21

1.4K 335 72
                                    

"Gue Ahn Yujin, minju" yujin masih belum menyerah.

"Mau anyudin kek antibiotik kek bodo amat" kata minju membuang muka.

Yujin membuang nafas kesal, dulu aja waktu jadi hantu pen deket yujin terus.

"Yaelah, ntar suka gue awas aja dah lu" kata yujin pelan.

Suara pintu terbuka, orang tua dan dokter datang memasuki kamar minju,

"Loh ada temennya minju?" Tanya mama minju.

"I..iya tante hehe" jawab yujin nyengir sambil lirik minju.

Minjunya masang wajah menakutkan yang malah terlihat gemas bagi yujin.

"Minjunya mau terapi dulu ya, soalnya badannya masih kaku" kata dokter yang membawa kursi roda.

Minju perlahan di bantu papanya untuk turun dari ranjang, yujin juga ikutan bantuin buat pencitraan. Monmaap

Minju tak menolak di bantu yujin, tapi dia masih setia menatap yujin dengan sinis.

Dokter dan papa minju pergi membawa minju menuju ruang terapi, yujin pamit pada mama minju untuk keluar.

.
.
.
.

Yujin turun ke lantai dasar rumah sakit ingin membeli minuman soda di mesin minuman.

Setelah itu ia menuju taman rumah sakit yang biasa ia gunakan untuk mencari udara segar.

Yujin duduk sambil menenggak minumnya sampai habis, setelah itu ia perlahan menunduk.

Yujin mulai menyukai hantu yang tak mungkin bisa ia miliki, saat hantu itu ternyata manusia yang sedang koma yujin mulai punya secercah harapan.

Tapi sekarang abangnya malah menyukai minju dan harus bersaing dengan abangnya yang tak sempurna akibat kecelakaan membuat kakinya pincang. Pasti tak ada lagi yang bisa menerima abangnya itu apa adanya.

Sebenarnya yujin benci rumah sakit dengan bau khas obat obatan yang sangat menyakiti indra penciuman itu.

Apa lagi mengingat mamanya yang sering kali bolak balik rumah sakit, menjalani segala pengobatan tapi percuma, mamanya tak kunjung sembuh.

Sekarang papanya yang sakit jantung dan tak tau bisa sembuh atau tidak. Keluarganya jadi hancur brantakan, yujin mulai menyesal kenapa tidak dari dulu ia berubah dan tak membangkang pada papanya.

Yujin fikir mungkin ini karma yang ia dapat karna tak menjadi anak yang baik. Abangnya pincang, orang tuanya sakit, mamanya tak bisa bertahan hidup lebih lama.

Yujin menggenggam erat rambutnya dan menunduk dalam, rasa penyesalan mulai mengerubungi hatinya, perlahan air mata yujin jatuh.

Ia berfikir kenapa bukan dia saja yang menerima segala resiko, kenapa bukan dia yang sakit dan mati. Kenapa malah orang orang tersayangnya.

.
.
.
.

Jaemin datang ke taman mendorong kursi roda minju yang baru saja selesai terapi sambil berbincang hangat.

"Tadi gimana terapi kamu?" Tanya jaemin.

"Udah mulai ada perkembangan kak, sebenarnya aku juga udah bisa jalan" kata minju antusias.

"Baguslah, tapi kamu jangan jalan dulu kalo masih lemah"

"Aku ga lemah! Mau liat ngga?" Kata minju udah bersiap untuk diri.

"Eh jangan, nanti aja ya aku liatnya" kata jaemin memegang bahu minju dan mengusapnya lembut.

Minju memegang tangan jaemin di bahunya dan tersenyum.

"Kita jalan jalan lagi ya" kata jaemin kembali mendorong pelan kursi roda minju.

Minju tampak senang di bawa berkeliling menghirup udara segar, wajahnya juga sudah tak pucat. Sepertinya ia akan sehat dengan baik.

Saat berjalan mereka melihat yujin duduk sendiri dan menunduk. Kini ia memegang kepalanya dan semakin menunduk dengan rahang yang tampak mengeras.

"Itu adik kamu kan?" Tanya minju.

"Iya"

"Dia kenapa?"

"Ngga tau. Kita kesana?" Tanya jaemin.

Minju mengangguk tanda setuju. Saat mereka sudah dekat pada yujin, yujin belum juga menyadari kedatangan mereka.

"Yujin" panggil jaemin.

Yujin menoleh pada orang yang memanggilnya. Jaemin dan minju d melihat mata dan hidung yujin memerah lalu yujin mengusap wajahnya dan coba memberi senyum.

"Eh, minju, bang jae" kata yujin.

"Lo kenapa?" Tanya jaemin.

"Gak kenapa, lagi duduk doang" jawab yujin.

Yujin melihat minju terlihat tenang jika bersama jaemin membuat hatinya menciut ingin menyerah.

"Hai minju," sapa yujin tersenyum.

"Ha..hai"

"Lo udah keliatan lebih baik dari kemarin" kata yujin.

"Iya, gue rasa gue udah bisa pulang dari rumah sakit" jawab minju juga tersenyum.

"Sounds good" kata yujin mengacak pelan rambut minju.

Minju tak risih, dia malah tertawa pelan karna yujin tak seburuk yang ia pikirkan.

"Hmm, bang jae tentang tantangan gue kemarin lupain aja, gue mundur" kata yujin pada jaemin.

Jaemin menaikan alisnya bingung,

"Gue sama yang lain aja hehe" kata yujin menepuk pelan pundak jaemin.

Lalu yujin perlahan mundur dan melambai pada minju dan jaemin.

"Mau kemana?" Tanya jaemin pada yujin yang sudah menjauh.

"Sungai han!" Teriak yujin lalu berbalik dan berjalan santai.















-----





[END] Fantôme 🎃 JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang