"Tidak perlu mencari komplotannya. Bunuh mereka semua!" Perintah itu terdengar melalui earset Lizz.
*****
Mendengar perintah itu, Lizz sempat ragu membunuh orang sebanyak itu. Namun tugas tetaplah tugas. Mau atau tidak mau harus tetap dilaksanakan. Lizz mengeluarkan pistolnya dan membidik satu per satu orang di depannya.
Semua tembakan diarahkan ke kepala agar tidak membuang-buang peluru. Lizz ingin semua mati hanya dengan satu tembakan saja.
Dor Dor Dor Dor
Suara tembakan terus terdengar. Tak jarang juga ada peluru balasan Yang diarahkan ke arah Lizz. Oleh karena itu sembari menembak, Lizz juga berpindah-pindah tempat.
Sepertinya semua orang di klub ini bukan orang biasa. Setelah Lizz memperhatikan mereka. Lizz melihat ada pistol terselip di balik jaket mereka. Bisa dibilang mereka terlihat seperti sekelompok mafia.
Setelah tembak menembak selama hampir dua puluh menit, Lizz berhasil membunuh sebagian besar orang disana. Sisanya tinggal tiga orang yang kabur keluar klub.
Lizz menghela napas dan berlari mengejar sisa buruannya yang kabur.
"Kenapa kalian harus berlari dari takdir yang dihasilkan karena perbuatan kalian dan membuatku repot mengejar kalian." Sungut Lizz.
Tiga orang itu berlari ke jalan dan masuk ke dalam sebuah mobil hitam yang terparkir di sisi jalan. Lizz mempercepat larinya karena tidak mau kehilangan buruannya. Sebelum mesin mobil itu menyala, Lizz sudah ada di depan mobil itu.
Dor Dor
Lizz menembaki kaca mobil itu. Sialnya, kaca mobil itu anti peluru. Lizz mengutuk siapapun pembuat mobil itu karena membuat tugasnya lebih sulit.
Otaknya berpikir cepat untuk menemukan solusi. Tanpa sengaja ujung matanya menangkap palu yang tergeletak di jalan. Kelihatannya palu itu bekas tukang bangunan yang bekerja di dekat situ.
Lizz berjalan menjauh dari mobil dan mengambil palu tersebut. Ia memasang ancang-ancang melempar palu tersebut. Lalu, Lizz melempar palu itu ke arah kaca mobil buruannya dengan sepenuh tenaga. Palu itu terlempar dengan kecepatan tinggi dan menimbulkan suara keras saat berbenturan dengan kaca mobil.
KRAK
Kaca mobil itu tak mampu menahan palu tersebut dan pecah berantakan. Lizz dengan gesit menembak tiga orang di dalam mobil itu melalui sisi kaca yang telah pecah.
Dor Dor Dor
Setelah memastikan buruannya sudah mati, Lizz membuang jaketnya dan menyembunyikan pistolnya. Kemudian dia berjalan dengan santai seolah-olah ia adalah turis yang sedang liburan.
Baru tiga atau empat langkah Lizz berjalan terdengar suara di earset yang dipakainya, "Kau tunggu di persimpangan jalan. Disana akan ada yang menjemputmu sebentar lagi."
Saat Lizz berada di persimpangan jalan, terdapat mobil yang menunggu Lizz. Di dalam mobil ada kenalan Sir Aldrich.
"Apa anda sudah disini daritadi?" Tanya Lizz.
"Ya." Jawabnya singkat.
Lizz berdecak kesal dan berkata, "Sudah berapa lama?."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROIC GIRL
AcciónLizz adalah gadis yang bertarung di garis depan perang. Memakai senjata adalah kesehariannya, berperang adalah rutinitasnya. Lalu, apa yang terjadi ketika tiba-tiba ia dikirim untuk bersekolah di sekolah umum? ***...