Ternyata di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. semua orang mengira nama sahabat adalah nama yang paling sempurna. namun pada kenyataannya sama. nama sahabat juga tidak sempurna. dalam persahabat juga banyak kekurangannya. seorang sahabat juga...
Hari ini hari senin, dimana para siswa Smantiara berangkat kesekolah lebih siang dari sebelumnya, karena pada hari ini merupakan hari pertama Ulangan Akhir Semester 1. Semua siswa memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi UAS tersebut. Ada yang belajar seharian di rumahnya, ada juga belajar sambil kumpul-kumpul dengan rekan seperjuangannya, bahkan ada juga bersantai dan menghabiskan hari dengan refresing.
Rico Erizal, ia mempersiapkan diri untuk menghadapi UAS dengan cara belajar dirumah dan sesekali memainkan gitarnya. Ia memilih di sela-sela pembelajarannya bermain gitar, karena baginya dengan bermain gitar dan melantunkan salah satu lagu sang idola mampu membuatnya lebih fokus untuk belajar dan tingkat kejenuhannya berkurang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berbeda dengan Alvino, ia lebih memilih untuk fokus belajar di rumah, karena baginya ia hanya mendapat waktu sebentar untuk belajar di rumah. Materi pembelajarannya cukup banyak sehingga akan membutuhkan waktu lama untuk memahami semuanya hingga tidak ada waktu untuk bermain apapun. Apalagi ia sangat mementingkan jabatannya di sekolah sebagai osis, Maka dia tidak bisa belajar tambahan di sekolah, oleh sebab itu ia merasa harus siap menghadapi UAS sebelum kesekolah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam menunjukkan pukul 9, semua siswa sudah tampak di sekolah, siap dengan perlengkapan UASnya. Di setiap kelas ada yang sibuk belajar, ada yang ngobrol dan bercanda, sedangkan Rico dan Alvino sibuk di ruang osis.
" Co, Lo udah belajar?" tanya Alvino memastikan bahwa sahabatnya itu telah belajar untuk persiapan UAS.
" Udah Al, tapi dikit" dengan santainya Rico menjawab pertanyaan Alvino.
Rico memang sangat santai, baginya belajar yang serius itu membosankan, belajar serius bukannya membuat otaknya terisi melainkan malah membuat otak dirinya nge blank.
" dasar, santuy amat lo Co"
" hehehe, santuy lebih baik, toh udah ada lo yang bisa gue tanyain nanti" jawab Rico mengandalkan sahabatnya sambil tertawa.
" gaakan gue kasih jawaban Co, biar lo tau rasa akibat ke santuyan lo" jawab Alvino sambil tertawa mengejek Sahabatnya itu.
Bel tanda masuk telah berbunyi.
Semua siswa bergegas ke kelasnya masing-masing. Di kelas Rico menyempatkan diri untuk membaca buku untuk sedikit mengingat materi yang ia sempet pelajari di rumah.
" udahlah Co, waktu udah habis baru baca buku lo" celetus Alvino sambil sesekali menutup buku yang di pelajari Rico.
" diem lu Al, gue lagi nginget apa yang sempet gue pelajari tadi malem" bentak Rico sedikit kesal.
" eh dasar, gitu aja marah" ledek Alvino.
Mengganggu sahabatnya adalah yang paling menyenangkan bagi seorang Alvino. Ia lebih suka melihat ekspresi kesal sahabatnya.
Selamat pagi anak-anak, suara yang begitu berat terdengar, seluruh isi kelas menghentikan kegiatannya, suasana kelas menjadi hening. Seorang guru pengawas UAS sudah berada di depan kelas yang berhasil mengagetkan semua siswa di kelas tersebut, termasuk Rico dan Alvino. Dengan segera Rico memasukkan bukunya kedalam tasnya.
" Sial Gue belum sempet mengingat semua yang gue pelajari kemarin, ini semua gara Alvino" batin Rico kesal.
"Anak-anak apakah sudah siap mengikuti UAS hari ini?" tanya guru pengawas yang di respon oleh seluruh isi kelas.
" sudah, jika sudah siap silahkan bukunya masukkan kedalam tas, hanya ada alat tulis di atas meja, dan letakkan tasnya di depan ya" ucap guru pengawas. Mendengar perintah itu semua siswa memasukkan bukunya kedalam tas dan bergegas ke depan kelas untuk menaruh tasnya masing-masing.
" eh Co titip satu ya" pinta Alvino sambil menjulurkan tasnya ke Rico.
" hadeh okok" jawab Rico sedikit males sambil mengambil tas Alvino.
"sial, kenapa yang gue pelajari malah lupa semua, bagaiman cara gue nyelesaiin soal-soal ini" batin Rico bingung setelah melihat soal-soal UASnya.
Alvino tersenyum ketika melihat Rico yang kebingungan menjawab soal UAS. " gue yakin bocah satu ini melupakan materi yang telah di pelajari, kasian juga sebaiknya gue kasih contekan jawaban aja deh" batin Alvino sambil berusaha memanggil Rico"
"shuttt,shuttt Co" panggil Alvino dengan nada bisik-bisik.
Mendengar suara Alvino yang memanggil namanya, ia segera menoleh ke arah Alvino. Jarak tempat duduk mereka tidak terlalu jauh sehingga dengan mudah mereka berkomunikasi tanpa di ketahui oleh guru pengawas.
" kenapa Al"
" lo pasti lupa materi ya? Gue udah lesai, mau minta jawaban gak? " tawar Alvino
" seriusan Al? Boleh juga" jawab Rico dengan senyuman yang terlihat jelas mengembang di wajahnya.
***
" anak-anak waktunya sudah habis, silahkan kumpulkan soal beserta jawabannya sesuai nomor urut kalian masing-masing" ucap sang guru pengawas yang sukses mengejutkan Rico. Rico yang belum selesai menjawab soal UASnya, kini buru-buru menyilang lembar jawabannya dengan jawaban yang ngasal.
" Al tadi gue banyak banget ngasal jawabnya"
" Tudah makanya belajar dirumah dengan Fokus Co, jangan bermain gitar aja kerjaan lo" jawab Alvino dengan cetus.
Mendengar jawaban Alvino yang begitu cetus, Rico menjadi sedikit kesal. Ia merasa sangat malas di mata Alvino.
" bisa kok jawabnya gak cetus gitu Al"
" cetus gimana? Biasa aja kali"
" Udahlah gue duluan ajadah ya" sahut Rico sambil bergegas pergi meninggalkan Alvino.
Alvino terdiam dan mencerna apa yang telah ia katakan hingga membuat sahabatnya itu kesal. " ahh sudahlah, nanti aja baik lagi. Dia kan emang gitu orangnya" batin Alvino.