9✔

523 47 4
                                    

Sudah waktunya istirahat, Yeri memutuskan keluar kelas setelah sebelumnya Doyeon memanggilnya.

"Yer, gimana sama Mark?" yeri mengerutkan kening, maksud Doyeon itu apa?

"Mark? Dia gk gimana-gimana kok. Kenapa emangnya?"

Doyeon diam, menatap nanar ke arah Yeri, gadis itu benar-benar tidak tau apa-apakah tentang Mark dan Tzuyu?

"Lucas mana?"

"Lagi futsal sama Jihoon."

"Nanti lo datang ke acara ultahnya Saeron kan?"

"Pasti lah."

"Btw Yer, lo ngundang Tzuyu?" Yeri mengangguk sebagai jawaban, sementara Doyeon mengalihkan pandangannya.

"Emang dia tau rumah lo?"

"Kan ada Mark."

"Kenapa harus sama Mark coba? Lo gk takut kejadian sesuatu gitu?" Yeri terkekeh, pertanyaan Doyeon ada-ada saja.

"Ya enggaklah, Tzuyu itu temen gue. Jadi, apa yang harus ditakutin?"

'Lo gk tau apa-apa, Yer.'

Mereka sudah sampai di kantin, Doyeon memesankan makanan untuk Yeri. Tak lama, seorang gadis datang menghampiri meja yang ditempati oleh Yeri.

"Halo Kim Yerim."

"Hai, Arin."

"Yer,lo putus sama Mark?" Yeri menggeleng sebagai jawaban. Ada apa sih dengan hari ini? Orang-orang menanyakan pertanyaan yang aneh padanya.

"Terus, kok tadi gue liat Mark berangkat sama--"

"Nih Yer." Doyeon meletakkan pesanan Yeri, tepat dihadapannya. Membuat Yeri tersenyum tipis.

"Lo gk makan Rin?" Arin menggeleng cepat, setelahnya meninggalkan Yeri dan Doyeon. Sebenarnya, karna gadis itu risih dengan tatapan Doyeon.

✏✏✏

"Mark." Mark menoleh, menaikkan satu alisnya.

Gadis yang memanggilnya malah menunduk, memainkan jari-j
arinya. Dan Mark tau, hal itu sering dilakukan sang gadis karna takut.

"Gk apa-apa. Yeri, dia gk tau."

"Gimana kalau tiba-tiba dia tau? Kamu mau nyakitin dia?" pertanyaan itu membuat Mark terdiam.

'Kamu mau nyakitin dia?'

Satu pertanyaan yang tak bisa dijawab dengan ucapan apapun.

"Jawab aku, Mark."

"Tapi..."

"Aku, sayang kamu Tzuy." Tzuyu kembali menunduk, merutuki dirinya sendiri. Bagaimana cara move on dari lelaki dihadapannya? Tzuyu ingin melakukan itu sekarang.

"Aku tau, perasaan kamu gk berubah, kan?"

"Kalau kamu tau, kamu gk perlu pertanyakan lagi." Mark menatap Tzuyu, gadis itu masih enggan mendongakkan kepalanya.

"Hai." sapaan yang dilontarkan dari depan pintu begitu familier di telinga Mark, membuat pria itu kembali sibuk membaca novel.

"Nih." kata Yeri sembari menyodorkan sebungkus roti, gadis itu juga memberikannya pada Tzuyu.

"Dimakan ya."

OneHeart✔-MarkRi[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang