"Gue pengen ngasih pelajaran ke salah satu murid sekolah kita."
"Siapa? Jangan bilang cewek?" Ray tampak mengulum senyum di seberang telepon.
"Iya cewek. Namanya Lizz Gizell Courronne."
"....."
******
"Wait, wait. Bukannya itu si anak baru yang cakep itu?" Tanya Ray memastikan.
Terissa memutar matanya, merasa risih dengan kata-kata Ray yang menekankan keunggulan fisik anak baru yang dibencinya itu. Meskipun dia benci mengakuinya, tetapi darah campuran memang membuat wajah dan proporsi tubuh Lizz dapat membuat orang-orang menoleh dua kali saat melihatnya.
"Yap." Terissa menjawab singkat.
Ray terdiam beberapa saat, lalu berkata, "Sorry, deh. Kalo anak yang itu gue skip. Gue gak bisa bantu lo kali ini."
"Kenapa? Dia terlalu kuat buat lo?" Kata Terissa dengan sarkasme.
"Iya, bener."
"Bohong! Bilang aja lo ikut kepincut sama tampangnya kayak cowok-cowok lain di sekolah kita." Suara Terissa mendadak naik dua oktaf karena emosi.
Di seberang telepon Ray menghela napas lelah, "Terserah lo deh, Ter. Kalo gak percaya, yang ada lo malah yang susah. Asal lo tau aja gue bisa dibantai sama dia karena dia emang sejago itu beladiri-nya."
Terissa yang masih tidak habis pikir dengan jawaban Ray membalas perkataannya dengan kata-kata pedas, "Kalo lo gak mau bantu, yaudah. Tapi tolong jangan ngarang kayak gitu. Asal lo tau gue bantu lo selama ini karena gue kira lo tau apa itu balas budi."
Setelah itu Terissa memutuskan sambungan telepon. Ia memutuskan untuk berdiskusi kembali dengan 4 Angeles.
"Gimana, Ter? Keliatannya lo kesel banget tadi. Ray mau bantu kita kan?" Tanya salah satu anggota 4 Angeles bernama Mia.
"Dia gak bisa bantu kita. Kayaknya dia juga kepincut tampangnya si anak baru." Jawab Terissa.
"Yahh gimana dong jadinya. Padahal gue udah berharap. Lo kan udah banyak bantuin Ray. Masa dia gak mau bantu lo cuma gara gara suka sama si anak baru."
"Alasan dia katanya si Lizz itu lebih jago beladiri daripada dia. Keliatan jelas banget bohongnya. " kata Terissa sambil menyandarkan punggungnya ke tembok.
"Tapi kata temen gue yang ngeliat kejadian tawuran sekolah kita waktu itu, dia emang gila banget. Anak-anak SMA Radial aja sampe mundur gara-gara dia." Jelas Lily, anggota 4 Angeles yang paling pendiam.
"Lily, mereka itu cuma melebih-lebihkan. Menurut lo emang seorang cewek bisa berpengaruh sejauh itu dalam tawuran?" Mia mematahkan kata-kata Lily dengan argumennya.
"Tapi lo pada tau kan dari awal Lizz gak kelihatan kayak cewek biasa." Lily kelihatannya tidak ingin mencari masalah lebih jauh dengan Lizz. Dia pernah bertatapan dengan Lizz dan entah kenapa dia merasa Lizz adalah orang berbahaya.
"Okelah mungkin dia jago beladiri. But so what? Gak mungkin kita mundur cuma gara-gara itu kan." Ucap Gina.
"Udah-udah. Jadi gimana rencana kita selanjutnya?" Tanya Terissa untuk memberhentikan argumen-argumen anggota 4 Angeles.
Mia membereskan barang-barangnya dan berkata, "Kita lihat dulu deh. Gue juga gak punya ide lagi buat ngerjain dia."
Akhirnya 4 Angeles sepakat untuk melihat perkembangan situasi selanjutnya. Mereka belum mengambil tindakan apapun sejauh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROIC GIRL
ActionLizz adalah gadis yang bertarung di garis depan perang. Memakai senjata adalah kesehariannya, berperang adalah rutinitasnya. Lalu, apa yang terjadi ketika tiba-tiba ia dikirim untuk bersekolah di sekolah umum? ***...