Setelah mengantar Hanny pulang ke rumah, Hanan menyerahkan tanggung jawab kepada Hansen untuk mengurus Hanny yang wajahnya masih tampak memerah.
"Ya ampun! Lo diapain sama Hanan?" teriak Hansen yang dibalas dengan tatapan tajam oleh Hanan.
"Sakit, Bang," ucap Hanny meringis sambil merebahkan badannya di sofa yang ada di ruang keluarga.
"Tolong, urusin Hanny kalo ada apa-apa. Gue ada janji," ucap Hanan lalu pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
"Kenapa sih lo, ah?" tanya Hansen lagi kepada Hanny.
"Sakit, Bang. Mata Hanny kayanya bengkak," ucap Hanny lagi.
"Ih, gimana, woi! Gue enggak tau ngobatinnya," jawab Hansen dengan panik karena Hanny terus meringis.
Hansen pun mencoba mencari es batu untuk mengompres, barang kali upaya itu bisa berhasil membuat bengkak di mata Adiknya itu menyurut.
Hanan kembali melintasi mereka dan berkata, "coba pake telur. Gue pergi dulu."
Hansen menggaruk tengkuknya karena bingung akan makna dari ucapan Hanan itu. Sedangkan Hanny, gadis itu terus meringis kesakita karena kesusahan untuk melihat.
***
Hanan sudah berada di depan rumah Erka dan mulai mengetuk pintu karena sejak tadi Erka tidak membalas pesannya.
Setelah Hanan menunggu sekita satu menit, akhirnya pintu rumah iti terbuka dan menampilkan seorang anak kecil.
"Kak Erkanya mana?" tanya Hanan pada Ergi, Adik Erka.
"Kak Erka tadi pergi sama Kak Bian," ucap Ergi dengan polosnya. "Pacar Kak Erka siapa sih? Kak Hanan apa Kak Bian?" lanjut Ergi.
Hanan tidak memerdulikan ucapan terakhir Ergi, Hanan hanya berpikir bahwa Erka benar-benar membuatnya kesal saat ini. Padahal tadi Erka yang membuat janji itu dan meminta untuk dipercepat agar ia bisa pergi dengan Bian setelahnya, namun sudah diberi toleransi begitu masih saja mengingkar janji.
Hal yang paling dibenci oleh Hanan dari Erka adalah ketika Erka bersikap bukan seperti Erka yang ia kenal ketika sedang bersama dengan Bian, pacarnya. Hebat sekali Bian bisa mengubah seseorang sehingga menjadi sosok yang berbeda.
Hanan menyampaikan salam untuk kedua orang tua Erka melalui Ergi dan segera pergi dari sana.
***
Hanz baru saja kembali ke rumahnya dan mendapati kedua Adiknya tengah berada di ruang keluarga.
"Bang Hansen, ini apa sih?" tanya Hanny pada Hansen.
"Udah, diem aja lo!" ucap Hansen sambil mengoleskan sesuatu di kelopak mata Hanny yang sedikit bengkak itu.
"Kok lengket?" tanya Hanny yang tidak dijawab oleh Hansen. "Kok bau amis gini?" tanya Hanny lagi.
Hanz mendekati kedua Adiknya itu dan bertanya, "Loh, Hanny kenapa?".
"Abis tawuran dia. Udah gue bilang juga lo bini jangan betingkah!" jawab Hansen yang kemudian mengomeli Hanny.
"Apaan sih! Hanny tuh enggak tawuran! Tanya Hanan sana!" jawab Hanny yang kesal mendengar celotehan Hansen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Han's Family
Novela JuvenilCover by @Candylnd Cerita tentang sebuah keluarga yang dimana semua nama anggota keluarganya diawali dari nama 'Han' (kecuali Ibunya). Dalam cerita ini akan mengarah pada kehidupan remaja dengan menceritakan segala masalah masalah yang akan dilewati...