20✔

617 54 3
                                    

"  apa kata yang diucapkan di mulut itu sesuai dengan realita yang terjadi?"

📍📍📍

Yeri baru saja sampai di kelas, dia segera duduk di kursinya. Gadis itu mencari keberadaan Mark, tapi nampaknya pria kanada itu belum datang.

"Pagi Yerim~~" Yeri tersentak begitu suara itu menyapa indra pendengarannya. Tanpa babibu, si gadis memukul keras lengan Mark. Namun bukannya mengaduh, Mark malah tertawa.

"Ish, kamu nyebelin banget sih." Mark terkekeh, mencolek pipi Yeri.

"Gemesin deh, myemim aku."

Tak lama kelas semakin ramai, dan bertambah ramai lagi begitu terdengar sebuah kabar yang tentunya menbahagiakan bagi para murid.

"Yes, jamkos." suara itu membuat seisi kelas menoleh ke ambang pintu. Pria bongsor tengah berjalan sembari bersorak menghampiri meja Mark.

"Morning guys." sapanya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Mark ketus, pria tak tau malu itu menepuk bahu Mark. Membuat Mark mengaduh kesakitan.

"Doy, lo pacaran sama manusia atau kingkong sih?" Doyeon tertawa, begitupun dengan Yeri dan Tzuyu.

"Garing banget elah " seseorang tiba-tiba menghampiri mereka, dia Woojin.

"Ada lo jadi makin garing deh Jin." Woojin merengut, namun tetap menarik kursi dan ikut bergabung disana.

"ToD aja gimana?" mereka saling melirik, dan akhirnya mengangguk setuju. Ide bagus.

"Oke, gue puter ya botolnya." Lucas memutar botol tersebut, dan ternyata botolnya berhenti tepat di Doyeon.

"Truth."

"Apa yang paling lo benci dari Lucas?" Doyeon nampak berfikir, gadis itu melirik Lucas, lantas berdehem.

"Yang paling gue benci dari Lucas itu sifat gk tau dirinya dia. Bikin malu aja." jawaban Doyeon memancing tawa mereka yang mendengar, sementara Lucas memasang wajah cemberut. Namun tetap tampan, bagi Doyeon.

Setelah itu Doyeon memutar botolnya, dan berhenti tepat pada gadis Kim.

"Yeri pilih truth or dare?"

"Dare."

"Karna lo pilih tantangan, gue kasih lo tantangan untuk ngungkapin perasaan lo ke Mark di depan kelas."

Yeri agak kaget, tapi akhirnya mengikuti juga. Gadis itu maju ke depan kelas, membuat atensi teman-temannya jadi tertuju ke arahnya.

"Oke, hari ini aku bakal ngungkapin apa yang aku rasain kepada seseorang. Kalian tau orang itu kan? Dia Mark Lee. Hai Mark, kamu tau? Aku sayang banget sama kamu, aku gk tau akan kayak gimana seandainya sampai saat ini kita masih belum ketemu. Makasih ya udah mau bareng aku, jadi orang yang nemenin aku, jadi orang yang mau dengerin segala keluh kesahku, walaupun mungkin masih banyak hal yang saling kita sembunyikan." Yeri tertawa kecil, netranya menatap dalam netra Mark yang kini tengah tersenyum ke arahnya.

"Pokoknya itu, aku sayang kamu Mark." Yeri kembali kesana, Mark langsung merangkul gadisnya, mencubit gemas pipi Yeri.

"Uh, sweet banget sih kalian berdua." ucap Woojin.

"Oke, next. Puter Yer." Yeri memutar botolnya yang berhenti tepat ke arah Mark.

"Jodoh tuh emang gk kemana ya." celetuk Lucas.

"Truth."

"Kalau seandainya lo cuma punya dua pilihan, lo pilih Tzuyu atau Yeri?" pertanyaan Doyeon sontak membuat Woojin dan Lucas menatap Mark heran. Sementara Mark menatap sinis ke arah Doyeon, memaki dalm hati.

"Gue pilih Yeri. Pertanyaan lo gk bermutu banget sih." jawab Mark cepat. Doyeon bertepuk tangan, namun siapapun tau jika gadis itu berniat meremehkan.

"Next langsung. Puter Mark." Mark memutar botolnya, dan mengarah pada Woojin.

"Pilih truth or dare?"

"Dare."

"Itu tuh si Sohye. Lo katanya suka sama dia kan? Sabi lah lo minta kontak line atau whatsapp."

"Eh, dare macam apaan tuh Yer? Gk."

"Ya gk bisa dong, kan udah milih dare. Buruan sana." dengan pasrah Woojin menghampiri Sohye yang tengah berbincang dengan teman-temannya.

"Hai, Sohye."

"Hai."

"Besok ada ulangan ya."

"Oh iya, besok itu ulangan Matematika. Kenapa Jin?"

"Kamu tau gk kisi-kisinya?"

"Gk tau."

"Tau gk apa aja yang dipelajarin?"

"Emang kamu gk dengerin kemarin Bu Yoona ngasih tau apa aja?" Woojin hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kirimin aku di line bisa gk Hye?"

"Oh iya, line aku kimsohyee. Nanti kamu ingetin aja, aku takut lupa soalnya."

"Okok." Woojin menghampiri teman-temannya dengan senyum sumringah. Pria itu segera menjabat tangan Yeri.

"Thank you so much Yer. Berkat lo nih." kata Woojin dengan senyum yang tak juga luntur.

"Sama-sama."

"Buru putar botolnya." dengan semangat Woojin memutar botolnya, dan berhenti tepat di Tzuyu.

"Gue penasaran deh sama Tzuyu."

"Siapa mantan terindah lo?" tanya Woojin cepat, Tzuyu menunduk, memainkan jarinya.

"Jangan bilang lo gk punya mantan, ini kita lagi butuh jawaban yang jujur. Lagipun gue gk percaya kalau lo gk pernah pacaran. Kecuali kalau emang lo gk mau." kata Woojin. Tzuyu menghela nafas, menatap sebentar ke arah Yeri.

"Mantan terindah gue itu..."

"M..Mark Lee."

"Hah? Serius?!"

📍📍📍

Hai... Ada yang nungguin update oneheart?

Makasih buat kalian yang masih jadi pembaca setia cerita aku
Semoga gk bosan ya, aku selalu berusaha membuat kalian suka sama cerita ini.

Sorry for typo, karna gk aku baca ulang ceritanya.

Oke, see you on next chapter👐

jangan lupa bersyukur untuk bahagia❤

OneHeart✔-MarkRi[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang