"Rico!" Panggil Alvino sambil berlari menghampirinya yang sedang berjalan menuju kantin. Rico berhenti melangkah lalu melirik Alvino yang berada di belakangnya.
"mau kemana lo?" Tanya Alvino ketika mereka sudah berhadap-hadapan.
"kantin," jawab Rico singkat
"masih sempet aja lo kekantin,"
"itu lo di cariin sama Pak Dika" ucap Alvino
"iya ntar gue kesana, gue mau beli minum dulu"
"yaudah gue balik keruang osis," ketika Alvino ingin pergi ke ruang osis, Rico langsung mencegatnya hingga Alvino menghentikan langkahnya.
"lo temenin gue ke kantin," perintah Rico, lalu Rico berjalan menuju kantin sambil meletakkan tangannya di bahu Alvino.
Alvino merasa risih karena dengan Rico meletakkan tangannya di bahunya membuat dirinya merasa panas. Apalagi pada saat itu matahari bersinar begitu teriknya. Rico dan Alvino adalah sepasang sahabat yang hampir semua siswa Sma 3 mengetahui itu. Persahabatan mereka dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang mereka buat menciptakan rumor aneh-aneh tentang mereka di kalangan kakak kelasnya.
"Duhh..Co turunkan tangan lo,gue kepanasan nih" ucap Alvino sembari sesekali menghusap keringan yang membasahi mukanya.
"Co,Vin kalian di panggil pak Dika dan ketos tuh, disuruh keruang osis sekarang." Ucap Wika.
"Hm, bentar kak" Rico dan Alvino melanjutkan langkahnya.
"Co, sebaiknya kita keruang osis dulu," bisik Alvino.
"Beli minum dulu Vin, gue haus banget" ucap Rico.
Wika menarik lengan Rico dan Alvino agar segera keruang osis. Rico dan Alvino tidak berani membantah karena Wika adalah kakak kelas sekaligus jabatan osisnya lebih tinggi dari dirinya. Wajah pak Dika begitu seram di ingatan Rico ketik Pak Dika melihat seorang osis tidak tepat waktu, membuat Rico mempercepat langkahnya.
* * *
Ketika bel pulang berbunyi, Rico dan Alvino segera pergi kelapangan basket untuk kumpul osis dan sosialisasi kegiatan serta pengabsenan osis.
Rico dan Alvino di tunjuk Ketos untuk menjadi petugas menurunkan bendera. Saat menjadi petugas menurunkan bendera Rico melihat cewek Ipa yang ia sukai lewat, hingga menghilangkan konsentrasinya saat menurunkan bendera.
Ketika selesai menurunkan bendera, Rico langsung meminta izin pulang lebih dulu kepada Yuta sang ketua osis.
Rico berlari keparkiran tampa menunggu Alvino pulang.
"hai.." ucap Rico sambil mendekati Sonia yang sedang menunggu sepeda motornya bisa keluar.
"hai.." balas Sonia.
"Motornya belum bisa keluar ya?" Ucap Rico basa-basi.
"iyanih, btw koc tumben gak barengan sama sahabat lo" ucap sonia
"sahabat, oh maksud lo Alvino?"
"iya dia lagi kumpul di osis" bales Rico.
"oh..trus bukannya lo juga osis ya, kok nggak ikut kumpul?" tanya sonia.
"iya gue udah izin buat pulang duluan" ucap Rico.
"oh..Ric pulangdah motor gue udah bisa keluar, tu motor lo juga udah bisa" ajak sonia.
"oh iya" ucap Rico lalu mencari motornya.
Alvino merasa kecewa kepada Rico yang pulang mendahuli tampa menunggu dirinya. Ia berjalan menuju parkiran seorang diri dengan langkah pelan solah tanpa tenaga.
"Vin duluan ya" ucap Raja kakak kelas Alvino dengan speda motor berwarna hitamnya.
"iya kak, hati-hati ya" ucap Alvino.
* * *
Sebuah kamar terdengar alunan gitar dengan diiringi nyanyian yang tidak begitu merdu.
Rico Erizzal siap dengan kamera ponselnya merekam aksinya bernyanyi dengan gitar berwarna coklatnya. Semua hasil rekaman aksinya bernyanyinya di upload sebagai story watshappnya.
Raja Ambara duduk dengan sebuah ponsel ditangannya. Ia sibuk melihat chat-chat temenya yang tidak penting pada grup watshappnya,sambil sesekali ia melihat story contak watshapp. Di salah satu story watshappnya ia melihat story dari Rico Erizzal yang tengah bernyanyi membuat dirinya teringat akan masalalunya.
Raja menutup ponselnya lalu masuk kekamarnya dan melanjutkan membaca sebuah buku tebal berwarna putih dengan tulisan khas negri sakura. Buku itu adalah buku favorit Raja yang baginya adalah buku kitab masa depannya.
Ponsel Raja berdering tanda ada pesan masuk. Raja mengambil ponselnya dan melihat sebuah pesan dari Frizal.
Frizal: kak lo dirumah gak?
Melihat pesan dari Frizal,Raja mengankat satu alisnya dan ibujarinya mengetikkan sebuah balasan.
Raja: dirumah Zal,emang kenapa?
Frizal: Gue mau kerumah lo sekarang, mumpung gue di desa ni.
Raja: Oh.. kerumah aja Zal,kebetulan gue butuh temen ngobrol.
Frizal: ok sip bosku.
Tok,Tok,Tok
"Kak...kak Raj" panggil Frizal sambil sesekali tangannya mengetuk sebuah pintu kayu kamar Raja.
Raja yang masih mengenakan celana pendek tampa memakai baju membuka pintu kamarnya.
"masuk Raj" ucap Raja.
Kini mereka duduk di ranjang,kemudian Frizal berbicara memulai obrolan mereka.
"kak kata lo tadi lagi butuh temen ngobrol" ucap Frizal.
"ini gue udah ada disini, lo mau ngobrol tentang apa? gue udah siap jadi pendengar yang baik buat lo" sambung Frizal.
"gak jadi Zal,gue udah gak mood membahas masalah gue" ucap Raja.
"oh ya bagaimana hubungan lo dengan Mira?" Tanya Raja mengalihkan topik pembicaraan.
"masih tetep aka kak, dia masih nggak mau ngomong sama gue" jelas Frizal.
* * *
"Alvino" panggil Rico di sebuah rumah yang telah ia kunjungi beberapa kali.
"iya" balas seseorang dari balik pintu rumah tersebut.
"Eh lo Co!,ada apa Co?" Ucap Alvino ketika mereka berada dalam posisi berhadap hadapa.
"Gue kesini sebenernya gue mau nanya tentang tugas Matematika yang dikasih tadi, gue masih bingung sama tugas Matematikanya ini" jelas Rico.
"oh kebetulan gue belum buat, ayo kita buat bersama" aja Alvino.
"boleh juga" bales Rico.
Di tengah kesibukan mereka dalam membuat tugas Matematika, Rico beberapa kali mengeluarkan ocehannya tentang Tugas matematika yang takkunjung ia mengerti.
Wahai matematika, kenapa kao begitu sulit? Kenapa kao selalu nyuruh gue buat nyariin si X dan Y yang sama sekali nggak gue kenal. Emang siapa sih si X dan Y itu? Segitu pentingnya ya si X dan Y buat kao? Tapi kenapa kao nyuruh gue buat nyari mereka? Lo yang udah tau si X dan Y aja belum bisa mencarinya apalagi gue Mat..
Alvino yang berada di samping Rico tersenyum mendengar ocehannya.
"Sampe segitunya lo mengeluh Co,udahlah pahami aja keadaan Matematikanya yang sedang rindu dengan si X dan Y. Kita harus bantu Matematika buat menemukan mereka biar Matematikanya bahagia" ucap Alvino sambil melebarkan senyumannya.
"sok aja lo Vin, emang lo udah paham dengan matematikanya,udah bisa menemukan si X dan Y?'' ucap Rico
Alvino nyengir dengan tangan dalam kondisi menggaru garuk kepalanya.
" si X dan Y masih menjadi misteri di otak gue yang belum biasa terpecahkan Co, entar sehabis gue bertapa baru bisa gue pecahkan" ucap Alvino sambil tertawa.
"bertapa aja lo sampai si kodok berbulu Vin, lo tak akan bisa menemukan si X dan Y"ucap Rico,lalu mereka ketawa terbahak-bahak bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Ambara
Teen FictionTernyata di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. semua orang mengira nama sahabat adalah nama yang paling sempurna. namun pada kenyataannya sama. nama sahabat juga tidak sempurna. dalam persahabat juga banyak kekurangannya. seorang sahabat juga...