Permohonan William

420 9 2
                                    

Kembali ke sudut pandang William.

William pov

Aku begitu senang telah mengantarkan Claude ke depan pintu rumahku yang sederhana di hutan. Aku berharap dengan kedatangannya akan memberikan sinyal positif pada hubungan kami untuk ke depannya. Hahaha ngarep sih emang. Namanya juga keinginan moga aja beneran terkabul entar, pikirku.

Aku melemparkan senyumku pada Claude dan menyambutnya ramah masuk ke dalam rumahku. Sementara itu terlihat dari tampangnya, Claude amat sangat memperhatikan setiap detail dari rumahku. Setiap sudut ia pandangi dengan tatapan takjubnya.

Aku hanya tersenyum memadangnya dari kejauhan. Segera aku beranjak menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk kami bertiga.

"Claude, boleh aku titip jagakan keponakanku jake sebentar. Aku akan mempersiapkan makan malam untuk kita saat ini" pintaku pada Claude yang berjalan santai sambil memandangi setiap sudut ruangan rumahku.

"Tenang saja William, dengan senang hati akan kujaga keponakanmu yang imut ini bersamaku. Maaf ya aku merepotkanmu disini" sahut Claude sambil mengendong Jake yang tengah terjaga.

"Justru dengan kedatanganmu kesini aku sangat terbantu sekali Claude. Biasanya susah untukku membagi waktu antara merawat Jake dan mempersiapkan kebutuhanku sendiri" balas William.

"Sungguh. Syukurlah kalau ada aku disini bisa meringankan sedikit beban yang kau tanggung. Aku senang bisa membantumu walau hanya sedikit saja seperti ini" ucap Claude sambil tersenyum memandangku.

Setelah setengah jam berlalu, masakan yang kubuat sudah siap untuk disajikan di meja makan. Claude yang sedari tadi menggendong Jake nampak letih. Ia tertidur di sofa sambil memeluk Jake yang juga tertidur pulas digendongannya. Aku pun meletakkan makanan yang kubuat di meja dan menghampiri Claude.

"Bangun Claude. Makanan sudah siap" panggilku sambil menguncang perlahan tubuhnya agar ia segera terjaga.

"Baiklah, apakah semua sudah beres. Maaf ya Will aku ketiduran" sahut Claude yang kemudian berdiri dan mengikutiku pergi ke meja makan.

Kami pun akhirnya makan malam bersama. Aku meletakkan jake ke tempat duduk bayi. Dia terlihat begitu imut saat tertidur. Sembari memakan makanan yang sudah kubuat, aku memperhatikan Claude yang ada di sampingku. Ia nampak begitu tampan. Aku merasa dialah jodohku. Aku tak ingin kehilangannya. Sepertinya keluarga kecil ini akan sempurna jika ada sosok Claude di rumah ini.

"Claude... Bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?" tanyaku sambil memegang tangan kirinya yang diletakkan di atas meja.

"Silahkan saja Will, tanya saja kepadaku tak perlu sungkan" sahut Claude sambil tersenyum dan menatap tangannya yang dipegang olehku.

"Jadi begini... Maukah kau menetap disini bersamaku dan Jake. Bisakah kau jadi bagian dari keluarga kecilku ini. Aku tau ini mendadak bagimu, tetapi diriku sudah nyaman berada disampingmu. Aku tak ingin kehilanganmu Claude" terangku sambil menatap wajahnya dalam dalam.

"Wow... Sangat mengejutkan sekali. Kau tau Will, aku masih punya rumah di kota dan pekerjaan yang tak bisa begitu saja kutinggalkan. Aku tau kau sayang kepadaku. Tetapi ini begitu mendadak. Aku butuh waktu untuk memutuskan apakah aku siap atau tidak. Karena menjadi bagian dari keluarga adalah hal yang berat dan butuh banyak pertimbangan. Aku tak bermaksud menolakmu tetapi marilah kita jalani dulu saat ini. Jangan memikirkan masa depan yang akan berjalan. Aku sangat tersanjung dan iya aku juga mencintaimu sayang" seru Claude yang kemudian menghentikan makannya dan kemudian membungkukkan badannya untuk menciumku.

Aku terkejut karena Claude mendadak menciumku dan mengatakan hal itu. Aku pun membalas ciumannya dan kami pun berciuman dengan amat mesra di antara meja makan ini. Aku merasakan energi di tubuhku meningkat dan nafsuku juga semakin kuat. Aku pun perlahan membuka kaus yang dikenakan Claude dan juga melepas baju yang kupakai. Aku pun menggengam tangannya dan menggiringnya masuk ke dalam kamarku. Kami pun saling melepaskan celana yang kami kenakan hingga tak tersisa selehai kain apapun pada tubuh kami. Setelah itu, kami melanjutkan ciuman panas kami sambil berpelukan. Kontol kami sudah sama-sama menegang di bawah sana dan hal itu membuatku tak nyaman untuk menciumnya.

"Fuck me... Will hamili aku malam ini sayang" ucap Claude dengan menunggingkan pantatnya pertanda siap untuk berhubungan seks.

"Pastinya sayangku. Siap-siap kontol besarku ini akan masuk ke dalam pantat empukmu itu sayang. Rasakanlah sensasi nikmatnya" sahutku yang kemudian membanting tubuh Claude perlahan menuju ke kasurku.

Aku pun menaikkan kedua kakinya dan kubuka dengan lebar dengan kedua tanganku. Aku pun segera memasukkan kontolku ke dalam pantatnya. Dengan posisi duduk aku pun menghentakkan pantatku maju dan mundur untuk menikmati lubang pantat yang telah kulubangi oleh kontol kebanggaanku ini. Kami pun sama sama mengerang menikmati seks ini. Perlahan kemudian cepat, aku pun membuat variasi kecepatan saat bergoyang dipantatnya.

Bosan dengan gaya itu, kami pun beralih posisi ke gaya anjing. Aku pun berdiri di bawah kasurku sementara Claude tidur di ujung kasurku sambil menunggingkan pantatnya agar dapat dengan mudah dimasuki oleh kontolku. Segera aku memegang pantatnya dan memasukkan lagi kontolku. Aku pun sekali lagi memaju mundurkan pantatku dan sesekali memukul dengan santai pantatnya yang empuk. Aku semakin mempercepat gerakan seksku pada Claude dan ia semakin menyukainya. Tak hanya Claude, Aku pun semakin mendapatkan energi yang besar karena seks yang kami berdua lakukan. Aku jadi makin menjadi dan bergairah dengan permainan seks kami.

Hampir setengah jam, aku dan Claude sudah melakukan berbagai macam gaya bermain seks. Claude pun sudah 2 kali ejakulasi sedangkan aku masih belum puas dengan hal itu. Kontolku masih saja menegang dan ingin terus dipuaskan. Karena sudah capai, Claude pun menghentikan aksinya dan berganti mengulum kontolku. Aku pun membiarkannya dan sadar bahwa memang nafsuku begitu besar dan berbeda dengan umat manusia seperti dia. Namun hebatnya Claude, ia dapat memuaskanku meskipun hanya dengan mengulum kontolku ini. Dengan mulut dan tangannya, ia mempermainkan kontolku layaknya lolipop kesukaannya. Tak hanya itu, kedua bijiku juga habis dilahap olehnya. Sampai pada akhirnya aku pun merasakan tanda tanda ejakulasi. Sementara itu, Claude justru semakin mempercepat isapannya pada kontolku hingga akhirnya air maniku keluar tak terkira memenuhi mulutnya hingga keluar mengenai wajahnya. Aku memuntahkan sperma berhargaku sampai 5 kali semprotan hingga Claude kualahan menampungnya. Ia pun kemudian menelan air maniku dan membersihkan kontolku yang masih berceceran sperma. Ia sepertinya juga mendapatkan energi yang besar ketika spermaku ditelannya. Kami pun kemudian tidur dalam kondisi telanjang bulat dan berpelukan di ranjangku yang nyaman. Beruntung Jake tidak menganggu kami dengan tangisannya, sehingga kami berdua bisa tidur nyenyak malam ini.

Hei guys, sepertinya ada part yg kurang di ceritaku ini.  Silahkan dibaca ya versi taman bunga beracun.  Dan author janji akan buat versi update terbaru setelah episode permohonan William ini. Terima kasih

A Magic Book & The Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang