---
Tulisan miring berarti flashback
Warning, ini imajinasiku aja kalau kalian gak nyaman bisa langsung ke bagian akhir chapter ini~Tentang Hoseok~
Hoseok kecil adalah anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan di pinggir kota. Dia tumbuh menjadi anak lelaki yang memiliki kepribadian ceria juga tidak kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Hoseok kecil juga memiliki hobi melukis seperti ibunya. Hidup masa kecilnya berjalan normal seperti teman sepermainannya yang lain, sampai dia menjadi saksi ketika tetangganya sedang bekerja. Yang pekerjaannya adalah pembunuh bayaran.
Bagaimana pria paruh baya itu menyayat tubuh korbannya begitu saja dengan pisau yang dipegang. Darah melumuri jasad itu tapi Hoseok masih betas bersembunyi dan menyaksikan.
Sejak saat itu Hoseok kecil masih memiliki hobi melukis, tapi melukis ditubuh manusia kali ini dengan pisau. Baik ayah dan ibu Hoseok tidak tahu tentang hobi baru anak semata wayang mereka ini.
Percobaan yang pertama dia lakukan adalah ke temannya sendiri. Saat itu mereka sedang bermain berdua di bukit yang letaknya lumayan jauh dari kawasan rumah. Hoseok kecil yang saat itu membawa pisau--pisau milik ibunya yang dia ambil dari dapur--meminta temannya itu untuk menjadi kanvas lukisannya. Tentu saja teman Hoseok menolak dan berusaha menghindari Hoseok kecil.
Tapi Hoseok kecil lebih cepat, pisau yang tadinya ditangan Hoseok kecil kini berpindah menancap di kaki temannya yang kini berteriak kesakitan. Tapi tentu tidak ada yang mendengar teriakan anak itu, Hoseok kecil sudah merencakan kemungkinan yang akan terjadi.
"Kau berisik sekali, tenang saja aku hanya meminjam tubuhmu sebentar untuk menjadi kanvas lukisanku."
Hoseok kecil tidak peduli dengan teriakan ketakutan temannya itu. Dengan cepat menarik pisaunya lalu merobek atasan temannya.
Hoseok kecil tersenyum lebar ketika sayatan pertama dia bubuhkan dipunggung temannya. Akalnya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Tidak bisa melihat jika yang dilakukannya sekarang adalah salah.
Suara teriakan dan tangisan temannya seperti menjadi lagu dari radio yang biasa menemani Hoseok kecil melukis. Begitu membangkitkan semangatnya untuk terus melukis disana.
Tidak terasa sudah banyak sayatan yang dia lakukan di tubuh temannya dan darah dimana-mana.
"Hei hasilnya tidak buruk kalau kau mau tahu kawan." Hoseok kecil memberitahu temannya yang sedari tadi sudah tidak bersuara dan bergerak.
"Hey kenapa kau mengacuhkanku? Kenapa sekarang kau diam saja?" Hoseok kecil memajukan bibir bawahnya karena merasa diabaikan.
"Tidak seru sekali kau ini." Hoseok kecil membalikkan tubuh kawannya dan terkejut karena mendapati wajah anak lelaki itu sudah pucat dan sudah tidak menghembuskan nafas lagi. Teman Hoseok itu sudah tewas.
Hoseok kecil tentu panik karena kenapa temannya tidak bernafas lagi. Akhirnya Hoseok kecil memutuskan untuk menggali lubang di dekat pohon yang ada disana dengan bantuan batu berujung tajam yang dia temukan. Dia tidak tahu kenapa harus menggali lubang, sesuatu dipikirannya mengatakan untuk membuatkan lubang bagi temannya itu.
~~~
Hari sudah hampir gelap dan Hoseok kecil sudah mengubur temannya di lubang galian tadi. Kini tubuh Hoseok kecil sudah kotor dengan tanah, menyamarkan noda darah yang sebelumnya ada disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Slave; Jungkook
Fiksi PenggemarPark Jihoo yang menjadi budak si mafia kejam, Jeon Jungkook. BTS fanfic, Jungkook x OC Mengandung Rate M untuk adegan kekerasan and adegan ranjangnya (amatir)