01. Ticket

7.7K 897 130
                                    

Jung Jaehyun, pemuda berumur dua puluh delapan tahun itu, sampai saat ini belum menemukan soulmate nya.

Jaehyun selalu menunggu soulmate nya selama ini, sampai kemudian dia menyerah. Dua tahun lalu, Jaehyun memutuskan untuk mengencani temannya sendiri.

Kim Mingyu, namanya. Pemuda yang lahir di tahun yang sama dengannya itu, bertubuh jangkung dengan kulit yang agak kecokelatan, kontras dengan kulit putih Jaehyun.

Dua tahun mereka menjalin hubungan, namun hari ini harus kandas. Saat dengan mata kepalanya sendiri, Jaehyun memergoki Mingyu tengah bercumbu dengan orang lain.

Pukul sembilan malam, setelah Jaehyun selesai operasi darurat pada seorang pasien di rumah sakit tempatnya bekerja. Padahal jam kerja Jaehyun sudah berakhir, namun sumpahnya sebagai dokter spesialis bedah jantung memanggilnya saat ambulans datang membawa pasien kecelakaan yang mau tak mau harus ditanganinya.

Jaehyun lelah sungguh, dia masuk toilet di asrama dokter rumah sakit itu, untuk mencuci tangan. Tapi yang didapati nya adalah Mingyu, sedang berciuman dengan Jeon Wonwoo, dokter spesialis kulit yang bertugas di lantai atas.

Wonwoo itu manis, tubuhnya jangkung namun ramping. Rambutnya hitam legam membingkai sempurna wajahnya yang cantik. Jaehyun sendiri mengakui, dia jelas jauh berbeda dengan Wonwoo.

Dengan perawakan nya yang mancengis, Wonwoo terlihat sangat serasi berdampingan dengan Mingyu. Dan Jaehyun kesal mengakuinya.

"Jae, tunggu!"

Jaehyun masuk kedalam kamar asrama nya. Kamar yang juga di tempati oleh Mingyu, karena mereka satu departemen.

Mingyu menghela nafas saat mendapati Jaehyun mengganti pakaian tugas nya dengan yang lebih kasual. Wjaah pemuda berambut cokelat madu itu tampak masam, sementara bibirnya tak henti bersungut-sungut.

"Aku punya alasan!" Seru Mingyu kemudian.

"Iya, jelas alasan nya Wonwoo itu lebih manis lebih cantik dan lebih segala-galanya dibanding dengan ku, benar?" Jaehyun sibuk memasukkan ponsel dan dompet kedalam saku, dia meraih mantel panjang nya lalu memakainya. Dengan sengaja menabrak bahu Mingyu saat melewati pintu.

"Lebih dari itu, Wonwoo adalah soulmate ku!" Ucap Mingyu setengah teriak. Jaehyun berhenti melangkah, genggamannya merosot dari handle pintu. Dia menoleh.

Dengan mata yang kosong, Jaehyun menatap Mingyu. Menatap pemuda yang selama dua tahun ia kencani. Mereka sudah bersama-sama sejak lama, sejak sekolah menengah pertama. Mungkin benar omongan orang-orang kalau Mingyu menerima nya hanya karena mereka sudah berteman sejak lama.

Atau karena mereka sama-sama belum menemukan soulmate mereka. Dan saat ini, Jaehyun tidak bisa tidak merasa sangat kesal. Dia sudah kalah, sudah tidak punya alasan apa-apa lagi untuk menahan Mingyu.

"Selamat, ya." Jaehyun mengucapkan nya dengan suara parau. Dia membuka pintu lalu pergi meninggalkan ruangan itu. Berlalu meninggalkan Mingyu yang hanya menarik nafas panjang melepas kepergian nya.

🍁🍁🍁

Jaehyun menekan password apartemen nya, dan tak seberapa lama terdengar suara interkom tanda pintu terbuka dan dia masuk.

Keningnya mengernyit saat mendapati apartemen nya terang benderang dan samar-samar dia mendengar suara ramai dari dapur nya.

Jaehyun melepas mantelnya, menaruh dompet dan ponsel di meja ruang tamu lalu menghampiri sumber suara itu.

"Doyoung Hyung?" Jaehyun agak kaget sebenarnya melihat Doyoung ada di sana. Kakak sepupunya itu terlihat sibuk memasak sesuatu.

"Oh, kau pulang ternyata." Doyoung menaruh masakan nya di piring lebar. Nasi goreng kimchi itu dibawanya ke konter dapur tempat Jaehyun duduk.

Two Weeks: Destiny Line (JOHNJAE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang