13✔

490 61 2
                                    

" hati yang rapuh, tak mudah untuk ditunjukkan. Apalagi, bagi seseorang yang pandai memutup luka. Kesedihannya selalu ditutupi dengan sandiwara bahagia."

Yeri menatap Doyeon dengan tatapan bingung, dia kenapa sih?. Tiba-tiba mengajaknya bertemu pagi-pagi, padahal Yeri masih ingin tidur.

"Kenapa?" akhirnya Yeri buka suara setelah Doyeon tak berhenti menatapnya kesal.

"Masih mau pertahanin Mark?" Yeri tertawa sarkas, terdengar menyedihkan.

"I don't know. Lo tau, gue gk punya alasan untuk melepas, dan gue punya banyak alasan untuk mempertahankan."

"Lo tuh cinta mati sama Mark? Jelas-jelas dia udah nyakitin lo, Kim Yerim."

"Gue sayang sama Mark, sesimple itu Doy." Doyeon berdecak, gadis keras kepala.

"Okay, tapi, gue minta sama lo untuk mikirin ini lagi. Jangan maunya disakitin terus Yer."

"Gue bakal bicara sama Mark, lo tenang aja." Doyeon mengangguk, lantas tersenyum samar.

✔✔✔

Yeri tersenyum melihat Mark yang tengah bermain futsal, meski tak melihat dari dekat, gadis itu sangat senang.

Tentu saja, disana ada Tzuyu. Mark pasti lebih senang jika ditemani Tzuyu, memangnya Yeri masih penting baginya?

Gadia itu tertawa miris, menyeka air yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Kenapa semua harus sesakit ini?

Yeri melangkah menghampiri Mark yang sepertinya sudah selesai bermain. Tak perduli Mark akan marah pada dia atau tidak, dia hanya merindukan kekasihnya, hal wajar kan.

"Hai." keduanya menoleh, Mark nampak terkejut. Pria itu berdiri dan merangkul Yeri.

"Kok bisa ada disini?"

"Kan, kalau libur kamu emanh sering kesini."

"Oh, yaudah duduk dulu sama Tzuyu. Aku mau ganti baju." Yeri mengangguk, Mark belum tau ya kalau Yeri mengetahui semuanya?

Tak lama Mark datang, dia segera merangkul Yeri, sedang Tzuyu mengekor di belakangnya.

"Kamu mau kemana?"

"Terserah kamu aja."

"Tzuy, kita mau kemana?"

"Gk tau."

Mereka kasuk ke dalam mobil Mark, Yeri tersenyum kecut. Mungkin mereka habis pergi berdua.

"Ke kedai es krim aja ya." keduanya serempak mengangguk dan Mark melajukan mobilnya menuju kedai es krim yang dia tawarkan.

"Mark," Mark melirik Yeri yang duduk di sampingnya. Menanyakan apa tanpa suara.

"Aku, kangen sama kamu."

Mark tertawa, mengacak rambut Yeri. Membuat gadis itu memukul tangannya.

"Perasaan kita ketemu tiap hari deh. Tapi, aku juga sayang kamu kok Yer."

OneHeart✔-MarkRi[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang