Serangan Mendadak Raksasa

268 12 0
                                    

Claude pun nampak lesu saat ia duduk sendiri menemani jake di ruang makan. Jake pun heran saat Claude datang sendirian menuju ruang makan ini.

"Paman William kemana?  Bukankah tadi suara gerobak itu adalah miliknya. Kenapa ia tidak ikut makan bersama kita paman?" tanya Jake penasaran.

"Ya memang benar itu tadi gerobak pamanmu. Tapi sepertinya pamanmu sedang tidak enak badan. Ia ingin istirahat dulu katanya. Mari kita habiskan makanan ini dulu setelah itu kau juga boleh beristirahat di kamar" Jawab Claude lemas.

"Baiklah paman, semoga paman William lekas sembuh. Mari Makan" sahur jake yg memulai menyantap makanan yg sudah tersedia. Ia pun menghabiskan makanan yg sudah ia pilih hingga tak menyisakan sebutir nasi di piring tersebut. Sementara itu Claude hanya makan seadanya dgn perlahan sehingga membuat Jake bingung akan sikap teman pamannya itu. Selama ini jake masih blm paham bahwa Claude adalah kekasih William. Jadi ia menganggap Claude sebagai pamannya juga karena ia adalah teman William.

Setelah menghabiskan makanannya, jake pun pamit untuk pergi ke kamarnya. Ia pun kemudian mengintip ke ar ah kamar William untuk memastikan kondisinya. Ia melihat dari lubang kunci kamar william dan melihat pamannya itu sedang berbaring di kasur. Ia pun kemudian menghela napas dan melanjutkan untuk pergi ke kamarnya. Ia hanya bisa berdoa agar pamannya dpt kembali sehat seperti dahulu kala.

Setelah melihat Jake masuk ke kamar, claude pun membereskan meja makan dan menyuci peralatan makan yg kotor tsb. Ia pun segera menyelesaikan tugasnya itu dan menuju ke kamar William untuk mengecek kondisinya. Ia pun masuk ke kamar, disana terlihat William yg sudah tertidur pulas. Ia pun tersenyum melihat kekasihnya yg begitu tampan sedang dihadapannya. Ia pun mengecek suhu tubuhnya dgn memegang dahi william. Sepertinya suhunya sama sepertinya. Ia pun berfikiran positif saja dan segera berbaring di kasur bersama dgn william.

Keesokan harinya, Claude terbangun karena sinar mentari telah menggangu tidurnya yg lelap. Ia pun kaget karena di kamar sudah tak ada lagi sosok william. Biasanya william masih tertidur meskipun pagi sudah tiba dan ia pun yg bangun lebih awal untuk membangunkan kekasihnya tsb.  Ia pun segera bergegas bangun dr tidurnya. Merapikan sprai dan bantal lalu ia mengecek seluruh ruangan di dalam rumah untuk menemukan william. Ia pun kembali bernapas lega saat mendengar suara kapak di luar rumahnya. Sepertinya william tengah memotong kayu untuk persediaan di rumah.

Claude pun akhirnya pergi ke kebun untuk memetik sayuran dan buah-buahan untuk bahan membuat sarapan pagi ini. Ia pun beranjak pergi dan mengajak jake untuk membantunya di kebun. Sangat tengah asyik berkebun tiba-tiba langit menjadi gelap. Suara burung terbang nampak begitu aneh dan mencekam.  Sepertinya akan ada bencana hebat di hutan ini sebab terlihat para hewan tengah berlari menjauhi hutan. Claude pun menyelesaikan pekerjaannya dan segera mengajak jake kembali ke rumah.

William pun khawatir dgn keadaan yg aneh ini sebab baru pertama kali ini ia mendapat situasi yg serius semacam ini di hutan. Ia pun meletakkan kapaknya dan mencari Claude dan jake di rumah. Namun ia tak menemukan keberadaan mereka berdua disana. Ia pun berpikir untuk pergi ke kebun untuk mencari mereka. beruntung di tengah jalan ia dpt menemukan Claude yg sedang berlari bersama jake sambil membawa banyak buah dan sayuran segar.

"Ayo masuk ke dalam rumah. Sepertinya hutan sedang dalam bahaya!" perintah William.

Mereka bertiga pun berlari hingga sampai ke rumah. Setibanya di rumah  langit menjadi lebih gelap drpd sebelumnya. Kemudian mendadak tanah bergerak dan berguncang dgn dashyat. Jake pun hanya bisa menangis karena ketakutan.  Sementara itu Claude pun berusaha untuk membuat Jake tenang dan william dgn berani mengecek situasi di luar rumahnya melalui jendela.

"sepertinya ini gempa bumi, William. Lihatlah tanah bergerak seperti ini. Apakah kita harus menginggalkan rumah ini untuk sementara. Tengok saja para hewan semua berlari menjauhi hutan ini" seru Claude berpendapat.

"Jangan dulu Claude sepertinya ini bukan gempa biasa. Tetapi ada seseorang yg sengaja menimbulkan gempa di hutan ini. Karena aku baru saja melihat seorang raksasa berjalan melintasi rumah kita ini" sahut William dgn ekspresi mukanya yg tegang.

"Apa katamu?  Raksasa...  Justru krn itu makin lebih bahaya jika kita tinggal disini. Mari kita segera membereskan hal yg penting untuk mengevakuasi diri sebelum hal yg tidak diinginkan terjadi disini" sahut Claude cemas.

"apa yg terjadi paman. Siapa itu raksasa, apakah itu monster yg akan merusak hutan ini?" tanya Jake penasaran

"bisa saja benar ...  Raksasa itu adalah makhluk yg seperti manusia tetapi ukuran tubuhnya begitu besar. Jadi dgn tubuhnya yg besar melebih ukuran manusia normal itulah dia bisa disebut sbg monster bagi manusia dan hewan disekitarnya.

Jake pun semakin takut dan menyetujui pendapat Claude untuk meninggalkan hutan ini. Namun tetap saja william bersikukuh untuk tinggal di rumah saja. Ia pun pergi ke gudang untuk mengambil sesuatu yg mengejutkan Claude dan jake saat itu. Tentu saja mereka terkejut karena william tengah mengambil pedang emas berkilau yg begitu besar seukuran tubuh manusia.

"tenang saja. Aku akan habisi raksasa itu dgn tebasan pedang saktiku ini.  Kalian diam saja di rumah. Jangan sampai kalian melanggar perintahku ini Jika ingin kita selamat dr ancaman raksasa itu.

"Baiklah aku mengerti" jawab Claude dan jake bersamaan.

William pun dgn sangat gagah keluar dr rumahnya dgn membawa pedang sakti miliknya. Ia pun mengincar raksasa yg ternyata sedang asyik memetik buah di kebun miliknya. Tanpa basa basi, segera ia tebaskan pedang itu mengenai kaki kiri raksasa dan sontak raksasa itu terkejut krn merasakan sakit yg teramat sangat pd kakinya.

"Beraninya kau makhluk kecil sialan... Kau telah melukai kakiku yg berharga ini. Tunggu saja disitu...  Akan kuhabisi kau dgn kepalan tanganku ini" teriak Raksasa mengancam.

"Sini kau raksasa. Aku tak takut dgn ancamanmu itu.  Justru pedang saktiku ini yg akan menghabisi nyawamu itu" balas william menantang.

Sekejap raksasa itu melayangkan tangannya ke arah William untuk menangkapnya. Namun dgn kelihaian William, ia pun berhasil menghindari setiap serangan dr raksasa itu. Bahkan ia justru menyerang balik raksasa dgn melukai kaki kanannya sehingga akhirnya raksasa itu terjatuh.

"aduh... Beraninya kau melukai kedua kakiku manusia brengsek. Aku akan mengeluarkan senjata terakhirku rasakan ini" teriak raksasa sambil merogoh sakunya yg berisi sebuah serbuk ajaib. Ternyata serbuk yg dia keluarkan barusan adalah racun. Seketika racun yg tersebar di udara karena tertiup angin membuat banyak tanaman di kebun William menjadi layu dan dipenuhi bau tak sedap dr racun tersebut. Beruntung William segera menutup hidungnya dgn sigap agar tidak mencium racun yg sudah disebarkan Raksasa itu. Ia pun semakin marah melihat kebun tercintanya kini menjadi hancur karena raksasa itu.  Dgn kekuatannya, ia pun membaca mantra sihir dan merapalkannya kepada raksasa itu. Alhasil mendadak tubuh raksasa itu mengecil.  Ia pun kemudian berubah wujud menjadi seekor tikus raksasa. Raksasa itu pun terkejut melihat tubuhnya yg mendadak berubah. Ia pun kemudian melarikan diri dari william karena takut. Dlm hatinya ia pun dendam kepada william yg telah mengubahnya menjadikan seeokor tikus seperti ini. William pun segera tergeletak lemas karena melihat kebun yg susah payah ia besarkan menjadi hancur karena serbuk beracun milik raksasa itu. Ia pun akhirnya membuat papan tulisan sbg peringatan bahaya apabila suatu saat ada orng yg akan memasuki kebun ini.  Ia pun menuliskan "Poison Garden" di depan pintu gerbang masuk kebunnya. Ia pun kembali pulang dgn muka lesu dan lemas. Sampainya dirumah, William pun seketika pingsan di hadapan Claude dan Jake.

A Magic Book & The Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang