Frizal masih berada di rumah Raja. Frizal menceritakan masalahnya dengan teman sekolahnya yang bernama Mira.
"kak sikap gue ke Mira seharusnya kaya gimana?"
"sebaiknya lo meminta maaf padanya,lo jelasin perasaan lo kedia kaya gimana,buat dia mengerti dengan keadaan kalian." Ucap Raja lantang.
"udah kak,tapi dia tidak mau mendengarkan gue" jelas Frizal mengeluh.
"biarkan dulu dia tenang,mungkin dia butuh waktu untuk menerima keadaan ini" ucap Raja.
"setelah dia tenang,ia akan bisa mengerti keadaanlo" sambung Raja.
Frizal terdiam,lalu ia memulai pembicaraan kembali dengan mengubah topik pembicaraan sebelumnya. Seolah dia tidak ingin membahas masalahnya lagi.
"Oh ya kak,gimana hubungan lo dengan Windi?"tanya Frizal
"hubungan kita baik-baik saja kok"balas Raja.
"oh semoga hubungan kalian langgeng terus ya" ucap Frizal.
"kak gue balik dah ya,udah sore" lanjut Frizal.
"oh okelah,hati-hati ya"ucap Raja sambil beranjak dari duduknya,lalu mengantarkan Frizal kedepan rumahnya dimana Frizal memarkirkan motornya.
* * *
Ketika bel pulang berbunyi,Frizal segera pergi ke kelas Bahasa B3. Ia berdiri di samping pintu kelas tersebut,menunggu seseorang keluar dari kelas itu. Tak lama kemudian seseorang yang ia tunggu pun muncul dengan sebuah Novel yang ia baca.
"Hai," Sapa Frizal sambil menepuk pundaknya. Menepuk pundak adalah kebiasaan Frizal ketika menyapa seseorang.Mira mengangkat sebelah alisnya,Novel yang tadi ia baca ditutup lalu dimasukkan kedalam ranselnya.
"Lo masih marah sama gue?" Tanya Frizal. Mereka mengobrol sambil berjalan berdampingan. Frizal terus menatap Mira sedangkan Mira fokus melihat apa yang ada dihadapannya,bahkan ia sama sekali tidak melirik Frizal.
"Hm," Frizal merasa kesal dengan sikap cuek Mira terhadap dirinya.
"Gue masih temen lo kan?"ucap Frizal,ia berharap Mira masih mau menganggap dirinya teman.
"Entahlah," Frizal menghembuskan nafasnya yang berat. Ia kesal mendengar jawaban Mira.
"Awas," Frizal menarik lengan Mira yang hampir jatuh dan nyaris menabrak tembok. Kini Mira berada tepat dihadapan Frizal. Matanya bertemu dengan mata Frizal. Jantung Mira berdegup kencang,perasaan marahnya terhadap Frizal lenyap.
Frizal mendekatkan wajahnya dengan wajah Mira. Mira membeku dengan memejamkan matanya menerima pasrah apa yang akan dilakukan Frizal.
dalam keterbekuannya Mira mendengar sepatah kata yang keluar dari mulut Frizal,
"hati-hati kalau berjalan," setelah itu mira tidak lagi merasakan genggaman hangat Frizal. Frizal melepaskan genggamannya,lalu pergi meninggalkan Mira.Sementara Mira masih dalam keterbekuannya, ia berusaha menelaah yang baru saja terjadi.Tiba-tiba senyumannya mengembang dan pipinya memerah. Mira merasa bahwa Frizal perduli terhadap dirinya.
Namun senyuman,pipi yang memerah itu segera hilang ketika Mira mengingat bahwa Frizal tidak memiliki rasa pada dirinya, dia hanya menganggap dirinya hanya sebatas teman.
* * *
"Vin,Sonia cocok gak sama gue?" Tanya Rico tiba-tiba ketika mereka sedang beristirahat di kantin. Seperti biasa Rico dan Alvino kekantin bareng saat jam istirahat pertama.
"Sonia anak 10 ipa ya?" Tanya Alvino sambil menyantap makananya.
"iya Vin," jawab Rico.
"menurut gue lo cocok aja sama dia,jugaan tinggi badan kalian sama" ucap Alvino sambil tertawa samar.
"Anjir belagu amat lo," Alvino tersenyum melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Eh itu orangnya,"ucap Alvino sambil menatap seseorang yang baru saja datang ke kantin. Rico langsung memperhatikan Sonia.
"Tumben banget dia ke kantin ini,biasanya pas histirahat dia ke kantin sebelah," ucap Rico sambil memperhatikan gerak-gerik Sonia.
"Woy!sampek segitunya lo memperhatikan dia,Sonianya gak bakalan hilang kok" ucap Alvino.
Rico tidak menyimak ucapan sahabatnya sama sekali. Ia fokus memperhatikan Sonia dari tadi. Rico ingin mengutarakan perasaannya, ia ingin memiliki Sonia, namun ia belum menemukan waktu yang pas untuk itu. Baru pertama kali ia bertemu cewek seperti Sonia.
"Hai," sapa sonia yang tiba-tiba sudah berada di depan Rico. Rico terkejut dengan Sonia yang tanpa ia sadari sudah berada tepat di depannya.
"Ha..ha,hai" balas Rico terbata-bata.
Sonia tersenyum melihat Rico yang begitu nervous. "boleh gue gabung dengan kalian gak?" Tawar Sonia.
"boleh duduk aja" ucap Alvino.
"lo temenin Rico duduk,kebetulan gue ada urusan osis" sambung Alvino dan membiarkan sahabatnya duduk berdua dengan orang yang disukainya.
Setelah Alvino pergi tiba-tiba meja dimana Rico dan Sonia duduk menjadi hening. Rico dan Sonia sama-sama merasa canggung untuk memulai pembicaraan.
"ehem," Rico mendehem memecah keheningan.
"Son lo mau minum?" Ucap Rico. Sonia tersenyum menanggapi tawaran Rico.
"Hm..kenapa tersenyum?" Ucap Rico bingung.
"gue udah beli minum ko,nih minumannya" ucap Sonia sambil menunjukkan segelas minuman di atas mejanya.
"oh iya,,gue gak liat tadi" ucap Rico nyengir.Sonia melebarkan senyumannya ketika melihat wajah Rico yang bingung kehabisan kata-kata.
* * *
"Raj hari ini panas banget ya" ucap Rinda sembari menghibas-hibaskan sebuah buku.
"iya liat tuh mataharinya ada dua" Ucap Raja sambil tertawa samar.
"mana ada ya,satu aja udah panas gini apa lagi ada dua" ucap Rinda.
"beneran Rin liat tuh di atas satu dan tuh ditaman depan kelas kita tumbuh satu matahari lagi" ucap Raja sambil tersenyum.
"itu bunga matahari satu bodo,au ah gelap" ucap Rinda.
"Raj kantin yuk beli es cream" ajak Rinda.
"Yooklah," ucap Raja.
Di kantin Raja dan Rinda melihat Rico berdua dengan seorang cewek.
"Rin sama siapa tu si Rico?" Ucap Raja
"Ntahlah,mungkin sama pacarnya" bales Rinda.
"Son besok lo sekolah gak?" Tanya Rico.
"Sekolah kok, emang kenapa Co?" Tanya Sonia.
"nggak..nggak kenapa kok" bales Rico.
"balik dah yuk, udah masuk nih" ucap Rico juga berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"gimana Co?udah lo tembak Sonianya?" Tanya Alvino ketika baru saja Rico masuk kedalam kelas.Rico menghampiri Alvino dan duduk dibangku kusong sebelah Alvino.
"belum Vin" ucap Rico.
"kenapa belum Co? Padah tadi udah pas banget lo nembak Sonia" ucap Alvino.
"Iya, gue belum siap Vin" ucap Rico lalu mengeluarkan ponselnya, ia melihat chat-chat dari temennya. Namun Rico hanya membaca chat mereka,itu sudah menjadi tradisi Rico untuk tidak membalas chat temennya yang telah ia rasa chatnya sudah lama dari sebelum ia membacanya.
Vote and coment ya guys
Maaf updatenya lama soalnya aq lagi sebuk persiapan ujian nih,apalagi sebelum ujian ada banyak hari raya yang membuat aq semakin sibuk hehe...
Semoga kalian masih betah baca cerita aq ya 😊
Tunggu di part selanjutnya ya guys..
Salam hangat dari aq untuk kalian para pembaca cerita aq 😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Ambara
Teen FictionTernyata di dunia ini memang tidak ada yang sempurna. semua orang mengira nama sahabat adalah nama yang paling sempurna. namun pada kenyataannya sama. nama sahabat juga tidak sempurna. dalam persahabat juga banyak kekurangannya. seorang sahabat juga...