Perfect or Bad to Night

23 2 0
                                    


Seperti malam yang selalu merindu bulan, begitupun dengan aku yang selalu merindumu.

***

Dimalam yang sunyi ini, ada seorang gadis yang masih belum terbangun dari kesadaran yang merengutnya. Apakah ia sadar jika sedari tadi selalu ada orang yang setia menemaninya. Menunggu agar kedua kelopak mata nan indah tersebut terbuka. Dan kembali memancarkan sinar kegembiraan. Dan kini sang gadis tersebut masih berbaring ditempat tidurnya.

Byan POV

Dan tanpa disadari kini tanganku telah menggenggam tangan Felli. Tak ada lagi kini kehangatan yang tersimpan dalam genggamannya. Bahkan kini wajahnya kini terlihat pucat. Hatiku teriris melihatnya seperti ini. Bahkan jika dikata ini belum sakit yang seberapa. Tapi jika Felli yang menggalaminya, aku selalu merasa tak tega.

"Bangun lo Fell." Ucap Byan masih erat mengenggam tangan Felli.

"Bukanya tadi lo abis ngedate sama kak Rey, harusnya lo bahagia dong, bukanya lo malah sakit kaya gini." Ucap Byan masih mengenggam erat tangan Felli. Felli memang sering menceritakan bagaimana romantisnya kak Rey kepadanya. Kini Byan telah menenggelamkan kepalanya dipinggiran kasur. Karena memang sedari tadi Byan duduk di bawah.

Tapi saat aku menenggelamkan kepalaku pada pinggiran kasur, ada sebuah tangan yang mengelus rambutku. Pergerakan itu berasal dari arah sampingku. Ku dongakan kepala untuk melihat siapa geranggan tangan orang tersebut. saat ku donggakan keplaku, ku lihat Felli sedang menatapku sambil tersenyum.

Author POV

"syukurlah lo sadar juga, sumpah gue takut lo kenpa-napa. Kok bisa sih lo pingsan,lama banget lagi." Kata Byan panjang lebar kepada Felli.

"Siapa juga yang pingsan orang gue tidur, lagian lo alay banget." Kata Felli terkekeh karena melihat ekspresi yang khawatir yang ditampilkan oleh Byan.

"What!Sumpah lo dari tadi tidur?." Kata Byan Byan kesal, dan felli hnya mengangguk dan tersenyum lebar.

"sebenernya sih tadi gue emang pingsan, tapi abis itu gue lanjutin tidur." Kata Felli nyengir tanpa merasa bersalah.

"Ngomong-ngomong kok lo bisa ada disini?" kata Felli.

"Tau ah, males gue sama lo. Sumpah lo nyebelin banget, sumpah tadi itu gue khawatir banget sama lo." Jawab Byan kesal.

"Cie khawatir sama gue." Kata Felli, sambil menunjuk-nunjuk pipi Byan. Namun Byan berusaha untuk menghindari dengan memalingkan wajahnya.

"Diem Fell." Ucap Byan dengan nada penuh penekanan, karena Byan masih merasa kesal pada Felli, Dan merasa risih.

"Gitu ajah marah, dasar ambekan."kata Felli lagi teus berusaha menggoda Byan.

"Gimana ihh, kok bisa ada disini. Tau an ajah tadi kalo Felli pingsan, ceritain..ceritain..ya." Kata Felli kini sudah duduk berhadapan didepan Byan, menarik-narik lengan Byan.

"Bakal gue cerita, tapi janji lo harus diem." Kata Byan mencari tempat ternyaman untuk duduk. Felli hanya menganggukan kepalannya tanda bahwa ia mengerti.

Flasback

Byan baru saja tiba dikediaman rumahnya, saat baru saja masuk ke dalam rumahnya. Dari arah dapur ada yang memanggil namanya. Langsung saja ia menghampiri arah suara tersebut. saat sampai disana terlihat bahwa ibunya sedang memasak.

"Byan anak bunda yang ganteng, nanti jangan lupa anterin makanan kerumah Felli ya, sekarang kamu masuk kamar, bersih-bersih terus nanti turun langsung makan." Kata bunda menyuruh Byan. Byan hanya menurut saja apa yang diperintahkan oleh Bundnya. Hitung-hitung mencari pahala, anak pintar bukan.

RUANG WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang