Malam ini Hansen akan pergi ke suatu tempat. Ia tengah mendandani dirinya di depan cermin yang ada di kamarnya. Setelah berdandan, Hansen keluar dari kamarnya dan melihat ada Dita dan kedua Adik kembarnya di meja makan.
"Mau ke mana, Sen?" tanya Dita yang melihat penampilan Hansen sudah rapih itu.
"Mau nongkrong, Ma," jawab Hansen.
"Kok ganteng amat? Biasa enggak gitu," ucap Dita lagi.
"Yeee, Mama mah suka gitu. Kan Mama sendiri yang bilang definisi nama Hansen itu handsome," balas Hansen.
Hansen melanjutkan langkahnya dan tak lama kemudian ia sudah pergi meninggalkan rumah.
Di meja makan masih ada Hanan, Hanny dan Dita. Hanan dan Hanny masih terdiam, sedangkan Dita terus menanyai apa yang terjadi dengan Hanan hari ini.
Tadi Dita mendapat panggilan dari sekolah supaya besok dapat hadir di sekolah anak-anaknya. Dita dipanggil sebagai perwakilan dari Hanan. Guru Hanan hanya mengatakan bahwa Hanan terlibat perkelahian kemarin, tetapi Dita tidak menemukan tanda-tanda bahwa anaknya itu baru saja berkelahi.
Hanny juga sebenarnya tidak tahu bahwa tadi Hanan dipanggil oleh guru BK karena masalah kemarin. Ia merasa bersalah kepada Hanan, karena menolongnya, Hanan jadi terkena masalah dan Hanny takut jika sampai Hanadi tahu bahwa Hanan dipanggil guru BK karena berkelahi.
"Ma, Hanan enggak salah. Hanan kemarin nolongin Hanny. Yang mata Hanny bengkak ini, loh," ucap Hanny pada Dita.
"Iya, terus? Kenapa matanya bisa gitu? Kenapa Hanan sampe dipanggil gurunya?" tanya Dita lagi.
Hanny pun menceritakan awal mulanya dari Dimas yang memaksanya untuk ikut dengannya sampai Adit datang. Hanan pun baru tahu bahwa Adit berniat untuk menolong Hanny. Tapi tetap saja Adit salah karena telah melukai Hanny. Hanny tidak menceritakan bagian Adit melukainya hingga Hanan datang, karena bagian tersebut Hanny sama sekali tidak tahu, kejadian itu terlalu cepat.
"Hanan juga tetep salah, Ma. Hanan ngehajar temennya Hanny, tapi temennya Hanny yang buat mata Hanny sampe kaya gitu. Semuanya salah, Ma," ucap Hanan.
Dita menghela napas. Ia mengerti sekali sifat dan sikap anaknya yang satu itu. Hanan tidak mungkin memakai kekuatannya untuk suatu hal yang tidak penting, pasti ada sesuatu yang amat penting hingga ia menggunakannya.
Dita hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia meengerti sekarang mengapa hal tersebut bisa terjadi, tetapi ada satu hal yang masih ia pikirkan, yaitu bagaimana reaksi suaminya mendengar kabar ini. Apa sebaiknya ia tidak memberitahu dahulu masalah ini kepada suaminya itu? Tapi setelah ia pikir-pikir bahwa tidak baik jika ia menyembunyikan hal ini kepada suaminya. Bagaimanapun, Hanadi perlu tahu masalah yang tengah dihadapi oleh anaknya.
"Mama kenapa?" tanya Hanny dengan takut-takut.
"Nanti Hanan bilang sendiri sama Papa," ucap Hanan tiba-tiba yang berhasil membuat Dita melayangkan tatapan ke arah anaknya itu.
"Gapapa, Mama yang coba jelasin sama Papa," balas Dita kemudian.
Hanan pun hanya menurut dan berlalu meninggalkan ruang makan tersebut sehingga menyisakan Hanny dan Dita di sana.
***
Hansen mengemudi mobil yang ia pinjam dari Mamanya itu dengan penuh kegembiraan. Kapan lagi ia bisa sebebas ini. Pergi menggunakan mobil pada malam hari. Seperti yang kalian ketahui bahwa Dita sangat protektif kepada anak-anaknya. Tetapi walaupun begitu, Hanz tetap saja membangkang.
Kali ini Hansen ingin kembali ke kafe yang minggu lalu ia dan teman-temannya kunjungi. Ia masih penasaran dengan kafe tersebut dan juga pelayan yang kemarin ia temui. Siapa lagi kalau bukan Ellen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Han's Family
Teen FictionCover by @Candylnd Cerita tentang sebuah keluarga yang dimana semua nama anggota keluarganya diawali dari nama 'Han' (kecuali Ibunya). Dalam cerita ini akan mengarah pada kehidupan remaja dengan menceritakan segala masalah masalah yang akan dilewati...