Hanny dan Hansen sedang bermain games di ponselnya masing-masing. Tak lama kemudian, Hanan turun dari lantai atas dan membuat perhatian Hanny langsung ke arah Hanan.
"Mau ke mana udah pake jaket?" tanya Hanny.
"Paling mau jalan sama Erka, ya kan?" sambar Hansen tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
Hanan pun hanya mendecak mendengar ucapan Kakaknya itu.
"Emang iya?" tanya Hanny lagi yang masih ingin memastikan.
Hanan sudah membuka mulutnya, hendak menjawab pertanyaan dari Hanny, namun belum sempat ia bersuara, Hansen sudah menyambar lagi.
"Iyalah. Hanan mana punya yang lain, yang mau temenan sama dia kan Erka doang. Tapi sayang," ucap Hansen yang menggantung.
"Sayang kenapa?" tanya Hanny lagi.
"Iya, enggak apa-apa kok, sayang!" Selepas mengucapkan kalimat itu, Hansen langsung melepaskan tawanya dengan nyaring.
"Ih, serius juga ngomongnya," ucap Hanny kesal.
"Iya, iya. Tapi sayang Erka nya udah punya doi," ucap Hansen lagi yang kini membuat raut wajah Hanan yang berubah.
"Ih, enggak boleh gitu tau. Kan sahabatan, bukannya kaya Bang Hansen yang setiap deket cewe harus dipacarin," serang Hanny yang membuat Hanan mengacungkan jempolnya pada Hanny, dan dibalas senyuman oleh Hanny.
"Yaudah, kalo Mama nyari, bilang gue lagi keluar bentar," pamit Hanan yang dijawab anggukkan kepala dari Hanny.
Hanan berjalan menuju garasi tempat ia biasa memarkirkan motornya. Saat di garasi, Hanan bertemu dengan Hanz yang baru sampai di rumah dengan masih menggunakan seragam sekolah.
"Mau ke mana lo?" tanya Hanz pada Hanan yang sudah menaiki motornya.
"Nyari angin bentar," jawab Hanan.
Hanz menganggukkan kepalanya dan tanpa bicara lagi langsung masuk ke dalam rumah, lalu melihat Hanny dan Hansen.
"Baru pulang lo? Udah mutarin Indonesia sampe mana?" tanya Hansen yang disahut dengan decakan oleh Hanz.
"Kenapa sih semua orang sensi sama gue hari ini?" tanya Hansen pada Hanny. Sedang kan Hanny yang sejak tadi setia meladeninya, kini hanya diam seperti menganggap tidak ada orang yang baru saja berbicara. Hanny bangkit dari posisinya yang tadi duduk di samping Hansen, dan melangkahkan kakinya naik ke lantai atas tanpa mgucapkan sepatah katapun kepada Hansen ssbelumnyam
"Tuh kan nambah lagi," ucap Hansen dengan kesal.
***Hanny dan Uli sedang berjalan menuju perpustakaan. Namun saat di depan perpustakaan, Uli menghentikan langkahnya.
"Lo aja yang masuk, ya? Penjaga perpusnya sensi sama gue, gara-gara kemaren yang gue ribut sama si ratu cabe," ucap Uli menjelaskan.
Hanny yang mengerti dengan keadaannya pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju, dan segera masuk ke dalam perpustakaan tersebut. Sedangkan Uli, gadis itu menunggu di depan perpustakaan tersebut.
Lama Uli hanya diam di sana dan melihat siswa-siswi yang berlalu-lalang. Tiba-tiba lengan Uli rasanya ada yang menyentuh, dan dengan gerakan yang cepat langsung ditariklah dengan kuat.
"Siapa sih yang narik-narik sembarangan gini?" tanya Uli dengan kesal.
Uli membalikkan badannya dan sedikit menengadah ke atas untuk bisa bertatapan langsung dengan lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Han's Family
Teen FictionCover by @Candylnd Cerita tentang sebuah keluarga yang dimana semua nama anggota keluarganya diawali dari nama 'Han' (kecuali Ibunya). Dalam cerita ini akan mengarah pada kehidupan remaja dengan menceritakan segala masalah masalah yang akan dilewati...