Penemuan Buku Sihir

2K 54 5
                                    

Namaku Stefand Lambert, aku adalah seorang lelaki yang hobi bermain game rpg dan menonton anime. Keseharianku setelah pekerjaanku usai adalah melanjutkan aktivitas rutinku tersebut. Aku adalah seorang ilustrator. Memang sejak kecil aku memiliki hobi mengambar. Saat menonton film kartun aku dapat membayangkan dalam otakku karakter apakah yang bisa kulukis pada buku gambarku. Usiaku sudah 24 tahun tetapi aku masih belum memikirkan soal pernikahan. Padahal sudah banyak temanku yang menikah diusia mudanya tersebut namun aku berbeda. Aku lelaki yang tak tertarik dengan kecantikan seorang wanita. Karena aku seorang lelaki yang juga menyukai seorang lelaki. Entah perasaan ini muncul mulai kapan, namun jelasnya hal itu dapat kuketahui ketika dadaku berdebar saat berada dekat dengan lelaki tampan yang ada di kelasku dahulu.

Aku tau perasaan ini salah, tetapi apa boleh buat namanya cinta tidak tau datangnya pada siapa dan kapan itu terjadi. Aku hanya bisa menyibukkan diri pada pekerjaanku dan aktivitas bermain dan nontonku untuk melupakan tentang hubungan asmaraku dan orientasi seksualku.

Pernah aku bermimpi saat aku merindukan sosok pria yang membuat dadaku bergetar. Mimpiku sungguh liar. Aku berfantasi dalam mimpiku bisa mempersetubuhinya layaknya perempuan. Aku tau kontolku begitu tegang saat membayangkan wajahnya saja. Tiba-tiba ia muncul dalam sekejap dan menciumku. Aku pun membalas ciumannya juga lalu kubawa ia pergi ke kamarku. Aku membuka pakaian dan menelanjanginya. Disaat kami sama-sama telanjang aku memaksanya untuk mengoral kontolku. Ia hanya terdiam dan menuruti semua kemauanku. Tak lama, aku pun memasukkan kontol kebanggaanku ini ke lubang pantatnya yang sempit. kami berdua sangat menikmati malam itu. Kulihat kontolku menempel bercak darah yang keluar dari pantatnya. Ah seperti aku sudah memecahkan keperawanan lelaki ini. Kami pun sama-sama mengerang menikmati persetubuhan kami hingga kami saling mengeluarkan cairan sperma kami bersamaan. Tak sadar aku pun mendadak terbangun. Hal yang barusan kualami hanyalah mimpi liarku saja dan sejak saat itu aku mulai melupakan semua impian liar itu dan menggantinya dengan kesibukan di dunia nyataku.

Sudah lima tahun sejak kejadian mimpi itu berlalu, kini aku menyibukkan diri membuat animasi terbaru untuk komik online buatanku. Aku bisa berkreasi menciptakan karakter boylover dalam setiap gambarku. Meskipun dalam kenyataannya aku cuma seorang lelaki penyendiri yang menutup diri dari dunia luar. Aku tak pernah sekalipun berinteraksi dengan orang lain selain rekan kerjaku saja. Entahlah, fantasi dalam gambaranku membuatku terhanyut di dalamnya.

Hingga suatu hari, tepat pada pukul 24.00 saat pergantian hari itu dimulai dan disaat aku berulang tahun pada usia 25 tahunku segalanya menjadi berubah. Aku dengan polosnya membuat sebuah permintaan yang cukup tidak masuk akal. Harapanku hanyalah aku bisa berada di sebuah tempat dimana fantasi itu hidup. Aku berperan sebagai seorang pahlawan yang akan menggemparkan dunia dengan kehebatanku. Aku dapat menaklukkan hati para pria dan hanya satu yang nantinya akan menjadi milikku. Sebuah mimpi petualangan yang dibalut aksi dan romantisme seorang pasangan gay. Begitulah jadinya harapanku dan lilin di kue ulang tahun itu segera kutiup saat harapanku sudah kubayangkan sebelumnya.

Aku tertidur setelah menghabiskan sepotong kue kecil yang sudah kubeli sebelumnya untuk merayakan ulang tahunku sendiri. Aku tak menyangka 24 jam dihari ulang tahunku ini mendadak dunia menjadi berubah seperti yang aku inginkan.

Seperti rutinitas biasanya, setelah bangun tidur, aku bergegas mandi dan membuat sarapan pagi. Aku menyantap roti sandwich buatanku dengan segelas susu coklat sebagai sarapan harianku ini.

Ting Tong...

Suara bel di apartemenku berbunyi. Aku pun beranjak mendatangi pintu apartemenku untuk mengecek siapakah yang hendak berkunjung ke rumahnya. Aku mengintip di balik lubang kecil yang ada di apartemenku dan ternyata tak ada siapapun orang di luar sana. Aku pun membuka pintu apartemen untuk memastikan kembali siapa yang telah memencet bel barusan. Ternyata hanyalah ada sebuah bungkusan kotak yang bersinar yang membuat diriku penasaran akan isi di dalamnya. Aku pun mengambil kotak tersebut dan membawanya ke dalam apartemenku. Aku membuka bungkusan yang ada dengan cepat dan isi dari bungkusan itu cukup mengejutkanku. Sebuah buku yang aneh karena di setiap ujungnya seakan memancarkan cahaya sendiri.

A Magic Book.
Tell me your wish and your miracle will be come true.

Aku penasaran dengan isi buku ini.  Kover depannya saja sudah cukup membuatku penasaran. Aku pun membuka buku tersebut dan seketika sinar menyilaukan terpancar dari buku yang barusan kubuka. Cahaya itu begitu kuat sehingga membuat diriku tak sanggup melihat isi buku tersebut sesaat. Aku terkejut saat cahaya itu perlahan menghilang dan ternyata hanya kertas putih yang ada di dalam buku tersebut. Aku kecewa dengan isi bukunya yang ternyata tak ada apapun yang istimewa.

"Kosong...  Andai saja ada semacam matra yang membuat impianku dihari ulang tahunku ini bisa jadi kenyataan. Huft padahal itu yang baru saja kuharapkan, ternyata cuma sekadar buku baru yang masih polos tanpa satu pun coretan tulisan di dalamnya" helaku kecewa. Namun kekecewaanku nampak sirna saat mendadak muncul sebuah tulisan yang mengisi kosongnya buku tersebut.

Satu persatu kata mendadak muncul dalam kertas kosong itu. Kini sudah satu halaman full terisi sebuah tulisan yang misterius. Aku pun membaca tulisan tersebut karena rasa penasaranku dan akhirnya aku pun seakan tersedot masuk ke dalam buku tersebut. Sekarang dengan pakaianku yang seadanya aku berada pada sebuah hutan yang belum pernah kutemui sebelumnya. aku mencoba menampar dan mencubit pipiku berharap ini semua hanyalah mimpi. namun sejam lamanya telah berlalu dan jam tanganku masih terus berdetak, tetap saja aku masih berada dalam hutan ini sendirian.

Sepertinya harapanku terkabul.  Sekarang di gengamanku telah ada buku ajaib yang mampu mengubah dunia. Beruntung aku membawa tasku kesini, jadi aku dapat menyimpan buku ini di dalamnya agar lebih aman. Aku takjub dengan semua yang terjadi saat ini. Aku memutuskan untuk berkeliling hutan ini memastikan keadaan. Sejauh mata memandang hanyalah pohon yang nampak sama yang lebat mengelilingi pandanganku. Aku pun duduk beristirahat sejenak menenangkan pikiranku. Suasana sejuk dan dingin yang dihasilkan pohon dihutan ini membuatku mengantuk. Segera aku berlindung di bawah pohon untuk merebahkan diriku. Aku memejamkan mata sebentar hingga tak terasa aku sudah tertidur pulas. Aku masih belum sadar bahwa bahaya sedang mengintaiku jauh di dalam hutan.

A Magic Book & The Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang