Hujan

11 2 0
                                    


Jam menunjukan pukul 04.00 sore dan Felli kini masih ada disekolah. Felli sedang menunggu hujan reda. Felli hanya berdua dengan Byan di kelasnya. Karena Felli dan Byan terlebih dahulu mengerjakan tugas kelompok mereka. Sedangkan Rey sudah terlebih dahulu pulang karena Felli yang menyuruh tidak usah menunggunya.

Begitu pun dengan Desti yang sudah pulang terlebih dahulu. Sebenarnya Felli hanya menatap tetesan hujan lewat kaca jendela kelasnya. Byan lah yang mengerjakan tugas kelompok mereka. Jika dikata pun sekolah belum benar-benar sepi karena masih ada anak-anak eskul yang masih berada di sekolah.

"Byan udah sore,pulang yu." Ajak Felli pada Byan. Byan telah memebereskan semua perlengkapan sekolahnya ke dalam tasnya dan menghampiri Felli.

"Masih hujan, ntar kalo hujan-hujanan lo sakit lagi." Kata Byan pada Felli. Kini Byan telah duduk disamping Felli. Mereka sama-sama memandangi hujan di luar melaui jendela.

"ngga apa-apa, yo lah hujan-hujanan. Felli udah pengin pulang." Kata Felli merengek pada Byan.

"Ngga mau gue, kalo gue yang sakit sih ngga apa-apa. Lah kalo lo gimana." Kata Byan.

"Ishh.. kenapa sih sekarang harus hujan." Gumam Felli.

Kini Felli dan Byan pergi keluar kelas menuju ke depan kelas mereka. Di kelas tersebut memang tersedia bangku untu sekedar duduk di depan kelas. Kini Byan duduk dibangku tersebut. Tapi tidak dengan Felli yang justru berjalan ke arah koridor. Mengulurkan tangannya untuk menyentuh tetesan hujan yang dijatuhkan oleh awan.

"coba Byan tebak kenapa sekarang hujan?" tanya Felli pada Byan. Sebenarnya hanya untuk menambah obrolan saja.

"Ngga tau." Jawab Byan cuek.

"Harus tau dong jawabannya. Kenapa coba?" kata Felli pada Byan.

"Takdir." Kata Byan singkat.

"Kenapa hujan selalu turun, padahal kan jatuh itu sakit. Tapi kenapa ia selalu kembali." Kata Felli. Byan hanya mampu menyerengitkan keningnya tanda bahwa ia berfikir. Kadang ke kepoan Felli melampaui batas.

"Itu semua takdir Fell. Udah dari sononya kaga bisa diganggu gugat." Kata Byan kepada Felli. Kini Byan berdiri di samping Felli dan juga mengulurkan tanggannya menyentuh tetesan hujan.

"Kenpa takdir seolah memepermainkan? Byan ngerasa ngga?" kata Felli pada Byan. Kini Felli menatap wajah samping Byan yang sedang menatap lurus ke arah tetesan hujan yang turun.

"Itulah hidup Fell, selalu ada suka dukanya." Kata Byan tersenyum miris. "kadang gue juga ngga ngerti saat takdir memepermainkan gue, saat sekenario yang tuhan buat membuat gue bener-bener putus asa. Bahkan sampai detik ini gue masih merasa menyesal banget. Kenapa ngga dari dulu gue ngomong." Kata Byan, sebenarnya ada maksud tersirat yang disampaikan Byan di dalamnya.

"Sabar ya Byan. Pasti akan ada kemudahan setelah kesulitan. Keep positif ajah." Kata Felli tersenyum pada Byan. Tapi Byan masih menatap lurus memandangi hujan.

Tiba-tiba saja ada ide jahil yang melintas di pikiran Felli. Saat Felli melihat tangannya yang di penuhi air hujan. Felli menyipratkan air hujan ke arah wajah Byan. Byan langsung menatap berang ke arah Felli. Tapi tidak dengan Felli yang justru tertawa terbahak sambil memegang perutnya.

Tapi melihat Felli tertawa membuat Byan tidak jadi berniat memarahi Felli. Dan Byan tidak tinggal diam saja, Byan membalas perbuatan Felli dengan menyipratkan air hujan pada wajah Felli. Felli langsung memberhentikan tawanya, kini ia menampilkan raut wajah sebalnya. Tapi Felli membalas kembali kelakuan Byan dengan menyiram Byan menggunakan air minum yang ada dibotolnya. Hal tersebut membuat Byan basah kuyup. Dan saat Byan akan membalasnya kembali. Felli telah terlebih dahulu menghindarinya. Felli lebih dahulu lari menuruni tangga kelasnya. Sontak saja Byan ikut lari mengejar Felli. Dan saat Byan sampai dibawah tangga, ia melihat Felli sedang berada di lapang outdoor.

"Byan! Sini!" ucap Felli memanggil Byan dari arah lapangan.

Karena memang pakaian yang dikenakan Byan telah basah. Terutama tadi saat menuruni tangga, jadilah langsung saja Byan menghampiri Felli. Dan saat Byan telah tepat disamping Felli, Felli mengadahkan kepalanya ke atas dan merentangkan tangannya seolah menikmati tetesan hujan yang menimpa wajahnya.

"Dengan hujan aku merasa bebas, dan aku berharap pada hujan bawalah masalahku pergi sejauh-saujnya bersama tetesan air yang mengalir bersamamu." Kata Felli masih menikmati tetesan hujan yang mengenai wajahnya. Byan yang melihat tingkah dan ucapan Felli mengerutkan keningnya.

"Coba Byan ikutin Felli." Kata Felli pada Byan. Kini Felli menatap pada Byan. Byan yang memang dasarnya penurut. Hanya mampu menuruti apa yang diminta oleh Felli.

Kini Byan mulai mengadahkan kepalanya dan merentangkan kedua tanganya. Persis seperti apa yang dilakukan oleh Felli. Saat Byan mencobanya memang ada sensansi yang berbeda. Seolah mesalahnya ikut hanyut terbawa oleh tetesan air hujan yang mengalir. Ada sedikit kelegaan yang melanda hatinya.

Justru saat ini tiba-tiba moodnya langsung membaik. Dan Byan tersenyum dibawah guyuran hujan. Gadis manja disampingnya ini memiliki sejuta tingkah bodoh yang anehnya membuat Byan nyaman, membuatnya bergantung pada gadis tersebut.

Saat bersama Felli akan ada banyak kata terimakasih yang Byan ucap pada sosok gadis tersebut. Namun lagi lagi ada pemikiran jahil yang ada di pikirannya. Byan langsung saja menggelitiki pinggang Felli dari arah belakang. Gadis yang sedang memejamkan matanya langsung saja tertawa dan memegag pinggangnya.

Felli Pov

Dia tak menyangka bahwa Byan akan sejahil ini. Bahkan timingnya bukan untuk bercanda, tapi anehnya Felli justru tertawa. Apakah Byan tak berfikir bahwa sekarang hujan deras. Dan ia mengelitiki Felli saat hujan, bagaimana jika Felli tertawa terbahak-bahak dan air hujan masuk ke mulut felli. Lalu masuk ke dalam keronggongan dan membuat Felli tersedak, hingga membuat Felli pingsan. Itu adalah pemikiran Felli yang abstrud

Karena perbuatan Byan yang terkesan begitu jahil. Maka Felli berinisiatif untuk membalasnya. Dalam benaknya ia akan membalas Byan. Hingga Byan tersedak air liur dan air hujan secara bersamaan. Byan tunggu pembalasanku!. dalam benak Felli sambil tersenyum smirk di sela tawanya.

Saat Felli mmendapat celah untuk keluar dari zona kejahilan Byan. Ia ta menyianyiakan kesempatan ini. Ia berbalik badan dan balik mengelitik pinggang Byan. Hingga mereka tertawa bersama dibawah guyuran hujan deras. Biarlah hujan di lapann outdoor sekolah pada sore hari menjadi kenangan, bahwa mereka pernah tertawa bersama.

Author Pov

"Fell, udah yah. Bibir kamu udah pucet. Padahal baru sembuh dari sakit." Kata Byan.

Felli hanya mengangguk, dan saat Byan membawa tagannya menuju parkiran motornya. Byan langsung menyuruh Felli naik ke atas motornya. Terpaksa mereka harus pulang dalam keadaan basah kuyup. Hari pun sudah semakin sore mereka harus segera pulang, untungnya hujan tak sederas tadi.

Byan mulai menjalankan motornya menuju rumahnya. Byan merasakan bahwa Felli sudah menggigil, terlihat dari tangan yang bergetar saat memeluk Byan. Byan dengan cepat mengendarai motornya untuk segera sampai di rumah. Tapi tak lupa berhati-hati karena jalanan licin.

Hingga 15 menit akhirnya mereka sampai di depan pagar rumah Felli. Byan langsung saja membantu Felli untuk turun dari motornya. Dan mengantar Felli menuju kedalam rumahnya. Hingga Felli telah sampai di depan pintu rumahnya. Byan langsung berpamitan untuk pulang. Namun sebelum Byan benar-benar pergi ia mengucapkan kata yang akan anehnya membuat Felli berbunga-bunga.

"Terimakasih karena hari ini kamu sudah mau mengisi tawa bersamaku." Ucap Byan pada Felli sambil tersenyum.

Dan dibalas senyuman dari bibir pucat Felli.

"Sana masuk, udah menggigil begitu. Mandinya pake air hangat." Ucap Byan. Sebelum ia benar-benar pergi dari hadapan Felli. Felli hanya mengangguk atas ucapan Byan. Saat Felli sudah benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Barulah Byan pergi dari hadapan rumah Felli dan menjalankan motornya menuju rumahnya.




Note: Lagi-lagi saya ucapkan maaf jika ada Typo dan terima kasih kepada yang sudah berkenan membaca cerita saya.

RUANG WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang