Dia hanya pendatang baru, tapi mengapa langsung memiliki tempat spesial di hatimu?. Lantas bagaimana dengan saya yang sudah sejak lama mengisi hari-harimu?
Fellia Fradella Myesa
Senin cerah. Secerah senyum anak-anak menantikan upacara bendera. Tapi itu hanyalah angan, banyak anak yang malas mengikuti upacara. Pada setiap hari senin petugas upacara selalu di random. Sekarang kelas Felli sedang bertugas menjadi petugas upacara. Sebenernya Felli juga terlalu malas untuk mengikuti upacara bendera. Dan ia pun tak menjadi petugas inti dalam upacara karena memang ia tak mau.
Felli hanya menjadi petugas obade saja. Upacara berlangsung sekitar 45 menit. Semuanya berjalan dengan lancar, hingga upacara selesai seluruh murid langsung di bubarkan untuk menuju kelas masing-masing.
Setibanya Felli di kelas, ia langsung mendudukan dirinya di kursi kebanggaannya. Felli langsung mengipas-ngipas wajahnya menggunakan topi yang ia pakai. Entah mengapa hari ini terasa panas sekali. Sepertinya matahari sedang bergembira hingga akhirnya ia memancarkan sinarnya ke bumi begitu terang. Padahal saat ini masih pagi dan Felli sudah berkeringat.
Sedangkan Byan, tadi ia menyuruh Felli untuk terlebih dahulu menuju kelas bersama Desti. Sedangkan dirinya kini sedang menuju koperasi sekolah untuk membeli minum.
Namun tak lama ada guru yang masuk ke dalam kelas, dan Byan belum kembali dari koperasi. Ternyata guru yang masuk adalah wali kelas kami yaitu Ibu Ati. Saat beliau masuk ke dalam kelas, beliau tak datang seorang diri. Melainkan bersama seorang gadis, sepertinya ia murid baru.
"Assalamualaikum anak-anak." Ucap Bu Ati.
"Waalaikumsalam Bu." Ucap anak-anak kompak. Dan saat itu juga anak-anak sudah duduk rapi di tempatnya masing-masing.
"Anak-anak, sekarang ada murid baru yang akan menempati kelas ini. Semoga kalian bisa berteman baik, dan sekarang coba kamu perkenalkan diri kepada teman-teman kamu. Semoga kamu betah belajar disini. Ibu permisi dulu, soalnya ibu ada kepentingan yang lain." Ujar Bu Ati pada seluruh siswanya dan kepada seorang gadis yang ada disampingnya. Gadis tersebut hanya menjawab dengan senyumnya. Dan tak lama Bu Ati pergi dari dalam Kelas.
Kini hanya tinggal gadis tersebut seorang diri di depan kelas. Felli pikir gadis tersebut akan malu untuk memperkenalkan dirinya. tapi ternyata tidak, gadis tersebut sepertinya memiliki sifat yang humbel.
"Hai temen-temen, senang berjumpa dengan kalian. Perkenalkan nama gue Rania Putri Andriani, gue pindahan dari Jakarta. Semoga kita semua bisa jadi temen baik." Ucap Rania. Tak lupa ia menampilkan senyumannya.
"Wow senyumnya manis banget coy!" Kata Andra sang ketua kelas. Dan Rania kembali tersenyum malu-malu.
"Aelah coy lu bisa aja." Kata Gaga teman sebangku Andra. Tak lupa dengan toyoran pada kepala Andra, justru yang di toyor hanya tersenyum melihat Rania.
Tapi Rania tak terlalu memperdulikan hal-hal yang dibicarakan teman-teman barunya tentang dirinya. kini matanya sibuk menjelajahi seisi kelas. Ia bingun akan duduk dibangku yang mana. Dan saat itu matanya tertuju ke arah Felli dan Desti. Tapi Felli tak sadar jika ia mengetahui bahwa Rania mengamatinya. Rania langsung saja menghampiri kedua gadis yang sedang mengobrol.
"Maaf, gue boleh duduk di sebelah lo ngga?" ujar Rania pada Felli. Tapi justru yang di ajak bicara malah seperti orang bingung. Dan Felli hanya celingak-celinguk seolah mencari sesuatu.
"Hey, gue ngomong sama lo." Kata Rania lagi. Kini ia memegang pundak Felli.
"Oh. Lo ngomong sama gue. Maaf kursi sebelah gue ada yang nempatin" Ujar Felli jutek.
Felli memang terkesan jutek bila pertama bertemu dengan orang baru. Terkesan tak bersahabat. Bahkan saat pertama bertemu dengan Desti pun begitu. Tapi saat seseorang telah mengenalnya maka sifatnya akan berubah 180O dengan saat pertama kali bertemu. Dan ia hanya memakai kata gue lo saat ia sedang marah, kesal, jika ingin dan pertama berjumpa dengan orang lain.
"Anjir jutek banget ni orang."batin Rania
"Oh, ngga papa kok."ucap Rania seadanya. Kini ia mulai menjelajahi matanya untu mencari tempat duduk yang lain.
Tapi belum saat ia akan berjalan ke sisi lain, ada yang mencekal tangannya.
"Nama gue Destia, lo bisa duduk di samping gue. Kebetulan gue udah lama ngejomblo. Lo ngga usah ngenalin diri lagi, karena gue udah tau." Ujar Desti. Dan di sambut dengan senyum yang merekah oleh Rania, Ia berfikir bahwa Desti tipikal seorang yang humbel bila dibanding Felli.
Langsung saja ia menyimpan tasnya di samping tempat yang di duduki Desti. Ia langsung mendudukan dirinya di sana. Dan kini Felli malah melengoskan wajahnya memainkan hpnya. Membuat Desti jengah dan akhirnya memilih untuk berbicara dengan teman barunya.
"Lo pindahan dari Jakarta mana? padahal gue juga pindahan dari Jakarta. Tpi gue ngga tau lo." Kata Desti pada Rania.
"Wah, bisa samaan gini. Gue JakTim, pindah dari kelas berapa lo?' Tanya Raina berusaha mengakrabkan dirinya.
"Gue dulu udah sering liburan ke rumah nenek di sini. Semenjak lulus akhirnya gue mutusin lanjut sekolah di Bandung." Ucap Desti.
"Emm, sorry ya kalo sebelumya gue menyinggung. Itu yang tadi temen lo? Kok jutek banget, jadi sebel gue." Kata Rania berbisik di telinga Felli.
Desti tertawa mendengar ucapan Rania. Baru saja ia berfikir bahwa Raina merupa sosok orang yang pemalu apalagi dilihat dari wajahnya yang lugu. Tapi ternyata teman barunya ini memiliki sifat seprontal itu. Padahal baru saja beberapa menit berkenalan namun ia langsung bisa mengakrabkan dirinya.
"Dia itu ngga jutek. Emang kalo sama orang baru suka gitu, terlalu pemilih. Tapi orangnya seru dan baik kalo lo udah deket."Jelas Desti.
"Tapi tadi ajah waktu lo ketawa dia natep ke arah sini, tatetapannya tajem banget." Kata Rania. Karena memang tadi saat Desti tertawa Felli melirik ke arahnya.
"Dia emang gitu, tapi aslinya engga." Jelas Desti lagi.
Dan obrolan Desti dan Rania terus berlanjut. Sepertinya mereka langsung nyambung sejak pertama kali bertemu. Banyak yang mereka obrolkan karena memiliki kesamaan pindahan darI Jakarta. Hingga tak terasa guru masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran.
Saat pelajaran sedang dimulai ada seorang siswa yang datang. Rupanya itu Byan, kemana saja ia hingga baru sekarang terlihat batang hidungnya. Batin Felli. Byan langsung memberi salam pada guru tersebut. Dan guru itu pun langsung memepersilahkan Byan untuk duduk di bangkunya.
"Dari mana aja, kok lama banget?." Tanya Felli saat Byan mendudukan diri di bangkunya.
"Di panggil guru buat persiapan olimpiade." Jawab Byan seadanya.
"Oh." Hanya kata tersebut yang dikeluarkan oleh Felli.
Kini Byan dan Felli fokus akan pembelajaran yang berlangsung. Byan tak sempat menyadari jika ada penghuni baru di kelas. Ia tak sempat mengamati sekitarnya.
Dan di sisi lain ada seseorang yang diam-diam memperhatikan interaksi keduannya.
"Jadi dia cewenya."Batin orang tersebut tak lupa dengan senyum misteriusnya.
Note: Jangan lupa vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG WAKTU
Teen FictionCerita ini hanya kisah klasik tentang kehidupan remaja. Cerita ini hanyalah cerita menye-menye bisa bikin kalian ilfeel. Tapi kalo penasaran sama ceritanya maka di baca. Kalo suka sama ceritanya kasih vote dan koment. Bagi yang berbaik hati maka fo...