11. Different Butterfly

4.8K 310 23
                                    

youth

"Soo, lagi kosong gak?" Jin bertanya pada seseorang di seberang sana.

"Kosong, kenapa? Mau ngajak jalan ya?" balas Jisoo.

"Iya."

"Loh, seriusan ini?"

"Iya, gua mau curhat nih."

"Masalah Nayeon lagi? Ah males lah gua."

"Cepetan gua tunggu jangan lama lama. Nanti gua jemput." Jin memutuskan telepon secara sepihak sambil menyunggingkan senyum tipis.

"Lucu.."

"Mah, aku berangkat ya."

"Mau kemana?" balas seseorang yang di panggil mah itu.

"Mau jalan sama temen ku."

"Hati hati ya, titip salam buat temen mu."

"Iyaa.."

"Eh, cewek cowok?"

"Emm, cowok."

"Oke, hati hati Jin," ucap orang yang sudah dipastikan adalah ibu dari anak yang berbohong ini.

"Iya."

Entahlah, jika Jin menjawab perempuan, pasti mamah nya akan bertanya panjang lebar seperti, 'orangnya gimana?' 'cantik kah?' 'baik kah?'. Haah, membayangkan nya saja Jin udah malas. Bukan kesal, pasalnya kalo ibu nya sudah bertanya tanya kayak gitu dan jawaban dari Jin sesuai dengan kriteria ibunya, pasti pertanyaan nya gak akan selesai. Contoh nya saat Jin meminta izin untuk pergi dengan Nayeon, ibunya tidak berhenti bertanya sampai sampai ia telat sampai tujuan 20 menit hanya karena ibunya yang banyak ingin tahu.

Sekedar informasi, yang itu tadi bukan lah ibu kandung Jin. Melainkan istri kedua ayahnya yang tinggal di sini bersama Jin. Sedangkan ibu kandung nya tinggal di Busan karena tidak sudi satu rumah dengan pelakor suami nya itu. Maka dari itu ia tidak akan mengenal jika Jin bilang itu adalah Jisoo teman nya dari zaman zigot yang sempat lost contact itu.

Udah curhatnya balik lagi ke Jin.

Tak perlu waktu lama bagi Jin untuk sampai di rumah Jisoo, rumah mereka hanya berbeda blok. Hanya memakan waktu lima menit sudah ditambah waktu siap siap untuk sampai di rumah ber-cat beige ini.

Tak mau menunggu lama Jin menelepon Jisoo.

"Gua dah sampe, lu dimana?"

"Cepet amat, gua baru mau pake baju."

"Cepetan."

"Iya sabar."

Jin memutuskan telepon secara sepihak untuk kedua kalinya, yang sudah pasti Jisoo sekarang sedang jengkel ga ada obat.

"Bisa ga sih?! Jangan matiin telepon sepihak! ngeselin tau gak?!" Jisoo keluar dari pagar rumah nya sambil bersungut sungut.

"Udah, naik."

"Widih, bawa mobil nih? Tumben."

"Abis nya waktu itu lu mau naik mobil mantan lu, sebelum lu naik mobil orang lain mending naik mobil gua dulu."

"Mobil lu?" Jisoo menatap Jin dengan pandangan remeh.

"Yaa, mobil papah gua sih."

"Haah! Sok sok an sih, malu kan. Tapi, gua udah pernah naik mobil tuh orang." Jisoo memasuki mobil tersebut.

"Oh ya?" Jin menutup jendela nya dan menyalakan mesin mobil, "Kalah start dong gue."

"Kalah start apaan? Kayak lu berdua lagi pdkt in gua aja."

[1] YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang