! Tidak mungkin kan seorang Dahyun!" Seru Jennie yang dibalas anggukan oleh Rose dan Mino.

Jungkook hanya meringis kesakitan, "ya... siapa tahu kan?" Ucapnya.

"Hush! Hush!" Rose menegur teman2nya untuk kembali fokus kepada drama Hanbin x Dahyun di balik pintu.


Hanbin perlahan menatap Dahyun. Dahyun sedang menatapnya dengan cemas.

"Apa yang kalian bicarakan tadi?" Tanya Dahyun.

Hanbin diam. Apakah tak apa2 jika begini? Bukankah ini curang namanya? Namun... menjadi curang seperti ini bukan jaminan ia dapat memenangkan hati Dahyun kan?

Hanbin menarik nafasnya dan menghembuskannya. Baiklah! Ia sudah memantapkan hatinya. Paling tidak ia harus mencobanya!

"Hanbin?" Tanya Dahyun.

Hanbin tersenyum hangat. "Eunwoo bilang ia ingin aku menjagamu."

Dahyun mengernyitkan dahinya. Barusan ia jelas2 melihat Hanbin bertengkar dengan Eunwoo. Apakah Hanbin menyembunyikan sesuatu?

"Kau yakin itu semua yang dikatakannya?" Ucap Dahyun ragu.

Hanbin mengangguk. "Yah. Yang lainnya hanya obrolan personal antar cowok." Ucap Hanbin santai.

Dahyun mengangguk. Sepertinya ia harus puas dengan itu saja. Bukannya berharap, namun sepertinya memang sedikit ada percekcokan antara Eunwoo dan Hanbin tadi yang Dahyun tidak tahu soal apa. Tapi jika Hanbin berkata itu masalah personal antara cowok ia tak bisa memaksa Hanbin untuk mengatakannya.

"Jadi, Dahyun." Ucap Hanbin membuyarkan lamunan Dahyun.

"Kita sudah mengantongi izin Eunwoo. Sekarang semua terserah dirimu. Apakah kau mau menerimaku atau tidak." Ucap Hanbin.

Dahyun menatap Hanbin sambil terkekeh.

Hanbin mengernyitkan dahinya bingung, "apalagi ini?!" Serunya emosi. Dahyun selalu tertawa disaat2 penting baginya. Dan merusak kesakralan moment mereka.

Dahyun menggeleng2kan kepalanya, "ani... ani... kau... apa tidak bisa menyiapkan sesuatu yang romantis untuk menembakku?" Tanya Dahyun geli.

Emosi Hanbin sudah sampai ubun2 mendengarnya, "hei! Aku sudah mencoba romantis ya! Aku membawamu ke taman untuk menyatakan cinta di depan air mancur, tapi air mancurnya mati! Bahkan seluruh listrik di taman juga mati!" Seru Hanbin emosi.

Dahyun semakin tertawa mendengar luapan kekesalan Hanbin.

"Lalu aku ingin menembakmu di apartemenku! Hanya disini lokasi yang memungkinkan! Masa aku menyatakan cinta di tengah2 orang2 yang sedang tidur di ruang tengah!" Seru Hanbin seraya mendelik ke arah para sahabatnya di depan pintu yang langsung mengalihkan pandangan mereka karena kepergok menguping.

Tawa Dahyun semakin meledak. Ia memegangi perutnya yang sakit karena kebanyakan tertawa dan mengusap air mata di sudut matanya.

"Aigoo.... benar juga ya." Ucapnya disela2 tawanya.

Hanbin mendengus, "kau harus bersyukur." Ucapnya pelan.

Dahyun berhenti tertawa, "bersyukur apa?" Tanyanya ikut memelankan suaranya.

Dare or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang