Sensitif

11 1 0
                                    


Hari besok adalah turnament terakir dari kak Rey, kali ini merupakan latihan terakhih kak Rey sebelum akhirnya besok akan bertanding. Seperti hari-hari biasanya Felli selalu menemani Kak Rey berlatih basket. Sebenarnya latihan kali ini tak terlalu lama. Karena para pemain sengaja di pulangkan cepat agar dapat beristirahat dan bertanding dalam kondisi yang fit.

Kali ini Felli tak hanya sendiri saat menunggu Kak Rey latihan, tapi ditemani oleh Desti. Felli sengaja mengajak Desti untuk ikut bersamanya. Mereka berdua hanya duduk-duduk dilapanagan basket. Kedaan sekolah pun sudah sepi kaena memang latihan dilakukan setelah jam pelajaran berakhir.

"Fell, boleh gue tanya sesutu sama lo?" Tanya Desti ragu pada Felli.

"Tanya aja ngga papa kok." Kata Felli.

"kenapa akhir-akhir ini lo keliatan jarang bareng sama Byan dan lebih sering sama Kak Rey." Ujar Desti. Sebenarnya Desti agak tajut menanyakan hal ini. Karena teradang Felli menjadi sensitif apabila menyangkut dengan Byan.

"Emang kenpa lo nanya gitu?" tanya balik Felli pada Desti.

"Engga sih tanya ajah, biasanya lo sama Byan nempel banget sama perangko, ya meskipun gue tau lo pacarannya sama Kak Rey." Jelas Desti hati-hati pada Felli.

"Jadi maksud lo gue ngga boleh gitu deket-deket sama Byan karena gue udah punya pacar gitu?" Ujar Felli pada Desti.

Kalo Felli udah ngomong gue elo pasti tersinggung nih dia.batin Desti merutuki kebodohannya. "engga gitu kok Fell maksudnya." Kata Desti serba salah.

"Kalo maksud lo gitu juga gue ngga papa kok."Ucap Felli seperti menyindir. Dan Desti hanya tersenyum canggung menanggapi ucapan Felli.

Sedangkan Kak Rey yang sedang memperhatikan arahan yang di berikan oleh sang pelatih. Kini sang pelatih basket sedang membubarkan timnya agar segera pulang dan beristirahat.dan setelah anak-anak di bubarkan Reyhan, Reza dan Rian di panggil terlebih dahulu oleh sang pelatih di karenakan ada urusan terlebih dahulu.

Sesaat setelah bebicara dengan pelatih, pelatih tersebut langsung pergi meninggalkan mereka bertiga. Mereka pun terlebih dahulu untuk membawa tas mereka di pinggir lapangan.

"Rey, itu kok Felli kaya yang lagi marah ya sama Desti." Ucap Reza yang kini menatap pada arah Felli dan Desti. Rian dan Reyhan yang menenggar penuturan dari Reza langsung saja menengok ke arah tribun. Dan benar saja di sana tampak Felli dengan raut wajah sinisnya sedang berbicara dengan Desti. Tapi lain halnya dengan Felli yang justru memasang raut serbasalahnya.

"Mending sekarang kita datengin aja Rey." Ajak Rian pada kedua sahabatnya. Kini mereka bertiga berjalan untuk menghampiri Felli dan Desti. Saat sesampainnya disana tepat disamping Felli, Rey mendengar gadis tersebt seperti sedang menggerutu.

"Eh, kak Rey udahan ya, sekarang pulang yu." Ajak Felli tanpa menyapa kedua sahabat Reyhan. Dan tak berpamitan pada Destia. Sesampainya Reyhan didepannya Felli langsung membawa tanga kak Rey untuk cepat berlalu dari tempat Tersebut. Dan Reyhan hanya mengikuti saja, tapi tak lupa ia memengucapkan permisi pada teman-temannya menggunakan isyarat raut wajahnya. Setelah Felli dan Reyhan pergi kini di lapangan basket tinggal Desti, Rian dan Reza.

"Permisi Kak, gue duluan pulang." Kata Desti. Karena jujur ia merasa canggung sebab hanya ia wanita satu-satunya di sini. Dan di suguhkan dengan dua lelaki most wanted yang ada di depannya.

"Emang ngga mau kakak anterian aja." Tawar Reza pada Desti.

"Engga usah kak, gue naik taxi aja." Ucap Desti menolak tawaransalah satu dari lelaki tersebut.

"Tapi pulang sama kakak gratis loh, Lagi pula kalo bareng kakak pasti besok kamu bakal terkenal di sekolah ini. Besok pasti akan di beritakan di mading bahwa seorang Reza yang tampan kemarin pulang bersama gadis yang di duga adik kelasnya ." Kata Reza lagi, tak henti-hentinya ia untuk mengajak Desti pulang bersama.

"Maaf kak sebelumnya, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya pada Kakak. Akan saya katakan lebih baik saya pulang sendiri dari pada harus menjadi perbincangan orang satu sekolah." Ucap Desti ketus karena merasa jengah dengan kelakuan kaka kelasnya."Oh iya satu lagi, jangan sok kecakepan, kalo tampan di bawah standar." Kata Desti lagi saat belum benar-benar berlalu.

Sontak saja Reza yang mendengar ucapan gadis tersebut langsung naik pitam."Eh, lo juga sok cantik." Teriak Reza pada Deti yang sudah beralu dari hadapannya. Sedangkan Rian yang mendengar ucapan gadis tersebut llangsun tertawa. Ternyata masih ada di dunia ini gadis yang masih normal, yang memiliki mata masi dapat melihat jelas.

"Gue yakin tuh cewe pasti sering periksa mata." Kata Rian sambil menepuk pundak Reza.

"Emang napa gitu?" Tanya Reza

"Ya karena dia bisa melihat lo yan sebenernya, bahwa sebenernya tampang lo itu ngga ada cakep-cakepnya sama sekali." Kata Rian masih sambil tertawa.

"Dasar lo." Kata Reza pada Rian dengan nada marahnya. " Udah gue mau pulang." Kata Reza meninggalkan lapangan basket dengan Rian yang ada di sisinya. Saat keheningan melanda tiba tiba ada suara arah samping Reza. "Emang bener ya kalo gue ngga ganteng, padahal emak gue selalu bilang kalo gue ganteng." Gumam Reza. Sontak saja gumaman Reza terdengar oleh Rian, dan kembali membuat Rian tertawa.







Note: lagi lagi chapter kali ini pendek.

RUANG WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang