Setahun berlalu setelah kejadian yang tak terlupakan itu terjadi. Beruntung para warga tidak curiga tentang kematian Smith. Memang dalam kesehariannya ia adalah sosok yang misterius dan jarang berkomunikasi dengan warga sekitar. Terakhir pun ia pergi dengan membawa tas kopernya menuju ke luar kota. Rumahnya kini sudah terbengkalai karena semasa hidupnya ia adalah peri yang tak punya pasangan dan dari dulu ia telah terbiasa hidup mandiri dalam kesendiriannya. Sebenarnya banyak gadis peri yang menyukainya, namun ia menghiraukan semua perhatian yang diberikan padanya. Banyak yang menyangka ia adalah gay. Tapi memang benar ia adalah gay yang haus akan nafsu seksual. Buktinya ayahku telah menjadi budak nafsunya setelah berberapa tahun lamanya.
Aku sempat mengintrogasi ayahku tentang siapa sosok Smith sebenarnya. Ayahku hanya berkata ia kebetulan disukai oleh Smith karena kegigihan menebang pohon hingga suatu hari tawaran seks itu membuatnya gelap mata. Uang telah membutakan segala logikanya. Ia rela menjadi budak nafsu seks dan menjadi ikut menikmatinya karena rasa yang tak dapat bisa digambarkan dengan kata-kata saat pantatnya dimasuki penis besar Smith berulang-ulang. Tak hanya itu, imbalan beberapa keping emas dan kekuatan super yang dimantrai kepadanya saat nafsu Smith terpenuhi adalah hal yang spesial yang dia peroleh dari hubungan terlarang mereka.
Aku sempat terkejut mendengar penjelasan ayahku. Aku sempat marah kepadanya, namun itu saat aku tak tau apa-apa tentang nikmat bercinta. Saat pertama kalinya pantatku diperawani oleh ayah, barulah aku merasakan bahwa apa yang ayah lakukan tidak sepenuhnya salah. Karena aku sudah merasakan kenikmatan yang tiada tara saat dirinya diperkosa ayahnya. Kini dengan pengalaman tersebut, aku sedikit menghilangkan amarahnya dan memaafkan segala kesalahan ayah. Aku pun telah berjanji untuk melupakan segala hal yang terjadi di dalam gubuk itu.
Kini aku tinggal sendiri dan membangun toko perabotan dari hasil kerja kerasku belajar selama 1 tahun. Beasiswa yang diberikan kepala sekolah begitu membantuku mengembangkan bakatku. Aku sungguh bersyukur karena telah berhasil melanjutkan bakat spesial ibuku.
Suatu hari segalanya berubah saat aku melihat seorang pria yang datang menghampiri tokoku untuk menjual kayunya. Aku awalnya terkesan dengan wajah pria tersebut. Menurutku ia begitu tampan dan menarik perhatiannya. William, itulah namanya saat kami mencoba berkenalan. Begitu terkejutnya diriku saat pria itu menyatakan cintanya. Aku awalnya ingin langsung menerima perasaan itu tetapi aku tak bodoh untuk percaya begitu saja dengan perkataan orang asing. Namun tetap saja ciuman yang kami lakukan sungguh berkesan. Aku begitu kagum juga dengan dirinya saat tau bahwa William itu rela menjadi ayah untuk adiknya. Sebagai seorang pria aku sangat menginginkannya untuk sekian lama. Peristiwa sesaat itu telah mengubah hidupku dalam sekejap. Ayahku secara tidak sadar telah menjadikanku seorang gay. Entah karena mantra sihir yang dulu pernah diberikan oleh smith kepadaku atau karena memang takdirku sendiri yang menuntunku untuk menjadi seorang gay, kini sudah tak lagi kuperdulikan.
Aku menutup tokoku dan membawa beberapa pakaian ke dalam tas. Aku mulai berkeliling di pasar kota peri untuk menemukan pria idamanku. Setiap toko yang ada telah kukelilingi, namun tetap saja aku tak dapat menjumpainya. terpaksa, aku kembali ke rumah dengan perasaan kecewa dan menyesal. Dalam perjalanan aku masih mengingat hangatnya ciuman yang diberikan padanya. Air mataku kini tak sadar telah membasahiku. Aku sungguh bodoh karena melewatkan kesempatan besar yang mendadak datang kepadaku. Namun percuma setiap penyesalan itu sia-sia. Diriku sendiri yang memilih untuk mengakhirinya jadi tak perlu kecewa dengan keputusanku sendiri. Aku yakin jika dia memang jodohku pasti kami akan dipertemukan kembali suatu saat nanti.
Aku melangkahkan kakiku perlahan menuju ke rumah toko. Di tengah perjalanan aku seperti melihat sosok pria itu mendekati tokoku. Aku pun segera berlari ke arahnya untuk memastikan apakah benar itu adalah pria yang kucari. Kupanggil terus namanya untuk memastikan kembali. Tetapi pria itu perlahan berjalan kembali menjauhi tokoku. Aku pun tetap optimis dan terus kuteriakkan namanya agar ia menoleh kepadaku. Berhasil, ia mendengar suaraku dan benar saja dia pun berlari ke arahku begitu pula aku. Kami pun akhirnya saling berpelukan di tengah jalan yang menjadi saksi cinta kita berdua.
Aku pun mengikuti kekasihku pergi ke rumahnya di dalam hutan dengan alasan untuk mempelajari kayu spesial yang sebelumnya telah ia jual kepadaku. Aku memang tak secara langsung mengatakan bahwa aku menyukainya tetapi aku bermaksud seperti itu juga demi melindungi diriku sendiri. Jika memang william akhirnya tak sesuai dengan yang ku harapkan maka benar sudah keputusanku untuk tidak gegabah membalas cinta tersebut.
Aku berjalan membelakanginya. Aku melihat betapa kekarnya tubuhnya saat mendorong gerobak itu. Dengan pikiran nakalku aku membayangkan dirinya digagahi oleh Willam dengan romantisnya. Apalagi ia adalah bangsa manusia sepertiku, jadi aku tak lagi memikirkan ilmu sihir yang akan digunakannya untuk memantraiku. Aku hanya terdiam dan terus berjalan dibelakangnya sambil tersenyum sendiri.
Aku tau kali ini bukan dia yang jatuh cinta kepadaku terlebih dulu, tetapi jauh dilubuk hatiku dia adalah pria idaman yang selama ini kuimpikan meskipun aku masih tidak bisa memasrahkan 100 persen perasaanku kepadanya. Pandangan pertamaku padanya sudah membuatku jatuh cinta. Tetap saja aku tak mau cinta membutakan pikiran dan logikaku. aku tak ingin kejadian seperti ayah dan smith terjadi kembali. Harus banyak perhitungan dan pertimbangan yang cukup akurat untuk melanjutkan hubungan kami ke tingkat yang lebih dalam.
Aku kini hanya bisa bersyukur karena dapat membuktikan siapa sosok sebenarnya Willam itu. Mungkin dengan tunggal bersama kami menjadi lebih dekat dan tau kemana perasaan ini akan kutuju. Di dalam setiap langkah ku berdoa agar dia adalah jodohku yang sesungguhnya.
Setelah lama berjalan kami akhirnya telah meninggalkan kota peri dan mulai masuk ke dalam hutan. Hutan ini sekali lagi mengingatkanku pada kejadian kelam yang pernah terjadi. Aku berharap rumah yang ia tempati bukanlah gubuk tempat kematian Smith. Sebab hal itu akan membuka kembali kenangan buruk yang pernah kualami disana.
Aku terus mengikuti Willam dari belakang. Sepertinya perjalanan ini asing bagiku. Cukup jauh jarak yang kutuju menuju rumahnya. Aku dapat bernafas lega saat sampai di rumah sederhana miliknya yang cukup berkesan menurutku. Kami pun masuk ke dalam rumah tersebut bersama-sama. Aku tak sabar menantikan saat-saat diriku kembali menerima kontol yang bergoyang di dalam pantatku. Aku begitu menantikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Magic Book & The Fantasy World
ФэнтезиKisah fantasy seksual seorang anak lelaki yang menemukan buku sihir hingga mengubah hidupnya. Mengandung unsur BxB Khusus pembaca 18+