" Bahasa persahabatan tidak tercermin dalam kata-kata, melainkan dengan makna ''
***
Sang surya mulai menunjukan wujudnya. Bertanda fajar telah tiba. Sinarnya terpancar indah dari ufuk timur, menghiasi langit pagi. Terdengar merdunya lengkingan ayam jantan berkokok dibalas oleh merdunya kicauan burung bagai alunan seruling bambu.
Pagi telah tiba, suara jam baker memenuhi kamar. Seorang cowok dengan segera bangkit dari ranjangnya. Bergegas menyiapkan diri pergi kesekolah. Sekitar 30 menit seragam putih abunya sudah terpasang rapi di tubuhnya.
Diluar, di waktu sepagi ini jalan raya sudah di penuhi kendaraan. Hal ini sudah biasa terjadi, mengingat sebagian besar masyarakat Singaraja bekerja jauh dari rumahnya. Dimana setiap pagi semua bergotong menuju tempat mereka bekerja. Selain pagi, kota ini kembali di penuhi kendaraan yang beralulalang di sore hari, tepat orang-orang pulang kerja.
" Sial, ternyata gue dateng kepagian " dengus laki-laki itu.
Kepagian adalah hal yang paling di benci oleh laki-laki yang bernama Raja Ambara ini. Entah karena teman-temannya yang begitu malas pergi ke sekolah atau karena dirinya yang selalu bersemangat pergi sekolah. Karena seberapa besar usahanya untuk datang lebih siang, tapi tetap saja dia selalu sampai di sekolah lebih awal.
Raja berjalan dengan satu tangannya terselip di sakunya. Sapaan dari adik-adik kelasnya yang berstatus osis ia tanggapi dengan senyum khasnya. Sampai di koridor kelas, Raja menghembuskan nafas beratnya.
" Dasar teman-teman yang berteman dengan sampah!! " batin Raja setelah melihat keadaan kelasnya yang penuh dengan sampah. Biasa, teman-teman sekelas Raja yang tidak perduli akan kebersihan kelasnya. Hampir semua teman sekelasnya membuang sampah sembarangan. Mereka hanya membersihkan kelas ketika ada lomba kebersihan kelas saja. Setelah itu, sampah kembali berserakan.
Itu yang membuat Raja tidak suka berada di dalam kelas. Baginya, penghuni kelasnya telah berteman dengan sampah. Dengan malas, Ia menghembuskan nafasnya perlahan lalu memulai untuk membersihkan kelasnya. Setelah itu, Ia menempatkan pantatnya pada kursi yang ia sering duduki. Raja duduk sambil mengeluarkan Hpnya dan mengirim sebuah pesan kepada sahabatnya yang berbeda sekolah dengannya.
RAJA AMBARA: Zal lo udah di sekolah gak?
Beberapa menit kemudian, pesannya menerima balesan. Dilayar ponselnya tertera Frizal sahabatku. Ya, Frizal adalah sahabat Raja. Ia telah bersahabat selama 8 tahun.
FRIZAL SAHABATKU: Udah dong kak, gue di sini adalah seorang ketua kamtibsis, jadi gue harus datang ke sekolah lebih awal daripada yang lain.
Raaja mengernyitkan alisnya dan mengetikan balesan pada kolom pesan.
RAJA AMBARA: Oh, menyombongkan diri banget
RAJA AMBARA: Btw, andai lo satu sekolah dengan gue
Pesan Raja tidak menerima balesan.
" Mungkin dia lagi sibuk " batin Raja.
Raja memandangi layar ponsel di tangannya, sambil sesekali ibujarinya mengulir aplikasi ponselnya.
***
Frizal, laki-laki yang cukup terkenal di sekolahnya. Terutama di kalangan cewek-cewek de sekolah SMA N 1 Denpasar. Ia di kenal akan prestasi dan ketampananya. Namun karena kelebihannya itu, Frizal menjadi tinggi hati, ia sering ganti-ganti pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Ambara
JugendliteraturTernyata di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. semua orang mengira nama sahabat adalah nama yang paling sempurna. namun pada kenyataannya sama. nama sahabat juga tidak sempurna. dalam persahabat juga banyak kekurangannya. seorang sahabat juga...