06. Corner

5.1K 695 93
                                    

Johnny mengerang sambil memegangi kepalanya, ia mengerjap saat merasakan sinar mentari yang menyorot tepat ke matanya membuat kepalanya semakin pening. Mengucek matanya, hanya untuk menyadari dia ada didalam kamar hotel Jaehyun.

Dan soulmate nya itu sedang mondar-mandir tak karuan, mengemasi barang-barangnya yang berceceran kembali masuk kedalam koper. Johnny mengernyit.

"Jae?"

Panggilan Johnny hanya disahuti oleh gumaman Jaehyun, ia memasukkan pakaian terakhirnya lalu menutup resleting koper nya. Tampilannya pun sudah rapih, Jaehyun tampak segar setelah mandi dengan rambut setengah kering. Tubuhnya dibalut sweater turtleneck putih dan kakinya dilapisi celana jeans hitam. Ia sudah siap pergi.

Tapi masalahnya, Johnny tak tahu Jaehyun akan pergi kemana.

Jaehyun menoleh saat menyadari Johnny sudah bangun dan terduduk di ranjangnya dengan wajah bingung.

"Oh, kau sudah bangun?" Hanya untuk memastikan nyawa Johnny sudah terkumpul sepenuhnya.

Johnny mengangguk, ia mengerang pelan saat pening kembali menderanya. Jaehyun menghampiri Johnny lalu duduk di tepi ranjang, ia meraih segelas air dari nakas lampu tidur, mengeluarkan sebiji aspirin dari saku, lalu melarutkan nya kedalam air tadi. Memberikan nya pada Johnny agar hilang pening nya.

Johnny tersenyum tipis lalu mereguk air itu. Menaruh gelas kembali ke nakas, Johnny memeluk Jaehyun dari samping. Menempatkan kepala nya dibahu soulmate nya, menikmati harum sabun hotel yang menguar dari kulit putih Jaehyun.

"Kau mau pergi?" Tanya Johnny akhirnya.

Jaehyun mengusap-usap punggung Johnny, lalu menyahut. "Iya, tujuan ku bukan disini sebenarnya, aku harus pergi ke rumah nenek ku."

Johnny merengek. "Jauh, tidak?"

"California."

Johnny menegakkan kepalanya, menatap Jaehyun heran.

"Mau ikut? Biar ku kenalkan kau pada Mama. Dia pasti sangat senang kalau tahu aku sudah menemukan soulmate." Ucap Jaehyun kemudian.

Johnny terdiam. Matanya menatap pada cincin yang melingkari jari Jaehyun. Dalam hati ia mendengus, saat mabuk dia sering melakukan hal-hal yang selama ini terpendam dalam hatinya. Dan sebenarnya, lamaran yang semalam itu tidak dilakukan dengan kesadaran penuh, Johnny belum sesiap itu meski Jaehyun adalah soulmate nya.

🍁🍁🍁

Perjalanan mereka menuju California berjalan lancar, diantar Richard dengan mobil pribadi Johnny yang sangat jarang digunakan. Setelah sampai, dengan kurang ajar Johnny menyuruh Richard cepat-cepat pulang. Dengan dalih kalau Madam Willis mungkin menyuruhnya menjaga aktor pendatang baru di agensi mereka.

Rumah keluarga Jaehyun cukup megah, dengan halaman yang agak luas. Rumah itu bergaya modern dan terlihat hangat. Pagarnya tinggi, dan catnya berwarna putih gading dengan goresan cokelat susu.

"Jae, Mama mu galak, tidak?" Johnny berbisik sesaat sebelum Jaehyun membuka pintu utama.

Jaehyun terkekeh pelan. "Tidak, tapi agak cerewet." Sahutnya singkat.

"Mama, Im home!" Jaehyun berseru nyaring sambil membuka pintu.

Menampilkan ruang tamu cantik dengan tiga orang wanita di sana. Wanita yang satu duduk di kursi roda, usianya renta dan Johnny kira dialah nenek yang Jaehyun sebut tadi. Wanita itu meski tua, tapi kecantikan nya masih terlihat disela-sela keriput nya. Disebelahnya, berdiri wanita pertengahan tiga puluhan, dengan pakaian perawat. Sepertinya suster yang menjaga nenek Jaehyun.

Two Weeks: Destiny Line (JOHNJAE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang