Bagian #15 : Bersembunyi dan Bertemu Denganmu

16 4 0
                                    

"Eh?"

Hansen terkejut ketika melihat siapa orang yang sedang ada di sampingnya itu.

"Kok Ellen di sini?" tanya Hansen.

Ellen sebenarnya sudah tidak begitu terkejut akan kehadiran Hansen di kafe itu karena ia sudah bertemu dengan Ipang dan Syukur terlebih dahulu, jadi ia sudah mengira bahwa Hansen pun akan ada pula.

Ellen membalas ucapan Hansen tadi hanya dengan senyuman manis. "Mau pesan apa?" tanya Ellen.

"Boleh liat menunya?" balas Dita dengan lembut.

Ellen menyerahkan lembaran menu yang tersedia di kafe tersebut. Dita memilih-milih beberapa menu dan memesannya kepada Ellen. Setelah itu Ellen berlalu meninggalkan mereka semua.

"Siapa sih? Kok kaget gitu?" tanya Dita yang penasaran melihat ekspresi anaknya itu.

"Jadi gini, Tante......"

Syukur memelankan suaranya sehingga terdengar seperti hampir berbisik, ia memberitahu Dita tentang Ellen. Dita pun mengerti dan menganggukkan kepalanya.

"Eh, jangan macem-macem lo!" ucap Hansen mengancam. "Enggak, Ma. Syukur bo'ong, sumpah!" lanjut Hansen.

"Yeee, emang gue bilang apa?" tanya Syukur kepada Hansen.

"Udah, ah. Jangan pada ribut. Gapapa, santai aja. Mama mau ngopi cantik dulu hari ini bareng Indira. Iya kan, Indira?" tanya Dita pada Indira yang masih saja malu-malu.

"Iya," balas Indira dengan senyum malu.

"Tapi, bener enggak?" Kali ini Dita yang bertanya pada Hansen lagi.

"Tuh kan, Mama! Udah dibilangin juga jangan percaya omongan setan," ucap Hansen dengan kesal.

Seketika Hansen seperti sedang menjadi bukan dirinya. Tidak percaya diri, malu, dan salah tingkah. Hansen melahap kentang goreng yang ada di atas piring Ipang sampai habis.

"Yah! Lo gimana, sih! Jangan diabisin juga," ucap Ipang dengan kesal.

"Nanti pesen lagi ya, Ipang," ucap Dita dengan lembut.

"Noh, dengerin!" balas Hansen sambil mengunyah kentang goreng yang masih memenuhi mulutnya itu.

"Pesennya di pelayan yang tadi, kan? Yaudah, panggil lagi. Sekalian mau di tanya-tanya," ucap Dita yang diakhiri gelak tawa dari Dita dan yang lainnya.

"Mama...." ucap Hansen memohon agar Dita tidak lagi membicarakan soal Ellen.

***


"Hanny!" panggil guru Matematika yang berada di depan sana.

Hanny pun mendongakan kepalanya dan menatap ke arah guru tersebut.

"Di mana Juliana?" sambung guru Matematikanya.

"E, tadi ke toilet kan, Bu?" jawab Hanny dengan tidak yakin.

"Ke toilet kok lama? Itu buang air apa sekalian resepsi nikahan?" ucap guru Matematikanya lagi yang berhasil mengundang gelak tawa dari seisi kelas.

Tanpa peduli lagi, guru Matematika tersebut langsung mencoret daftar hadir Uli di kelas padaa hari ini dan melanjutkan kembali proses belajar mengajar.

Di sisi lain, Uli tengah asik tertidur di taman belakang sekolah yang memang memiliki banyak pohon rindang dan selalu ada angin sepoi-sepoi. Tadinya Uli berniat duduk sebentar di bangku yang tepat di bawah pohon rindang itu sambil mendengarkan musik menggunakan headset, namun tidak disangka ia sampai tertidur pulas begini, ditambah lagi ada meja yang cocok sekali untuk ia meletakan kepalanya di sana.

Han's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang